Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KELOMPOK 6
PENYAKIT ASMA,
STATUS ASMATIKUS,
ATELEKTASIS
1. Penyakit Asma
Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten,
reversible di mana trakea dan bronki berespons dalam
secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan napas,
yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Tingkat
penyempitan jalan napas dapat berubah baik secara
spontan atau karena terapi. Asma berbeda dari penyakit
paru obstruktif dalam hal bahwa asma adalah proses
reversibel.
Jenis-Jenis Asma
• Asma alergik disebabkan oleh alergen atau alergen-
alergen yang dikenal (misalkan serbuk sari,
binatang, makanan, dan jamur). Kebanyakan
alergen terdapat di udara dan musiman.
• Asma idiopatik atau nonalergik tidak berhubungan
dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti
common cold, infeksi traktus respiraorius, latihan,
emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan
Etiologi
• Faktor Predisposisi
Genetik, dimana yang diturunkan adalah bakat
alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit
alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga
menderita penyakit alergi. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
Faktor Presipitasi
1. Alergen
ALERGEN
INHALAN INGESTAN
masuk melalui
saluran pernapasan
(ex: debu, bulu yang masuk melalui
binatang, mulut (ex: makanan
serbuk bunga, spora dan obat-obatan)
jamur, bakteri dan
polusi)
2. Perubahan Cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang
dingin sering mempengaruhi asma. Kadang-
kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti: musim hujan, musim kemarau, musim
bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bungadandebu.
3. Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi
pencetus serangan asma, selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang
sudah ada. Karena jika stressnya belum
diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.
4. Lingkungan Kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan
sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan dimana dia bekerja.
Misalnya orang yang bekerja di
laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik
asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik
pada waktu libur atau cuti.
Patofisiologi
Beberapa individu dengan asma mengalami respons imun
yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang
dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam
paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan
ikatan antigen dengan atibodi, menyebabkan pelepasan
produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamin,
bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi
yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam
jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan
napas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan
membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat
banyak.
Manifestasi Klinis
Tiga gejala umum asma adalah batuk, dispnea, dan mengi.
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan
rasa sesak di dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat,
mengi, laborious. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang
disbanding inspirasi, yang mendorong pasien untuk tegak dan
menggunakan setiap otot-otot aksesori pernapasan. Jalan napas
yang tersumbat menyebabkan dispnea. Batuk pada awalnya
susah dan kering tetapi segera menjadi lebih kuat. Sputum, yang
terdiri atas sedikit mucus sedikit mengandung masa gelatinosa
bulat, kecil yang dibatukkan dengan susah payah. Tanda
selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia
hebat, dan gejala-gejala retensi karbon dioksida, termasuk
berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi.
Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Penyakit Asma
• Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
• Gejala : Pada klien dengan Asma gejala yang dapat
ditimbulkan antara lain keletihan,kelelahan, malaise,
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
karena sulit berafas, ketidakmampuan untuk tidur, perlu
tidur dalam posisi tinggi, dispnoe pada saat istirahat atau
respon terhadap aktivatas / latihan.