Vous êtes sur la page 1sur 13

OKTA DINANDA

16.51.017788
 Perumusan mukaddimah anggaran dasar muhammadiayah baru terealisasi
pada masa muhammadiyah di bawah kepemimpinan ki bagus hadikusumo (1942-
1953). Setelah melewati empat periode kepemimpinan.
 1. Periode K.H.Ahmad Dahlan (1912-1923)
 2. Periode K.H.Ahmad Ibrahim (1923-1934)
 3. Periode K.H.Hisyam (1934-1936)
 4. Periode K.H.Mas Mansur (1936-1942)
 Latar belakang disusunnya Muqaddimah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus
Hadikusumo dan kawan-kawannya tersebut, adalah :
 a. Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah.
 b. Adanya kecenderungan kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah yang
menampakkan gejala menurun sebagai akibat terlalu berat mengejar kehidupan
duniawi.
 c. Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung
atau tidak alngsung berhadapan denagn faham dan keyakinan hidup
Muhammadiyah.
 d. Dorongan disusunnya pembukaan undang-undang RI tahnu 1945.
 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM) merupakan rumusan
konsepsi yang bersumberkan Al-Qur’an dan As-sunnah tentang pengabdian
manusia kepada allah, amal, dan perjuangan setiap manusia muslim .
Sejarah Perumusan AD Muhammadiyah

 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah disusun dan


dirumuskan baru pada periode Ki Bagus Hadikusumo, sebab-
sebabnya antara lain:
1. Belum adanya kepastian rumusan tentang cita-cita dan dasar
perjuangan Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan membangun
Muhammadiyah bukannya didasarkan pada teori yang terlebih
dahulu dirumuskan secara ilmiah dan sistematis, akan tetapi apa
yang telah diresapinnya dari pemahaman agama yang bersumber
pada Al-Qur’an dan Hadist beliau segara diwujudkan dengan
amalan yang
 2. Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah
menampakkan gejala menurun, akibat terlalu berat
mengejar kehidupan duniawi. Perkembangan masyarakat
terus maju, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak henti-
hentinya menyajikan hal-hal yang membuat manusia kaget
dan mencengangkan, membuat dunia semakin ciut dan
sempit, pengaruh budaya secara timbal balik terjadi dengan
lancarnya antara satu negara dengan negara lainnya baik
yang bersifat positif ataupun bersifat negatif.
 3. Makin kuatnya berbagai pengaruh dari luar yang
langsung atau tidak berhadapan dengan faham dan
keyakinan Muhammadiyah bersama dengan perkembangan
zaman yang membawa berbagai perubahan dalam
masyarakat, maka tidak ketinggalan pengaruh cara-cara
berfikir, sikap hidup atau pandangan hidup masuk
ketengah-tengah masyarakat Indonesia.Selain banyak yang
bermanfaat, tak sedikit yang dapat merusak keyakinan dan
faham Muhammadiyah.
 4. Dorongan disusunnya prambul UUD 1945 sesaat menjelang
proklamasi kemerdekaan negara republik indonesia tanggal 17 Agustus
1945, tokoh-tokoh pergerakan bangsa indonesia dihimpun oleh
pemerintah jepang dalam wadah “Badan Penyelidik”usaha persiapan
kemerdekaan indonesia (BPUPKI), Pada saat merumuskan materi
tersebut, para pimpinan pergerakan bangsa indonesia benar-benar
memusyawarakan secara matang dengan disertai debat yang seru antara
satu denagn yang lain, yang ditempuh demi mencari kebenaran.
Pengalaman ini dialami sendiri oleh Ki Bagus Hadikusumo yang
kebetulan terlibat didalamnya karena termasuk sebagai anggota BPUPKI.
Beliau merasakan betapa pentingnya rumusan piagam jakarta, sebab
piagam ini akan memberiakan gambaran kepada dunia luar atau kepada
siapapun tentang cita-cita dasar, pandangan hidup serta tujuan luhur
bangsa indonesia bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada saat periode Ki Bagus Hadikusumo, adanya “Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah” benar-benar sudah sangat diperlukan
karena adanya beberapa alasan dan kemyataan tersebut.

Fungsi Muqaddimah AD Muhammadiyah


 Bagi persyarikatan Muhammadiyah Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah berfungsi sebagai “jiwa dan semangat pengabdian serta
perjuangan persyarikatan Muhammadiyah”.
Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah merupakan salah satu landasan struktural
persyarikatan Muhammadiyah selain khittah perjuangan Muhammadiyah, dan
keputusan-keputusan Muhammadiyah.
Adapun maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh persyarikatan Muhammadiyah
sebagaimana yang dicantumkan dalam
AD pasal 6 berbunyi : “Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya”.
Sementara itu, usaha Muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha,
program, dan kegiatan meliputi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 (14
sub sistem), yaitu:
 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman,
meningkatkan pengalaman, serta menyebarluaskan ajaran islam dalam berbagai
aspek kehidupan.
 2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam daalm berbagai
berbagai aspek kehidupan untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
 3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, shadakah, hibah,
dan amal shalih lainnya.
 4. Meningkatkan harkat martabat dan kualitas sumber daya manusia agar
berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia.
 5. Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan,
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
meningkatkan penelitian.
 6. Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan
hidup yang berkualitas.
 7. Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
 8. Memelihara, mengembangkan, dan mendayagunakan sumber daya
alam dan lingkungan untuk kesejahteraan.
 9. Mengembangkan komunikasi, ukhuwah, dan kerjasama dalam
berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri.
 10. Memelihara keutuhan bangsa serta berperan aktif dalam
kekehidupan berbangsa dan bernegara.
 11. Membina dan meningkatkan kualitas serta kuantitas anggota sebagai
pelaku gerakan.
 12. Mengembangkan sarana, prasarana, dan sumber dana untuk
mensukseskan gerakan.
 13. Mengupayakan penegakan hukum, keadilan, dan kebenaran, serta
meningkatkan pembelaan terhadap masyarakat.
 14. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan
Muhammadiyah.
Pasal tentang Anggaran Dasar Muhammadiyah
 Pasal 1 : Nama
Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah.
 Pasal 2 : Pendirian
Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan
tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Yogyakarta untuk jangka waktu tidak terbatas.
 Pasal 3 : Tempat kedudukan
Muhammadiyah berkedudukan di Yogyakarta.
 Pasal 4 : Identitas dan Asas.
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber pada
Al-Qur’an dan As-sunnah.

Muhammadiyah berasas Islam.


 Pasal 5 : Lambang
Lambang Muhammadiyah adalah Matahari bersinar utama dua belas, ditengah bertuliskan (
Muhammadiyah) dan dilingkari kalimat (Asyhadu an la ilaaha illa Allaah wa asyhadu anna Muhammadan
Rasuul Allaah.
 Pasal 6 : Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga\
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
 Pasal 7 : Usaha
Untuk mencapai maksud dan tujuan Muhammadiyah melaksanakan dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar
dan Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.
Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, yang macam dan
penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Penentu kebijakan dan penanggung jawab amal usaha, program, dan kegiatan, adalah pimpinan
Muhammadiyahan.
 Anggaran Rumah Tangga
 Pasal 39 anggaran rumah tangga
 1. Anggaran Rumah Tangga menjelaskan dan mengatur hal-hal yang tidak diatur
dalam Anggaran Dasar.
 2. Anggaran Rumah Tangga dibuat oleh pimpinan pusat berdasarkan Anggaran
dasar dan disahkan oleh Tanwir.
 3. Dalam keadaan yang sangat memerlukan perubahan, pimpinan pusat dapat
mengubah Anggaran Rumah Tangga dan berlaku sampai disahkan oleh Tanwir.
 Pasal 41 Perubahan Anggaran Dasar
 1. Perubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Muktamar.
 2. Rencana perubahan Anggaran Dasar diusulkan oleh Tanwir dan harus sudah
tercantum dalam acara Muktamar.
 3. Perubahan Anggaran dinyatakan sah apabila diputuskan oleh sekurang-
kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar yang hadir.
 Pasal Tentang Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
 Pasal 1 Kedudukan
 1. Muhammadiyah berkedudukan ditempat didirikannya, yaitu yogyakarta.
 2. Pimpinan pusat sebagai himoinan tertinggi memimpin muhammadiyah secara
keseluruhan dan menyelenggarakan aktivitasnya di dua kantor, Yogyakarta.
 Pasal 2 Lambang dan bendera
 1. Lambang Muhammadiyah dalam anggaran dasar pasal 5
 2. Bendera Muhammadiyah berbentuk persegi panjang berukuran 2
berbanding 3 bergambar lambang muhammadiyah ditengah dan tulisan
muhammadiyah dibawahnya, berwarna dasar hijau denagn tulisan dan gambar
berwarna putih.
 Pasal 3 usaha
 Usaha muhammadiyah yang diwujudkan dalam bentuk amal usaha dan kegiatan meliputi :
 1. Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pengalaman serta menyebar luaskan
ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan .
 2. Memperdalam dan mengembangkan pengkajian ajaran islam dalam berbagai aspek kehidupan
untuk mendapatkan kemurnian dan kebenarannya.
 3. Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, wakaf, sadaqah, dan amal shalih lainnya.
 Pasal 4 keanggotaan
 1. Anggota biasa harus memenuhi pesyaratan sebagai berikut:
 A. Warga negara Indonesia beragama islam
 B. Laki-laki atau perempuan berumur 17 tahun atau sudah menikah
 C. Menyetujui maksud dan tujuan muhammadiyah
 D. Bersedia mendukung dan melakukan usaha-usaha muhammadiyah
 E. Mendaftarkan diri dan membayar uang pangkal
 2. Anggota luar biasa ialah seorang yang bukan warga negara Indonesia, beragama islam, setuju
dengan maksud tujuan muhammadiyah serta bersedia mendukung amal usahanya.
 3. Anggota kehormatan
 4. Tatacara menjadi anggota diatur sebagai berikut :
 A. Anggota Biasa
 1. Mengisi formulir dan mengisi persyaratannya
 2. Pimpinan cabang meneruskan permintaan tersebut kepada pimpinan pusat denagn disertai
pertimbangan
 3. Diberi kartu tanda anggota
 B. Anggota Luar biasa dan anggota kehormatan tatacaranya diatur oleh pimpinan pusat
 5. Pimpinan pusat dapat melimpahkan wewenang penerimaan permintaan menjadi anggota biasa
dan memberikan kartu tanda anggota muhammadiyah pada pimpinan wilayah
 6. Hak anggota
 7. Kewajiban anggota biasa, luar biasa dan kehormatan
 8. Anggota biasa, luar biasa dan kehormatan berhenti karena hal-hal tertentu
 9. Tata cara pemberhentian anggota
 Pasal 5 ranting
 Ranting adalah kesatuan anggota disuatu tempat atau kawasan yang terdiri atas sekurang-
kurangnya 15 orang yang berfungsi melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota
 Pasal 6 cabang
 Cabang adalah kesatuan ranting disuatu tempat yang terdiri atas sekurang-kurangnya
3 ranting.
 Pasal 7 daerah
 Daerah adalah kesatuan cabang dikabupaten atau kota ayng terdiri atas sekurang-
kurangnya 3 cabang.
 Pasal 8 Wilayah
 Wilayah adalah kesatuan daerah provinsi yang terdiri atas sekurang-kurangnya 3
daerah.
 Pasal 9 Pusat
 Pusat adalah kesatuan wilayah dalam negara republik Indonesia
 Pasal 10 pemimpin pusat
 Pimpinan pusat bertugas :
 v Menetapkan kebijakan Muhammadiyah berdasarkan keputusan Muktamar dan Tanwir, serta
memimpin dan mengendalikan pelaksaannya.
 v Membuat pedoman kerja dan pembagian wewenang bagi para anggotanya.
 v Membimbing dan meningkatkan amal usaha serta kegiatan wilayah,
 v Membina, membimbing, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan kegiatan unsur
pembantu pimpinan dan organisasi otonom tingkat pusat.
 Anggota pimpinan pusat dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 Anggota pimpinan pusat harus berdomisili di kota tempat kantor pimpinan pusat atau di
sekitarnya.
 Pasal 11 : Pimpinan Wilayah
 Pimpinan wilayah bertugas menetapkan kebijakan Muhammadiyah dalam
wilayahnya berdasarkan kebijakan pimpinan pusat, keputusan Musyawarah
wilayah, Musyawarah pimpinan tingkat wilayah, dan rapat pimpinan tingkat
wilayah.
 Pimpinan wilayah berkantor di ibu kota propinsi.
 Anggota pimpinan wilayah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 Anggota pimpinan wilayah harus berdomisili di kota tempat kantor pimpinan
wilayah atau disekitarnya.
 Pasal 12 pimpinan daerah
 Pimpinan daerah berkantor di ibu kota kabupaten/kota.
 Anggota pimpinan daerah dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 Anggota pimpinan daerah harus berdomisili di kabupaten/ kotanya.
 Pasal 13 pimpinan cabang
 Anggota pimpinan cabang dapat terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 Anggota pimpinan cabang harus berdomisi dicabangnya.
 Pimpinan cabang menunjuk salah seorang wakil ketua pimpinan cabangnya tidak
dapat menunaikan tuagsnya sebagai anggota musyawarah pimpinan tingkat
daerah.
 Pasal 14 pimpinan ranting
 Anggota pimpinan ranting terdiri dari laki-laki dan perempuan.
 Anggota pimpinan cabang harus berdomisili di rantingnya.
 Pasal 15 pemilihan pimpinan  Pasal 29 keabsahan
 Pasal 16 Masa jabatan musyawarah
pimpinan  Pasal 30 keputusan
 Pasal 17 ketentuan luar biasa musyawarah
 Pasal 18 penasehat  Pasal 31 kepemimpinan
 Pasal 19 Unsur pembantu  Pasal 32 rapat kerja pimpinan
pimpinan  Pasal 33 rapat kerja unsur
 Pasal 20 Organisasi otonom pembantu pimpinan
 Pasal 21 muktamar  Pasal 34 pengelolahan
 Pasal 22 mukramar luar biasa keuangan dan kekayaan
 Pasal 23 tanwir  Pasal 35 pengawasan
 Pasal 24 musyawarah wilayah keuangan dan kekayaan
 Pasal 25 musyawarah daerah  Pasal 36 laporan
 Pasal 26 musyawarah cabang  Pasal 37 ketentuan lain-lain
 Pasal 27 musyawarah ranting  Pasal 38 penutup
 Pasal 28 musyawarah
pimpinan

Vous aimerez peut-être aussi