Vous êtes sur la page 1sur 35

Oleh :

Nama : Meutia
NIM : 0707101010067

Pembimbing : dr. Nurjannah, Sp. A (K)


Asma Bronkial
Penyakit jalan nafas obstruktif intermiiten.
reversibel, dimana trakeobronkial berespon
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
 WHO Memperkirakan 100-150 juta
penduduk dunia menderita asma.

 Depkes : 10 besar penyebab kesakitan dan


kematian di RS
 Indonesia belum diketahui
 Anak sekolah (13-14 tahun) : 2,1 % 5,2%
 Anak SD (6-12 tahun) : 3,7-6,4 %
1. Faktor Genetik

2. Faktor Lingkungan

3. Faktor Lain
FAKTOR RISIKO FAKTOR RISIKO

INFLAMASI

HIPERAKTIVITAS OBSTRUKSI
BRONKUS BRONKUS

GEJALA
Pedoman Nasional Asma Anak :

Asma Episodik Jarang

Asma Episodik Sering

Asma Persisten
Asma Menurut Derajat Serangan

Asma Ringan

Asma Sedang

Asma Berat
Tanda :
 Rekuren dan episodik
 Mengi
 Penggunaan otot-otot tambahan pernafasan
 Meningkatnya laju pernafasan
 Menurunnya FEV1
 Menurunya FEV1/FVC
 Menurunnya PEV
Gejala :
 Dispnea (tidak bisa bernafas)
 Batuk (tidak produktif)
 Dada seperti diikat/ditekan
 Ansietas/kecemasan
 Saat Serangan
Pada serangan asma obat-obat yang digunakan
adalah :
 Bronkodilator (β2 agonis kerja cepat dan
ipratropium bromida)
 Kortikosteroid sistemik

Penatalaksanaan asma jangka panjang :


 Edukasi
 Obat asma (pengontrol dan pelega)
 Menjaga kebugaran
 Obat asma yang digunakan sebagai
pengontrol :
Inhalasi kortikosteroid
β2 agonis kerja panjang
Antileukotrien
Teofilin lepas lambat
 Nama : Andi Amrullah
 Umur : 9 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Alamat : Desa Neuheun
 No CM : 897746
 Tanggal Masuk : 16 Oktober 2012
 Tanggal Periksa : 19 Oktober 2012
 Keluhan Utama : Sesak nafas
 Keluhan tambahan : Batuk, demam, dan pilek
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas bertambah berat dalam
2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada saat sesak berlangsung,
keluarga membawa pasien ke RSIA dan di nebule disana. Namun,
sesak pasien tidak kunjung membaik sehingga keluarga
memutuskan membawa pasien ke RSUZA. Pasien memang sudah
sering mengalami sesak berulang. Menurut pengakuan ibu
pasien, saat sesak berlangsung pasien lebih suka dalam keadaan
duduk dan berbicara terengah-engah seperti orang yang sedang
kecapaian. Sebelum timbul sesak, pasien memang sedang
menjalani aktivitas yang padat. Pasien mengikuti kegiatan les
dan ekstrakurikuler yang menyebabkan pasien kelelahan. Sesak
pertama kali muncul sejak pasien berumur 3 bulan.
Sesak muncul saat pasien kelelahan dan sedang banyak
pikiran seperti bila akan menghadapi ujian. Sesak juga dapat
ditimbulkan bila cuaca dingin, pasien terkena kipas angin, dan
minum es,Pasien sering mengalami sesak setiap 3 bulan sekali.
Orangtua pasien selalu membawa pasien untuk dilakukan nebule
di RSIA dan biasanya langsung membaik setelah sekali nebule.
Tetapi, sesak yang saat ini dialami pasien tidak kunjung
membaik dengan hanya sekali nebule di RSIA sehingga keluarga
memutuskan membawa pasien ke RSUZA. Pasien rutin untuk
kontrol ke poli anak setiap 3 bulan sekali biasanya setelah sesak
berlangsung pada malamnya. Pasien juga mengeluhkan batuk
berdahak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
juga sering menderita alergi yang makin memberat bila pasien
kelelahan. Pasien alergi terhadap udara dingin, kipas angin,
debu, dan es. Pasien juga alergi terhadap udang bila keadaan
pasien sedang tidak sehat, namun bila keadaan pasien sehat
pasien tidak alergi terhadap udang.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Asma bronkial dan alergi
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga dari ayah pasien ada yang menderita
penyakit yang sama (paman pasien)
 Riwayat Penggunaan Obat
Nebule di RSIA, tapi orangtua pasien tidak tahu
cairan yang digunakan
 Riwayat Kelahiran
Pasien merupakan anak kedua. Anak pertama
berumur 13 tahun. Anak ketiga meninggal pada
usia 7 hari karena sesak nafas. Pasien lahir
secara SC di rumah sakit ditolong oleh dokter
spesialis dengan berat badan lahir 3000gram.
 Riwayat Pemberian Makanan
0 – 3 Bulan : ASI
3 - 6 Bulan : ASI
6 – 9 Bulan : ASI + bubur nestle
9 – 12 Bulan: ASI +bubur nestle
1-1,5 tahun :ASI + bubur nestle
1,5 tahun- 9 tahun : Nasi dewasa

 Riwayat Perkembangan
0 – 3 Bulan : Menengadahkan kepala
3– 6 Bulan : Belajar untuk tengkurap
6– 9 Bulan : Bisa mengangkat kepala, merangkak dan duduk
dengan dibantu
9 – 12 Bulan: Sedang belajar berjalan
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Heart rate : 96 x / menit
 Respiratory rate : 24 x / menit
 Temperatur : 36,0 ˚C
 Berat Badan Sekarang : 28,5 kg
 Tinggi Badan Sekarang : 134,5 cm
 BB/U = 28,5/29 X 100% = 98,2%
 TB/U = 134,5/134 x 100% = 100,3%
 BB/TB = 28,5/29 x 100% = 98,2%

 Kesimpulan : normoweight
 Kulit
 Warna : sawo matang
 Turgor : Cepat kembali
 Sianosis : (-)
 Ikterus : (-)
 Oedema : (-)
 Anemia : (-)

 b. Kepala
 Rambut :Hitam, sukar dicabut, tebal
 Wajah :Simetris, edema (-)
 Mata :Conjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-)
 Telinga :Serumen (-/-)
 Hidung :Sekret (+/+), nafas cuping hidung (+)
 Mulut :
Kesimetrisan : Simetris,
Bibir : Bibir pucat (-), mucosa basah (+), sianosis (-)
Lidah :Tremor (-), hiperemis (-)
Tonsil :Hiperemis (-/-)
Faring : Hiperemis (-)
 c. Leher
 Inspeksi : Simetris
 Palpasi : JVP (N) R-2 cm H2O. Pembesaran KGB (-)
 Thorax
 Inspeksi
 Statis : kesan normal
 Dinamis : kesan normal, retraksi (-
/-)
 Axilla : Pembesaran KGB (-)
 Palpasi :
Stem Fremitus Paru Kanan Paru Kiri
Lapangan Paru Atas Normal Normal

Lapangan Paru Normal Normal


Tengah
Lapangan Paru Normal Normal
Bawah
 Perkusi :
Paru Kanan Paru Kiri
Lapangan Paru Atas Sonor Sonor
Lapangan Paru Sonor Sonor
Tengah
Lapangan Paru Sonor Sonor
Bawah

 Auskultasi :
Suara Nafas Pokok Paru Kanan Paru Kiri

Lapangan Paru Atas Vesikuler Vesikuler

Lapangan Paru Vesikuler Vesikuler


Tengah
Lapangan Paru Vesikuler Vesikuler
Bawah
Suara Nafas Tambahan Paru Kanan Paru Kiri

Lapangan Paru Atas Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)

Lapangan Paru Tengah Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)

Lapangan Paru Bawah Rh (-), Wh (+) Rh (-), Wh (+)


 Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Auskultasi : BJ I > BJ II, regular, bising (-)

 Abdomen
 Inspeksi : Simetris, distensi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muscular (-)
◦ Hepar : Tidak teraba
◦ Lien : Tidak teraba
◦ Ginjal : Ballotement (-)
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Auskultasi : Peristaltik usus normal

 Genitalia : Tidak diperiksa


 Anus : Dalam batas normal
 Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB (-)
 Ekstremitas :
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
Turgor Kembali Kembali Kembali Kembali
Cepat Cepat Cepat Cepat
Kekuatan Otot 5555 5555 5555 5555

Refleks Biceps +2 +2 +2 +2

Refleks Triceps +2 +2 +2 +2

Refleks Patella +2 +2 +2 +2

Refleks +2 +2 +2 +2
Achilles
Refleks - - - -
 A.G C S : E4 M6 V5 = 15
 Pupil : isokor, 3 mm/3 mm
 Reflek Cahaya Langsung : +/+
 Reflek Cahaya Tidak Langsung : +/+
Tanda Rangsang Meningeal
 Kaku kuduk : -
 Laseque : -
 Kernig : -
 Peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) : -

 B. Gerakan Abnormal : (-)

 C. Fungsi Vegetatif
 Miksi : Inkontinensia Urine (-)
 Defekasi : Inkontinensia Alvi (-)

 D. Koordinasi, Cara Berjalan dan keseimbangan : Dalam batas normal


Hasil laboratorium tanggal 15 Oktober 2012 :
 Hb : 11 g/dl
 Leukosit : 11,5 x 10³ ul
 Hematokrit : 30 %

Hasil laboratorium tanggal 18 Oktober 2012


 Hb : 13,5 g/dl
 Leukosit :7,8 x 103 /ul
 Trombosit :437 x 103 /ul
 Hematokrit : 37%
 LED :52 mm/jam
 Diftell : 1/0/2/52/41/4
Foto Thoraks AP (15 Oktober 2012) :
 Cor : Besar dan bentuk normal
 Pulmo : Tidak tampak infiltrat Sinus
Phrenicostalis kanan kiri, anterior posterior
tajam, Retrosternal dan retrocardial space
normal
 Kesimpulan : normal
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Sesak nafas bertambah berat dalam 2 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pada saat sesak berlangsung, keluarga membawa pasien ke
RSIA dan di nebule disana. Namun, sesak pasien tidak kunjung membaik
sehingga keluarga memutuskan membawa pasien ke RSUZA. Pasien memang
sudah sering mengalami sesak berulang. Menurut pengakuan ibu pasien,
saat sesak berlangsung pasien lebih suka dalam keadaan duduk dan
berbicara terengah-engah seperti orang yang sedang kecapaian. Sebelum
timbul sesak, pasien memang sedang menjalani aktivitas yang padat. Pasien
mengikuti kegiatan les dan ekstrakurikuler yang menyebabkan pasien
kelelahan. Sesak pertama kali muncul sejak pasien berumur 3 bulan. Sesak
muncul saat pasien kelelahan dan sedang banyak pikiran seperti bila akan
menghadapi ujian. Sesak juga dapat ditimbulkan bila cuaca dingin, pasien
terkena kipas angin, dan minum es. Pasien sering mengalami sesak setiap 3
bulan sekali. Orangtua pasien selalu membawa pasien untuk dilakukan
nebule di RSIA dan biasanya langsung membaik setelah sekali nebule. Tetapi,
sesak yang saat ini dialami pasien tidak kunjung membaik dengan hanya
sekali nebule di RSIA sehingga keluarga memutuskan membawa pasien ke
RSUZA. Pasien rutin untuk kontrol ke poli anak setiap 3 bulan sekali biasanya
setelah sesak berlangsung pada malamnya. Pasien juga mengeluhkan batuk
berdahak sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga sering
menderita alergi yang makin memberat bila pasien kelelahan. Pasien alergi
terhadap udara dingin, kipas angin, debu, dan es. Pasien juga alergi terhadap
udang bila keadaan pasien sedang tidak sehat, namun bila keadaan pasien
sehat pasien tidak alergi terhadap udang.
Pada pemeriksaan umum didapatkan kesadaran
compos mentis, frekuensi nadi : 96 x/menit, frekuensi
napas : 24 x/menit, suhu : 36,00 c, keadaan umum : baik,
mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
jantung : bunyi jantung I dan bunyi jantung II normal,
murmur (-), gallop (-). Paru : vesikular, rh -/-, wh +/+,
retraksi (-). Abdomen : soepel, nyeri tekan (-), defans (-),
bising usus (+) normal, ekstremitas : akral hangat, perfusi
perifer baik. Status neuorologis: G C S : E4 M6 V5, pupil
isokor 3 mm/ 3 mm, Reflek cahaya langsung (+/+), Reflek
cahaya tidak langsung (+/+). Motorik : ektremitas atas
5555/5555; ektremitas bawah 5555/5555, refleks
fisiologis +/+, refleks patologis -/-, sensorik: dalam
batas normal, fungsi otonom dalam batas normal.
Asma serangan sedang episodik sering +
Bronkitis
1. Non Medikamentosa
- Bed rest
- O2 1-2 Liter/i nasal kanul (k/p)

2. Medikamentosa
IVFD Dextrose 5% + NaCl 0,45 % 15 gtt/i (mikro)
Injeksi Ampicillin 1 gr/6 jam/IV
Injeksi Cefotaxime 1gr/6 jam/IV
Paracetamol 3 x 300 mg
Nebule Combivent + NaCl 0,9% 2cc/6 jam
Diet MB 1670 kkal dengan 60 gr protein
 Quo ad Vitam : dubia ad bonam
 Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
 Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi