Vous êtes sur la page 1sur 28

LAPORAN KASUS

HERPES ZOSTER OFTALMIKUS

Oleh:
Dea Novichra Ayu Maharani (217.041.01048)

Dibimbing Oleh:
dr. I Gusti Ayu Kencana Wulan, Sp.KK

KEPANITRAAN KLINIK MADYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
LABORATORIUM ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI
2018
Status Penderita
• Nama : An. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 8 tahun
• Alamat : Jl. Ikan Cumi-Cumi RT 3 RW 3
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Suku Bangsa : Jawa
• Nomor RM : 196161
• Tanggal Pemeriksaan : 02 Juli 2018
Anamnesa
• Keluhan Utama :
Muncul plentingan pada mata kanan
• Riwayat penyakit sekarang :
Muncul plentingan pada mata kanan berisi cairan ± sejak 2 hari
yang lalu semakin lama semakin bertambah banyak pada daerah wajah
tepatnya pada daerah sekitar mata kanan dan di daerah kepala bagian
depan. Pasien juga merasa perih pada mata kanannya. Mata merah (+).
Tidak gatal. Ibu pasien mengatakan keluhan disertai dengan demam. Tidak
didapatkan keluhan penurunan penglihatan, penurunan pendengaran dan
nyeri telan.
Pada hari pertama pasien merasa nyeri
Riwayat Atopik pada: paha kanan atas disertai dengan
Tidak ada panas badan, kelelahan, dan nyeri kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pada hari ke-2 mulai timbul warna
Ibu pasien mengatakan pasien pernah menderita
kemerahan di permukaan kulit dan muncul
cacar air saat berusia 4 tahun
gerombolan bintil – bintil berisi cairan yang
Riwayat Kontak :
terasa panas dan nyeri di bagian paha
Tidak ada anggota keluarga, tetangga atau teman
kanan atas. Bintil – bintil tidak menyebar ke
kerja yang menderita penyakit serupa.
tempat lain maupun bagian kiri tubuh.
Riwayat Pengobatan :
Oleh ibu pasienPada hari
diberi ke-3 keluhan
acyclovir saleptidak
yangberkurang
dibeli
di apotik dan mengganggu aktivitasnya sehingga
pasien memutuskan berobat ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUD Kepanjen.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:
• Kesan tampak sakit, kesadaran compos mentis
(GCS E4V5M6)

Tanda vital :
• Tensi :tidak didapatkan data
• Nadi : tidak didapatkan data
• RR : tidak didapatkan data
• Suhu : tidak didapatkan data
• Kepala : dbn
• Dahi kanan : terdapat kelainan kulit
• Mata kanan : terdapat kelainan kulit
di palpebra
• THT : dbn
• Mulut : dbn
• GIT : dbn
• Leher : dbn
• Thorax : dbn
• Abdomen : dbn
• Sistem genetalia : dbn
• Ekstremitas sup. : dbn
• Ekstremitas inf. : dbn
Status Dermatologis
Regio Effloresensi
Fasialis Dextra Pada regio oftalmik, frontal dan scalp dekstra didapatkan
gambaran makula eritematosa batas tidak jelas, diatasnya
terdapat multiple vesikel bergerombol yang tidak melewati
garis tengah tubuh. Sementara kulit di sekitar gerombolan
tampak normal. Juga didapatkan gambaran sebagian vesikel
yang sudah pecah dan krusta kuning kecoklatan sampai
merah kehitaman, serta didapatkan gambaran erosi di
beberapa lokasi. Edema palpebra (+)
Resume
 Muncul plentingan pada mata kanan berisi cairan
± sejak 2 hari yang lalu semakin lama semakin
bertambah banyak pada daerah wajah tepatnya
pada daerah sekitar mata kanan dan di daerah
kepala bagian depan.
 Pasien juga merasa perih pada mata kanannya.
Mata merah (+).Tidak gatal.
 Ibu pasien mengatakan keluhan disertai dengan
demam.
 Riwayat penyakit dahulu pasien pernah cacar air
saat berusia 4 tahun.
 Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
 Tidak ada riwayat alergi.
Diagnosa Kerja
Usulan Pemeriksaan

• Pemeriksaan laboratorium
Tzanck smear :

akan ditemukan sel datia


berinti banyak, sel giant
multinuclear
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa

1. Menghindari garukan
2. Menjaga agar tetap bersih dan kering
untuk menghindari infeksi sekunder
semakin parah
3. Mengkonsumsi banyak makanan yang
mengandung vitamin dan serat agar
daya tahan tubuh meningkat
Penatalaksanaan

Medikamentosa
Kausatif
Simptomatis
Antiviral
a. Sistemik
Antibiotik : Amoxan 3 x 250 mg Asiklovir 5 x 800 mg/hari/oral
(5hari) selama 7 hari.
Antihistamin : Cetirizine 1 x ½
tab
b. Topikal Suportif
NaCl 0,9 % + Kassa Steril
(untuk kompres)
Acyclovir + Gentamycine salep Multivitamin : Elkana Syr 1x1
2 x sehari
Pembahasan Kasus

HERPES ZOSTER
Definisi
Herpes zoster adalah infeksi virus akut yang menyerang
kulit dan mukosa dan merupakan reaktivasi virus Varisela-
zoster laten dari syaraf pusat dorsal atau kranial.
Herpes Zoster Oftalmikus (HZO) merupakan hasil reaktivasi
dari Varisela Zoster Virus (VZV) pada Nervus Trigeminal
(N.V).

Ciri khas berupa: Sinonim :


• Nyeri radikuler • Dampa
• Unilateral • Cacar ular
• Gerombolan vesikula yang
tersebar sesuai dermatom
yang diinervasi oleh salah
satu ganglion saraf sensoris
Epidemiologi

•Herpes zoster disebabkan infeksi


virus varisela zoster.

•Frekuensi penyakit pada pria dan


wanita sama, lebih sering mengenai
usia dewasa

•Frekuensi herpes zoster menurut


dermatom yang terbanyak pada
dermatom torakal (55%), kranial
(20%), lumbal (15%), dan sakral (5%)
Varicella zoster virus (VZV)
merupakan famili human (alpha)
herpes virus. Genome DNA
double-stranded, mengandung
protein dan dibungkus oleh
glikoprotein. Virus penyebab
penyakit varisela (chickenpox)
dan herpes zoster (shingles).
Faktor Pencetus

1. Faktor stress / emosional


2. Faktor kelelahan
3. Obat–obatan imunosupresor
4. imunocompromise
Infeksi primer VVZ
Patogenesa
Varisela

Sembuh

VVZ stadium laten

Ganglion sel saraf sensoris/tepi &


ganglion kranialis

Faktor Reaktivasi VVZ


Pencetus

Herpes zoster (HZ)

lokasi lesi sesuai dermatom tubuh


Gejala Klinis
1. Stadium prodromal
Gejala : gatal/rasa nyeri pada dermatom yang terserang
(unilateral) disertai panas, malaise dan nyeri kepala
2. Stadium erupsi
Mula-mula timbul papul/plakatgerombolan vesikula (3-5 hr)
diatas kulit eritematous, kulit diantaranya tetap normal. Lokasi
sesuai dermatom, unilateral.
3. Stadium krustasi
vesikula menjadi purulen, mengalami krustasi (7-10 hr) dan lepas
1-2 minggu. Sering terjadi PHN, terutama pada orang tua.
Stadium Erupsi

Makulo papul eritematosa


(½ - 1 hari)
Vesikel berkelompok
(3 hari)
Pustul
(7-10 hari)
Krusta
(2-3 minggu)
Sembuh
1. Infeksi sekunder pada kulit
2. Neuralgia Pascaherpetik
rasa nyeri yg timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih
dari sebulan setelah penyakit sembuh. Pada Usia > 40
tahun. Pengobatan; analgesik Tramadol dan Vitamin B-
complek.
3. Kelainan pada mata
4. Ramsay-Hunt syndrom
diakibatkan oleh gangguan nervus facialis dan otikus, shg
memberikan gejala paralisis bell.
5. Paralisis Motorik
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Tzanck:
Bahan untuk Tzanck smear : vesikel < 3 hr
Pada HZ/ varisela ditemukan sel epitelial
raksasa multinuklear  Diagnosa pasti HZ
2. Kultur:
Bahan: Cairan vesikel nonkomplikata, sampai 7
hr setelah erupsi
Efek sitopatik (ESP) dalam sel kultur: Badan
inklusi eosinofilik intranuklear & sel raksasa
multinuklear  Diagnosa pasti HZ.
3. Poli Chain Reaction (PCR) / Direct Fluorecent
Assay (DFA).
4. Deteksi antibodi terhadap virus
5. Pemeriksaan histologik
6. Pemeriksaan mikroskop elektron
Differential Diagnosa

1. Insect Bite
2. Herpes Simplek
3. Varisela
4. Impetigo vesikobulosa
Penatalaksanaan

Non Medikamentosa
Usahakan agar vesikel tidak pecah (tidak digaruk dan pakai baju
yang longgar)
Menjaga kebersihan badan  mencegah infeksi sekunder

Medikamentosa
1. Sistemik :
a. Obat Antivirus : asiklovir, valasiklovir, famsiklovir 
inhibitor DNA polimerase pada virus
b. Analgetik : asam mefenamat, metampiron 
Menghambat biosintesis PG
c. Kortikosteroid : Indikasi untuk Sindrom Ramsay Hunt 
mencegah terjadinya paralisis
2. Topikal
 Lesi basah : kompres dengan NS
 Lesi erosi : salep sodium fusidat
 Lesi kering : bedak salisil 2%
Penatalaksanaan
Pencegahan

•Menghindari kontak dengan penderita


herpes zoster
sentuhan langsung  media penularan
fase erupsi (apalagi jika vesikel pecah).

•Imunisasi pasif (Varicela Zoster


Imunoglobulin; VZIG)

•Imunisasi aktif (Vaksin Varisela Virus; Oka


Strain)

•Menjaga sistem kekebalan tubuh agar tidak


menurun, sehingga virus sulit untuk
menginfeksi tubuh
Prognosis

Pada dewasa dan anak-anak


umumnya baik, tetapi usia
tua risiko terjadinya
komplikasi semakin tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi