Vous êtes sur la page 1sur 11

IRDS (Idiopathic Respiratory Distress Syndrom)

Kelompok 3 :
1. Ayi Yogo M
2. Esa Zulfia
3. Illya Ika Putri
4. Nor Indah P
5. Unung Masnung
6. Nugroho P.A
A. Definisi

IRDS (Idiopathic Respiratory Distress Syndrom) adalah gangguan


pernafasan yang sering terjadi pada bayi premature dengan tanda-
tanda takipneu lebih 60x/menit, retraksi dada sianosis pada udara
kamar, yang menetap/memburuk pada 48-96 jam kehidupan dengan
x-ray thorak yang spesifik
B. Etiologi

• Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32


minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactant
• Bayi premaur yang lahir dengan operasi Caesar
C. Manifestasi Klinis

• Pernafasan cepat (tachypnea)


• Retraksi (tarikan) dada ( suprasternal, substernal, intercostal)
• Pernafasan terlihat paradoks
• Cuping hidung
• Apnea
• Murmur
• Sianosis pusat
D. Patofisiologi

Faktor-faktor yang mempermudahkan terjadinya Respiratory distress


syndrome pada bayi prematur disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga
sulit berkembang, pengembangan kurang sempurna karena dinding thorak
masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfakatan
mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal
tersebut menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya
pengembangan paru (compliance) menurun 25% dari normal, pernapasan
menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia
berat, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik. Telah
diketahui bahwa surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein,
lipoprotein ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan menjaga
agar alveoli tetap mengembang
Pathway
F. Penatalaksanaan

• Penatalaksanaan medis
 Pemberian oksigen
 Menjaga kepatenan jalan nafas . optimalkan oksigenisas. Pantau
PaO2
 Pertahankan nutrisi adekuat
 Pertahankan suhu lingkugan netral
 Diet 60 kcal/kg per hari ( sesuaikan dengan protocol yang ada )
dengan asam amino yang mencukupi untuk mencegah katabolisme
protein dan ketoasidosis endogenous
 Pertahankan PO2 dalam batas normal
 Intubasi bila perlu dengan tekanan ventilasi positif
G. Pengkajian

• Takhipnea ( diawal kmd apnea )


• Retraksi substernal
• Krekels inspirasi
• Pernafasan cuping hidung
• Sianosis
• Pernafasan sulit
• Lemah,lesu
• Tdk responsive
• Sering mengalami periode apnea
• Penurunan bunyi nafas
H. Diagnosa

1. ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kurang asupan makanan
3. Ansietas b.d stressor
No Diagnosa NOC NIC
.

1. ketidakefektifan pola 1. Tingkat kecemasan 1. Managemen jalan nafas


nafas b.d sindrom 2. Konservasi energi 2. Terapi oksigen
hipoventilasi 3. Kelelahan : efek yang 3. Pemberian analgesik
mengganggu

2. Ketidakseimbangan 1. Perilaku patuh : diet 1. Monitor nutrisi


nutrisi kurang dari yang sehat 2. Managemen energi
kebutuhan tubuh b.d 2. Pengetahuan diet 3. Pemberian makan
kurang asupan kesehatan
makanan 3. Perilaku mengurangi
berat badan

3. Ansietas b.d stressor 1. Penerimaan : status 1. Penguranagn kesemasan


kesehatan 2. Managemen perilaku : menyakiti
2. Adaptasi terhadap diri
disabilitas fisik 3. Terapi relaksasi
3. Kesadaran diri
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi