Vous êtes sur la page 1sur 48

Pembimbing :

dr. Iin, Sp.P


HEMAPTOE PADA TB PARU Presentator :
Febrina Yolanda
PENDAHULUAN
Batuk darah (hemoptisis) adalah dahak bercampur darah yang dibatukkan
1 yang berasal dari saluran pernafasan bagian bawah (mulai glotis ke arah
distal).
Sebab tersering batuk darah ialah TB paru, bronkiektasis, bronchitis yang
2
berat dan karsinoma pada paru.

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting


3
di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ».
Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa
terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun
2002, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan
Asam) positif.

Jumlah terbesar
akibat TB
terdapat di Asia
tenggara yaitu
625.000 orang
atau angka
mortaliti sebesar
39 orang per
100.000
Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia penduduk.
tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk.2
TINJAUAN PUSTAKA
HEMOPTISIS
Hemoptisis (batuk darah) adalah ekspektorasi darah atau
dahak yang berasal dari saluran pernafasan bagian
bawah.

Yang dikatakan batuk darah masif ditentukan dengan laju


perdarahan (ml)
KLASIFIKASI
HEMOPTISIS
Hemoptisis non masif
Berdasarkan < 200 mL dalam 24 jam
tingkat
keparahan/
kuantitas darah Hemoptisis masif
100-1000 mL dalam 24 jam*
200-1000 mL dalam 24 jam**
Sekurang2nya 200 mL dalam 24 jam atau
sebanyak 50 mL/episode batuk***

* Baptiste EJ. Management of hemoptysis in the emergency department. Hospital Physician. 2005.
**Ong ZYT,Chai HZ, How CH, Koh J,Low TB. A simplified approach to haemoptysis. Singapore Med J.2016.
***Earwood JS, Thompson TD. Hemoptysis: evaluation and management.Am Fam Physician. 2015.
Kriteria batuk darah masif yang digunakan oleh departemen Pulmonologi
dan kedokteran Respirasi FKUI/RS persahabatan sebagai berikut:1

Batuk darah > 600ml per 24jam dan


dalam pengamatan batuk darah tak
berhenti.
Batuk darah > 250ml tetapi kurang dari
600ml/24jam dan pada pemeriksaan lab
didapatkan Hb <10 mg/dl , batuk darah masih
berlangsung.
Batuk darah > 250ml tetapi kurang dari .
600ml/24jam dan pada pemeriksaan lab
didapatkan Hb >10 mg/dl , dan pengamatan
selama 48 jam dengan pengobatan konservatif
proses ini belum berhenti.
ETIOLOGI
•Abses paru, necrotizing pneumonia,
Infeksi parasit, jamur, tuberkulosis paru, dan virus.

• bronkitis, bronkiektasis, emboli paru, fibrosis


Kelainan paru kistik

• kanker paru, adenoma bronkial dan


neoplasma metastasis kanker

Kelainan • disfungsi trombosit, trombositopenia,


hematologi disseminated intravascular coagulation
(DIC)
Kelainan •Stenosis mitral
jantung •endokarditis

Alveolar • Sindrom Goodpasteur, vasculitis sistemik/ penyakit


vaskular kolagen, obat-obatan (nitrofurantoin,
hemoragik isocyanate, trimellitic anhydrid, D-penicillamine,
kokain).

• Post biopsi paru, rupturnya arteri pulmonal


Iatrogenik dari kateter Swan-Ganz

• Benda asing/ trauma: aspirasi benda


trauma asing, fistula trakeovaskular, trauma
dada, broncholith.
PATOGENESIS

Timbulnyakavitidan pneumonitis TB akut 


Kerusakan susunan parenkim ulserasi bronkus, nekrosis pembuluh darah di
sekitarnyadan alveoli bagian distal  PD
paru dan PD  destruksi pecah
inflamasi lokal
tuberkulosis
Kematian akibat batuk
darah masif pada
penderita TB berkisar Ruptur aneurisma rasmussen
sebagai penyebab batukdarah
antara 5‐7%% masif
ANAMNESIS

Add text Add text


here here
Add text Add textPemeriksaan

DIAGNOSA
here
Add text
here
?
here
Add text
here
fisik
Add text Add text
here here
Add text Add text
here here
Add text Pemeriksaan
Add text
here penunjang
here
Keadaan Batuk Darah Muntah Darah

1 Prodromal Darah dibatukkan dengan rasa panas di Darah dimuntahkan dengan rasa mual
tenggorokan (Stomach Distress)

2 Onset Darah dibatukkan, dapat disertai dengan Darah dimuntahkan, dapat disertai
muntah dengan batuk
3 Tampilan Darah berbuih Darah tidak berbuih

4 Warna Merah segar Merah tua

6 Ph Alkalis Asam

7 Riwayat penyakit dahulu Penyakit paru Peminum alkohol, ulcus pepticum, kelainan
(RPD) hepar

8 Anemis Kadang tidak dijumpai Sering disertai anemis

9 Tinja Blood test (-) / Blood Test (+) /


Benzidine Test (-) Benzidine Test (+)
PENATALAKSANAAN
Tujuan pokok terapi ialah:15
Mencegah asfiksia.
Menghentikan perdarahan.
Mengobati penyebab utama perdarahan.
Langkah-langkah:
1. Pemantauan menunjang fungsi vital
2. Mencegah obstruksi saluran napas
3. Menghentikan perdarahan
• Pemasangan kateter balon oklusi forgarty untuk
tamponade perdarahan.
• Teknik lain dengan embolisasi arteri bronkialis
dan pembedahan.
untuk menghentikan perdarahan
dan mencegah berulangnya
perdarahan.

TERAPI INTERVENSI PADA


HEMOPTISIS MASIF
1. BRONKOSKOPI
TERAPEUTIK

pilihan modalitas dalam diagnosis dan tatalakana


hemoptisis serta dapat menentukan lokasi perdarahan
> 93% kasus
Setelah pasien terintubasi , maka bronkoskopi serat
optik lentur dimasukan sampai segmen/subsegmen
sumber perdarahan, isolasi perdarahan dengan fogarty
catheter dikembangkan di bronkus kiri
Pemasangan fogarty catheter dgn guiding fibreoptic
bronchoscopy untuk mengatasi perdarahan massive pada
segmental bronchus.
2. INTUBASI ENDOTRAKEAL

Pemasangan endotrakeal double-lumen memungkinkan


ventilasi yang paten dari paru sehat, sementara paru
yang sakit dapat dilakukan suction terhadap
perdarahannya

Ket:

Bronchial Lumen
dipasang pada
bronkus kiri,
sedangkan tracheal
lumen dipasang
diatas Carina
Pemasangan endotrakeal selective pada bronkus kiri
merupakan pilihan tepat yang dapat dilakukan pada
kasus hemoptisis massive bronkus kanan.
3. EMBOLISASI ARTERI
BRONKIAL
 kateterisasi arteri bronkial selektif dan angiografi yang diikuti
dengan embolisasi pembuluh darah abnormal untuk menghentikan
perdarahan.
 Angka kesuksesan yang dicapai sekitar 88%.
 Insiden rekurensi hemoptisis paska embolisasi arteri bronkialis sekitar
12-21%
PENATALAKSANAAN
Pembedahan:

merupakan terapi definitif pada batuk darah masif, dgn syarat:


- sumber perdarahannya telah diketahui dengan pasti,
- fungsi paru adekuat,
- tidak ada kontraindikasi bedah,
- ada kontraindikasi dilakukan embolisasi arteri,
- ada kecurigaan perforasi arteri pulmoner dan ruptur
misetoma dengan kolateral arteri yang banyak.
TB PARU
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex yang ditularkan melalui udara, dimana bakteri basil
yang infeksius terhirup (droplet) di udara.
Tuberkulosis
Berdasar hasil Paru BTA (+)
pemeriksaan
dahak (BTA Tuberkulosis
Paru BTA (-)

kasus baru
TB PARU
Kasus kambuh
(relaps)

kasus lalai
Berdasarkan
Tipe Penderita
Kasus gagal

kasus kronik

kasus bekas TB
ANAMNESIS

Pemeriksaan
fisik
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
bakteriologi

Pemeriksaan
Radiologi
TATALAKSANA
PENGGUNAAN DOSIS KDT
Evaluasi Klinis Evaluasi Bakteriologi

EVALUASI

Evaluasi radiologik Evalusi keteraturan berobat


LAPORAN KASUS
INDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Marzuki
Tanggal Lahir : 19/07/1958
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jakrta
Suku : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta
No RM : 219505
Tanggal Masuk : 11 Agustus 2018
Tanggal Periksa : 13 Agustus 2018
ANAMNESIS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Batuk darah Pasien datang ke bagian unit gawat darurat


dengan keluhan batuk darah sejak 5 hari smrs
dan disertai sesak nafas, sesak nafas memberat
sejak 1 hari smrs. Batuk darah semakin lama
Keluhan utama Keluhan tambahan semakin banyak, kurang lebih 1/2 gelas
aqua/hari (300ml), berwarna merah terang.
Pasien juga mengeluhkan kadang-kadang
keringat malam, penurunan berat badan selama
• Sesak nafas 2 bulan ini sebanyak 10 kg, demam (-) nyeri
• Keringat malam dada (-) mual (-) muntah (-)
• Penurunan berat badan
RIWAYAT RIWAYAT RIWAYAT
RIWAYAT
PENYAKIT PENYAKIT
PENGOBATAN
KEBIASAAN
DAHULU KELUARGA SOSIAL

Riwayat tb paru Tidak Ada Tidak ada Pasien


(-) mengkonsumsi
riwayat dm (-) rokok selama
riwayathipertensi kurang lebih
(-) 30 tahun dan
riwayat asma (-) 1bungus/hari
riwayat alergi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 120/70 mmhg
Nadi : 102 kali/ menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,3 0C

Keadaan Gizi : Gizi Normal


PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax
Thorax
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di SIC V
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi
Batas atas : SIC III garis midklavikula sinistra
Batas kanan : SIC V garis para sternalis dekstra
Batas kiri : SIC V garis midklavikula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular tunggal, murmur
(-), gallop (-)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah Rutin
Hemoglobin 15,2 12,0-15,0
Hematokrit 46 37 – 47
Leukosit 9,2 4,5 – 10,5
Trombosit 328 150 – 450
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Kimia Klinik
GDS 83 <140
Ureum 18 10-50
10 AGUSTUS 2018

creatinin 0,96 <1,17


SgOT 17 <37
SgPT 16 <41
Elektrolit
Natrium 140 136-145
kalium 4,8 3,3-5,1
chlorida 107 98-106
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 11,8 12,0-15,0


13 AGUSTUS 2018

Hematokrit 35 37 – 47

Leukosit 5,9 4,5 – 10,5

Trombosit 575 150 – 450

LED 88 0-10
Interpretasi:
 Kondisi foto baik
 Simetris kanan dan kiri
 Trakhea di tengah
 Tulang-tulang dan jaringan lunak
baik
 Sela iga melebar (-)
 Cor tidak membesar
 Sinus dan diafragma normal
 Pulmo:
tampak bercak infiltrat di lapangan
paru atas sampai tengah paru
kanan, air broncogram.
Tampak rongga lusen berdinding
tipis di lap atas paru kanan
Kesan:

TB paru aktif disertai cavitas di


lapangatas paru kanan
1. Tuberkulosis Paru
2. Ca Paru
3. bronkiektasis

Diagnosa banding
Diagnosa kerja

Hemaptoe masif ec
TB paru
TERAPI PLANNING

1. O2 3 l/m nasal kanul • cek sputum bta 2x


2. IVFD nacl 0.9% 500 cc + carbazochrome
• rawat isolasi paru
1 amp/12 jam
3. Codein 2x50 mg po
4. Ranitidin 2x50 mg iv
5. R/H/Z/E 450/300/1000/1000
FOLLOW UP HARIAN
Hari/tanggal Keluhan dan Pem. Fisik Diagnosis Terapi
 O2 3 l/m nasal kanul
12/8/2018 S/ batuk darah (+) 200cc  Hemaptoe masif
(ruangan isolasi paru mual (+)  IVFD nacl 0.9% 500 cc + carbazochrome 1 amp/12
ec tb paru
) jam
o/  Sindrom
 Codein 2x15 mg po
TD 138/90 mmHg
dyspepsia  pantoprazole 1x40 mg iv
Nadi 90 x/i
RR 20 x/i  R/H/Z/E 450/300/1000/1000
T 36,5 oC
 Ondancetron 2x4 mg iv

Pf Paru/  Vit k 3x1 iv


I: simetris, kesan normochest
 Vit c 3x1 iv
P : sf ka = sf ki
P : sonor/sonor  Ca gluconas 1 amp (extra)

A: ves +/+, rh -/- wh -/-  Sputum BTA 2X(-)

(Sampel masih tercampur darah)


13/07/208 S/batuk darah (+) 250 cc  Hemaptoe masif ec tb paru  O2 3 l/m nasal kanul
o/  Sindrom dyspepsia
 IVFD nacl 0.9% 500 cc +
TD 140/80 mmHg
carbazochrome 1 amp/12 jam
Nadi 86 x/i
RR 24 x/i  Codein 2x15 mg po
T 37,0 oC
 Ranitidin 2x50 mg iv ganti
pantoprazole 1x40 mg iv

Pf Paru/  R/H/Z/E 450/300/1000/1000


I: simetris, kesan normochest
 Ondancetron 2x4 mg iv
P : sf ka = sf ki
P : sonor/sonor  Vit k 3x1 iv

A: ves +/+, rh -/- wh -/-


 Vit c 3x1 iv

 Asam traneksamat 2x500mg iv

 Cek darah rutin ulang


15/08/2018 S/ Batuk darah (+) 100cc, sesak (-). - hemaptoe masif ec tb paru  O2 3 l/m nasal kanul
O/
 IVFD nacl 0.9% 500 cc +
TD 161/92 mmHg
carbazochrome 1 amp/12 jam
Nadi 80 x/i
RR 22x/i  Codein 2x50 mg po
T 36,5 oC
 Ranitidin 2x50 mg iv ganti
pantoprazole 1x40 mg iv
Pf Paru/
I: simetris, kesan normochest  R/H/Z/E 450/300/1000/1000
P : sf ka = sf ki
 Ondancetron 2x4 mg iv
P : sonor/sonor
A: Vesikuler +/ +, rhonki (-/-),  Vit k 3x1 iv

wheezing (+/+).
 Vit c 3x1 iv

 Asam traneksamat 2x500mg iv

 Ca gluconas 1x1 amp iv (3hari)

 Hepatin 3x1

 RHZE 450/300/300/1000
KESIMPULAN

• Hemoptisis merupakan tanda dan gejala dari penyakit yang


mendasarinya, sehingga anamnesis, pemeriksaan fisik dan
1 penunjang harus teliti agar dapat menentukanpenyebabnya

• Penatalaksanaan hemoptisis masif terdiri dari menjaga jalan


napas dan resusitasi penderita, investigasisumber/penyebab
perdarahan dan memberikan terapi yg tepat untuk
2 menghentikan perdarahan

• Tatalaksana invasif hemoptisis masif denganbronkoskopi


terapeutik, intubasi bronkial tunggal maupun ganda,
3 embolisasi arteri bronkial, ataupembedahan
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi