Vous êtes sur la page 1sur 12

APLIKASI PROSES

PERVAPORASI MATERIAL
Bahan Mentah
Secara tradisional, berbagai pelarut organik,termasuk heksana dan petroleum eter,
digunakan untuk ekstraksi minyak dari berbagai bahan baku karena memiliki
selektivitas yang tinggi dalam ekstraksi minyak. Minyak sangat larut dalam pelarut ini,
sedangkan air dan bahan lainnya hadir dalam bahan baku sangat sukar larut.
Prinsip Pervaporasi
Pervaporasi dikenal sebagai suatu teknik pemisahan dalam umpan berupa cairan berdasarkan
kemudahan menguapnya sebagian zat melalui membran permselective yang tidak berpori. Hasil
dari pervaporasi adalah uap dari permeat dan cairan induk. Penguapan sebagian zat melalui
membran menjadi dasar pemisahan dari pervaporasi. Driving force untuk transfer massa dari
umpan menjadi permeat adalah gradien dari potensial kimia yang ditentukan oleh perbedaan
tekanan uap permeat pada membran. Perbedaan tekanan uap pada prinsipnya dapat terjadi oleh
satu atau dua perbedaan variabel, slah satu cara adalah menurunkan tekanan total permeat pada
membran dengan menggunakan rankaian sistem kondensor dan vakum, atau dengan mengalirkan
gas inert pada permeat. Dua tipe proses yang dikenal adalah vacum pervoporation dan sweep gas
pervaporation, vacum pervaporation lebih sering digunakan. Dalam kedua cara tersebut uap
permeat diubah menjadi cairan dengan menggunakan kondensor. Pada prinsipnya, transfer massa
dari permeat dalam proses pervaporasi terjadi dalam tiga tahap berurutan.
 Absorbansi selektif dari umpan menuju membran.
 Difusi selektif melalui membran.
 Desorbsi menjadi uap permeat dari sisi permeat.
Dalam unit operasi yang lain, tahanan transfer massa eksternal perlu dipertimbangkan, begitu pula
pada proses pervaporasi, misalnya :
 Keterbatasan transfer massa pada lapisan batas cairan umpan ( fenomena polarisasi konsentrasi
).
 Keterbatsan transfer masssa pada bagian penyangga membran dikarenakan struktur komposit
yang bergantung pada tipe membran.
 Keterbatasan transfer massa dari uap permeat itu sendiri.
Gambar Skema proses pervaporasi
Dua pendekatan telah diperkenalkan dalam menggambarkan perpindahan massa dalam proses PV,
yaitu (i) model pelarutan dan difusi (solution-diffusion) yang dikembangkan oleh Wijman dan Baker
pada tahun 1995 dan (ii) model aliran dalam pori (pore flow) yang dikembangkan oleh Okada dan
Matsura pada thun 1991. Dalam model solution diffusion, tiga proses pemisahan dengan PV meliputi
sorpsi komponen permeant dari umpan ke membran, difusi permeant dalam membran dan desorpsi
permeant ke fase uap pada sisi permeat. Kelarutan (solubility) dan difusifitas (difusivity)
dipengaruhi oleh konsentrasi. Dalam model pore flow membran diasumsikan mempunyai pori
silinder yang lurus sepanjang ketebalan membran. Perpindahan massa terjadi dengan tiga tahapan,
yaitu perpindahan cairan dari fase umpan ke fase batas cair-uap, penguapan pada fase batas dan
perpindahan uap dari fase batas ke fase uap.
Pervaporative dealcoholization
Membran pervaporasi terdiri dari bahan hidrofobik, yaitu membran yang
istimewa menyerap senyawa organik dalam campuran dengan air, dan
diproduksi secara komersial pada pertengahan 1980-an. Salah satu aplikasi
pertama dalam pengolahan makanan yang dipertimbangkan untuk
membran kelas ini adalah dealcoholization minuman beralkohol termasuk
bir dan anggur, dan ada banyak publikasi di daerah ini. Ide dasar di balik
aplikasi ini: etanol meresapi melalui membran hidrofobik lebih mudah dari
pada air, proses dapat digunakan untuk ekstraksi etanol dari minuman
beralkohol. Masalah yang dihadapi pada aplikasi ini adalah bahwa senyawa
aroma dalam anggur atau bir umumnya jauh lebih hidrofobik dari etanol,
dan karena itu meresap melalui membran lebih mudah dari pada etanol.
Sebagai 4 konsekuensi,sejumlah air, banyak etanol dan sebagian besar
senyawa aroma yang dihilangkan, sehingga minuman dealkoholisasi dengan
rasa dengan mutu yang lebih rendah secara signifikan dengan yang awal
yang bahan.
Pervaporasi dalam pengolahan minyak nabati

Koseoglu dkk18 telah dijelaskan aplikasi yang menarik dari


pervaporasi dalam pengolahan minyak nabati. Secara tradisional,
berbagai pelarut organik, termasuk heksana dan petroleum eter,
digunakan untuk ekstraksi minyak dari berbagai bahan baku karena
memiliki selektivitas yang tinggi dalam ekstraksi minyak. Minyak
sangat larut dalam pelarut ini, sedangkan air dan bahan lainnya
hadir dalam bahan baku sangat sukar larut. Namun, banyak upaya
telah dilakukan untuk menggantikan pelarut untuk waktu yang
lama karena kekhawatiran tentang lingkungan dan keselamatan
kerja selama ekstraksi Proses, dan juga karena kemungkinan
terbawanya pelarut yang tersisa dalam minyak olahan akhir.
Heksana misalnya, dikenal sangat beracun serta menjadi sangat
mudah terbakar dan meledak.
Minyak sangat larut dalam isopropanol. Ketika sebuah isopropanol-
Campuran minyak didinginkan, campuran terpisah menjadi sebuah fasa oil-
rich dan fase oi-lpoor. Kedua karakteristik ini membuatnya menjadi
kandidat yang menjanjikan sebagai pelarut untuk minyak ekstraksi.
Namun, air juga sangat larut dalam isopropanol, dan ketika kadar air
isopropanol meningkat, kelarutan minyak di dalamnya akan menurun
sedangkan kelarutan dari bahan yang tidak diinginkan lainnya, seperti gula
dan fosfolipid, akan meningkat. Oleh karena itu diperlukan untuk
menghilangkan air yang ditransfer ke isopropanol selama ekstraksi untuk
menjaga selektivitas tinggi isopropanol untuk minyak dan tinggi kelarutan
minyak di dalamnya. konsentrasi paling baik dariisopropanol untuk
digunakan dalam ekstraksi minyak adalah >95%. Namun, ini menciptakan
komplikasi lebih lanjut seperti isopropanol dan air membentuk azeotrop
(uap-cair equilibrium, di mana konsentrasi isopropanol di uap dan 5 cair
sama) pada 88%; karena itu, isopropanol tidak dapat dimurnikan untuk
konsentrasi yang lebih tinggi dengan distilasi.
Pada pervaporasi, pemisahan didasarkan pada solusi mekanisme difusi, seperti diuraikan
di atas, dan karena itu tidak akan terpengaruh oleh azeotrop di campuran. Air dalam
campuran isopropanol-air dapat dihailangkan,hasil dari penaikan air dalam Campuran
isopropanol-air dengan konsentrasi yang baik untuk ekstraksi minyak. Proses yang
disarankan oleh Koseoglu,dkk.18 menggunakan campuran air-isopropanol yang sangat
terkonsentrasi untuk ekstraksi minyak. Campuran Air-minyak-isopropanol yang tertinggal
dalam extractor diuapkan, menghasilkan minyak yang jumlahnya sedikit di isopropanol
dan air, dan campuran isopropanol-air. Hasil dari Campuran isopropanol- air, kemudian air
yang terkandung dipisahkan dengan pervaporasi dan umpan kembali ke ekstraktor. Studi
percontohan menunjukkan bahwa teknik ini bisa menggantikan proses ekstraksi
tradisional, karena dapat menghasilkan minyak dalam jumlah sama, atau bahkan lebih
baik, dan kualitas yang sama dengan biaya yang lebih rendah. kebutuhan untuk
mengembangkan membran yang lebih baik dengan selektivitas yang lebih tinggi dan
kemungkinan pemisahan baru. Contoh perkembangan tersebut meliputi pembangunan
membran keramik dan zeolit untuk dehidrasi campuran organik dan pemisahan campuran
organik-organik 20,21.

Vous aimerez peut-être aussi