Vous êtes sur la page 1sur 35

EFUSI PLEURA

Oleh :

Harold Robin Hutapea


 Pembimbing :

dr. Surya Hajar, Sp.P (K)MSi


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
PENDAHULUAN

Pleura

EP :
penumpukan cairan
yang melebihi
normal di dalam
cavum pleura Tuberkulosis, infeksi
paru non tuberkulosis,
keganasan, sirosis
hati, trauma tembus
atau tumpul pada
daerah dada, infark
paru, serta gagal
jantung kongestif
Di negara
berkembang
penyebab
tersering dari
efusi pleura
adalah oleh
infeksi
tuberkulosis Di Negara barat, efusi
pleura terjadi
diakibatkan oleh gagal
jantung kongestif,
sirosis hati,
keganasan, dan
pneumonia bakteri
Cairan pleura
• Normal cairan pleura < 20 ml
• Fungsi cairan untuk lubrikasi
• Cairan dibentuk dari pleura parietal dan di
absorbsi di pleura viseral melalui sistem limfe
• Pembentukan cairan 0,01 ml/kg/jam dimana
25 x lebih kecil dari kemampuan absorbsi
sistem limfe
• Kapasitas sistem limfe menyerap 0,25 ml/kg/
jam
Analisa cairan pleura normal adalah:
• Berwarna jernih
• pH 7,60 – 7,64
• protein < 2% (1-2 g/dL)
• leukosit < 1000/mm3
• kadar glukosa hampir sama dengan kadar
glukosa plasma
• laktat dehidrogenase (LDH) < 50% LDH plasma
A. EKSUDAT
 Peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga akan
terjadi perembesan cairan dan protein ke pleura
 Etiologi

• Infeksi TB
• Infeksi NON TB ( pneumonia, jamur, virus )
• Keganasan ( Primer , Metastase)
B. TRANSUDAT
 Perembesan cairan yg tidak/sedikit disertai
perembesan protein
 Mekanisme ada 3
• Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler
• Penurunan tekanan koloid osmotik kapiler
• Penurunan tekanan intra pleura
Terbentuknya cairan bisa oleh karena satu atau lebih
mekanisme ini
 etiologi
• Gagal jantung
• Sirosis hepatis  Asites
• Atelektasis
• Sindrome nefrotik
• Keganasan, efek secara tidak langsung oleh proses keganasan seperti
hipoalbumin
C. HEMORAGIS
Etiologi
• Tumor
• Trauma
• Infark paru
• Tuberkulosis
PARAMETER TRANSUDAT EKSUDAT

Warna Jernih Jernih, keruh, berdarah

BJ < 1,016 > 1,016

Jumlah sel Sedikit Banyak (>500 sel/mm2)


Jenis sel PMN < 50% PMN > 50%
Rivalta Negatif positif

Glukosa 60 mg/dl (= GD plasma) 60 mg/dl (bervariasi)

Protein < 2,5 g/dl >2,5 g/dl

Rasio protein /plasma < 0,5 > 0,5

LDH < 200 IU/dl > 200 IU/dl


Kriteria Light’s untuk membedakan transudat atau
eksudat
Cairan adalah eksudat bila ditemukan 1 atau lebih kriteria
dibawah ini:

1. Rasio lactat dehidrogenase (LDH) cairan pleura


dibandingkan dengan LDH serum > 0,6

2. Kadar LDH cairan pleura melebihi 2/3 batas maksimal nilai


normal kadar LDH serum

3. Rasio protein cairan pleura dan protein serum > 0,5


DIAGNOSIS
1. Anamnesis  sesak napas, nyeri dada, batuk non produktif, ke arah
kausa EP
2. PF bila > 500 cc, gerakan dinding dada akan tertinggal dengan
paru yang sehat, fremitus berkurang, perkusi redup-pekak, suara
napas akan melemah sampai menghilang sama sekali. Mediastinum
akan terdorong kekontralateral, hal ini terjadi jika efusi lebih dari
1000 cc.
3. Ro thorax  > 300 cc tampak sudut kostofrenikus tumpul, > 100 cc
perselubungan homogen dmn lateral lebih tinggi dari medial, bisa
diminta foto lateral
4. Lab / Analisa cairan pleura
5. Proof punksi ( pembuktian dengan melakukan injeksi pada lokasi yg
di curigai )
6. Sitologi cairan pleura
7. Biopsi pleura
PENATALAKSANAAN:

1. Obati penyakit dasar


2. Punksi pleura:
 INDIKASI

• Diagnostik
• Paliatif ( mengurangi gejala; sesak nafas )
• Cairan produktif

3. Punksi pleura dapat di lakukan;


 WSD
POINT OF ENTRY

Standard:
Mid Axillar Line
ICS 5, 6, 7 for
Pleural Effusion

15
LAPORAN KASUS
IDENTITAS

 Nama : Tn. RR
 Umur : 42 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pegawai BUMN
 Status : Menikah
 MRS : 01 Juli 2018
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)

 Keluhan utama : Sesak nafas yang memberat 2 minggu SMRS


 Riwayat Penyakit Sekarang :
 1 bulan SMRS, pasien merasakan sesak nafas. Sesak nafas
dirasakan terutama disebelah kanan, tidak dipengaruhi
perubahan suhu, aktifitas dan tidak berkurang dengan istirahat.
Sesak tidak disertai bunyi ngik. Sessak disertai dengan demam
yang hilang timbul, berkurang dengan pemakaian obat. Pasien
juga mengeluhkan batuk tidak berdahak, darah (-). Batuk
terkadang disertai nyeri dada yang tidak menjalar.
 2 minggu SMRS, keluhan sesak nafas semakin memberat, pasien
lebih nyaman berbaring ke sisi kanan untuk meringankan sesak.
Pasien juga mengeluhkan keringat malam, mual (+), muntah (-),
nafsu makan menurun (+). Pasien lalu dibawa ke RS Petala Bumi
dan dilakukan foto thoraks. Pasien diberitahu terdapat cairan
pada paru.
 3 hari SMRS, pasien mengeluhkan diare 3-4x per hari. BAB
berwarna kuning, darah (-), berwarna hitam (-). Diare disertai nyeri
perut. Pasien juga mengeluhkan penurunan BB sebanyak 15kg
dalam 2 bulan.
Sambungan anamnesis

R. pekerjaan, Sosek,
RPD RPK
kebiasaan

• Riwayat minum • Tidak ada keluarga • Pekerjaan : Pegawai

OAT 6 bulan (-) yang menderita BUMN


sakit yang sama • Merokok : 25 tahun x
• Riwayat asma (-) 32 batang = 800.
• Riwayat hipertensi • Riwayat asma (-) Indeks Brinkman
(-) • Riwayat hipertensi (-) kategori Berat.
• Riwayat DM (-) • Riwayat DM (-) • Riwayat konsumsi
• Riwayat penyakit alkohol (+)
• Riwayat penyakit
jantung (-) • Riwayat tato (-)
jantung (-)
• Riwayat keluarga • Riwayat seks bebas
• Riwayat penyakit mengkonsumsi obat (-)
ginjal (-) paru selama 6 bulan • Ventilasi rumah baik
(-)
Pemeriksaan Fisik

Umum Kepala Toraks Abdomen Ekstrimitas

• Kesadaran : • Mata • Status lokalis • Datar • Oedem (-)


Komposmentis • Konjungtiva pucat • Venektasi (-) • Akral hangat)
• Keadaan umum (+/+) • Spider nevi (-) • CRT < 2detik
: tampak • Sklera ikterik (-/-) • supel
sakit sedang • Refleks pupil (+/+) • Nyeri tekan (-)
• TD : isokor • Organomegali (-)
100/70mmHg • Telinga, hidung, • Massa(-)
• Nadi : 117 mulut tidak ada
x/menit, regular • BU (+) normal
kelainan
• Nafas : 33 x/menit • Leher
• Suhu : 39,10 C • JVP dalam batas
• TB : 170 cm normal
• BB : 45 kg • Pembesaran KGB
• IMT 15.57 (-)
(underweight)
THORAX :
Paru :
Inspeksi : Tidak ada jejas maupun skar pada dinding dada depan
dan belakang. Gerakan dinding dada asimetris. Dada kanan
tertinggal, sela iga melebar (+), penggunaan otot bantu
pernafasan (-).
Palpasi : Vocal fremitus melemah pada lapangan paru kanan
basal.
Perkusi : Lapang paru kiri  sonor, lapangan paru kanan  redup.
Auskultasi: Lapangan paru kiri vesikuler, lapangan paru kanan 
vesikuler melemah, semakin ke basal bunyi napas semakin
menghilang, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung :
• Inspeksi :Ictus kordis tidak terlihat.
• Palpasi :Ictus kordis teraba pada SIK 5 midclavicula sinistra
• Perkusi :Batas jantung kanan sulit dinilai, batas
jantung kiri II jari lateral midclavikula sinistra.
• Auskultasi :Bunyi jantung S1, S2 dalam batas normal, murmur(-),
gallop(-)
Foto thoraks (17/06/2018, RS
Petala Bumi)
Telah dilakukan
pemeriksaan foto toraks
dengan interpretasi :
Marker R
Identitas sesuai
Kualitas foto normal
Trakea tidak terdorong
Pulmo :
Perselubungan
homogen pada
lapangan paru kanan
tengah-basal dan kiri
tengah hingga basal
Kesan : efusi pleura bilateral
Foto thoraks (01/07/2018,
RSUD AA)

Telah dilakukan
pemeriksaan foto toraks
dengan interpretasi :
Marker L
Identitas sesuai
Kualitas foto baik
Trakea tidak terdorong
Sudut costofreniku kiri tumpul,
kanan sulit dinilai
Pulmo :
Perselubungan
homogen pada
lapangan paru kanan
tengah-basal, efusi
minimal pada paru kiri
Kesan : efusi pleura bilateral
Foto thoraks (03/07/2018,
RSUD AA) Post Pungsi Pleura

Telah dilakukan
pemeriksaan foto toraks
dengan interpretasi :
Marker R
Identitas sesuai
Kualitas foto baik
Trakea tidak terdorong
Sudut costofrenikus kanan sulit
dinilai, kiri lancip
Pulmo :
Perselubungan
homogen pada
lapangan paru kanan
tengah-basal
Kesan : efusi pleura
dextra
HASIL LABORATORIUM

 Hb : 11.6 g/dl
 Glukosa : 96 mg/dL
 Ht : 34,6 %
 Na+ : 121 mmol/L
 Leukosit : 10360/uL
 K+ : 4.6 mmol/L
 Trombosit : 474.000/mm3
 Cl- : 89 mmol/L
 Ureum : 20 mg/dl
 HbsAg : Non reaktif
 Kreatinin : 0.69 mg/dl
 Albumin : 2.3 mg/dL
 Glukosa : 96 mg/dL
 HIV : Non reaktif
 SGOT : 33 u/L
 SGPT : 30 u/L
ANALISA CAIRAN PLEURA (02-07-2018)

 Warna : Kuning
 Kejernihan : Keruh
 Jumlah leukosit : 670 sel/uL
 PMN :8%
 MN : 92 %
 Rivalta : Positif
 Protein : 5.5 g/dL
 Glukosa : 65 mg/dL
 Kesan : Eksudat
SITOLOGI CAIRAN PLEURA (07-07-
2018)

 Makroskopik
 diterima cairan dengan volume ± 350 ml warna kuning jernih,
3P + 3 MGG dipulas dengan papanicolau dan Giemsa
 Mikroskopik
 sediaan sitologi cairan mengandung jaringan ikat, sel-sel
mesotel reaktif, sel makrofag, sebukan padat sel limfosit dan
sel leukosit PMN. Tidak ditemukan sel tumor ganas.
 Kesimpulan
Gambaran sitologi sediaan ini negatif tidak ditemukan sel tumor
ganas
Proses spesifik dapat dipertimbangkan
Pewarnaan Gram (04-07-2018) Tn.RR 42
th
 Kualitas sputum kurang baik
 Leukosit : 15 – 20/LP
 Epitel : 5-10 / LP
 Ditemukan bakteri seperti flora normal saluran napas atas
 Ditemukan sel ragi jamur : + 1

Kultur sputum (07-07-2018)


 Flora normal
CT Scan Toraks dengan Kontrast (06-07-2018)
Tn.RR 42
th
 Tampak nodul diffuse di lapang atas sampai bawah kedua lapang
paru. Tampak lesi hipodens di hemitorak tengah sampai bawah
dextra dan lesi hiperdens di hemitorak posterior tengah sampai
bawah sinistra. Tampak bayangan hipodens dengan ring enhanced
pada paratrachea dextra, subcarina dan paracardial.
 Tidak tampak pembesaran jantung. Esofagus tampak normal.
Trakhea masih di tengah. Cabang utama bronki kanan dan kiri
terbuka.
 Kesan : nodul diffuse di lapang atas sampai bawah kedua lapang
paru  susp. Broncho alveolar cell carcinoma
efusi pleura dextra dan penebalan pleura sinistra
limphadenopathy paratrachea dextra, subcarina dan paracardial
DIAGNOSIS KERJA MASALAH
 Community-Aquiried  Efusi pleura bilateral infeksi
Peneumonia Skor Port : 115 dd/ keganasan
 Terduga TB paru kasus baru,  Gangguan elektrolit
status HIV (-)
 Hipoalbuminemia
 Gastroenteritis akut
PEMERIKSAAN LANJUTAN

 Kultur cairan pleura


 Kultur sputum jamur
 Bronkoskopi
Penatalaksanaan

Non Farmakologi:
Fisioterapi diaphragmatic breathing exercise
Edukasi etika batuk yang baik
Diet tinggi protein dan tinggi kalori ( 30xBB ideal)

Farmakologis :
IVFD NaCl 0,9 % 500cc/8 jam
Cap Vipalbumin 3x1
Cap fluconazole 1x200 mg
Curcuma 3x1
O2 nasal kanul 4 L/menit
Tab PCT 3x500 mg (bila demam)
KESIMPULAN

 Dari hasil anamnesis, pasien ini mengeluhkan sesak nafas memberat 2


minggu SMRS. Sesak yang dirasakan terus menerus dan semakin berat.
Pada pemeriksaan thoraks, inspeksi didapatkan bentuk dada asimetris
dengan dada kanan tertinggal. Pada palpasi, didapatkan vocal fremitus
pada kanan basal melemah dibandingkan dada kiri. Pada pemeriksaan
perkusi didapatkan bunyi redup pada dada kanan basal. Pada
pemeriksaan auskultasi didapatkan suara vesikuler melemah pada paru
kanan. Pada pemeriksaa foto thoraks didapatkan gambaran
perselubungan homogen pada paru kanan bagian basal sehingga tidak
dapat menilai sudut costofrenikus. Hal ini menunjang adanya efusi pleura
 Pada pasien ini, efusi pleura dicurigai akibat adanya proses infeksi. Hal ini
berdasarkan anamnesis adanya riwayat penurunan berat badan,
demam, dan keringat malam. Kemudian direncanakan pemeriksaan
lanjutan berupa Tatalaksana awal pada pasien ini berupa pemberian
oksigen untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam darah, infus cairan
untuk membantu mencukupi kebutuhan elektrolit, dan dilakukan punksi
pleura untuk mengurangi sesak dan untuk keperluan diagnostic, sambil
menunggu pemeriksaan lebih lanjut untuk terapi kausatif.
Terimakasih

Vous aimerez peut-être aussi