Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Jumlah terbesar
akibat TB
terdapat di Asia
tenggara yaitu
625.000 orang
atau angka
mortaliti sebesar
39 orang per
100.000
Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia penduduk.
tenggara yaitu 350 per 100.000 penduduk.2
TINJAUAN PUSTAKA
HEMOPTISIS
Hemoptisis (batuk darah) adalah ekspektorasi darah atau
dahak yang berasal dari saluran pernafasan bagian
bawah.
* Baptiste EJ. Management of hemoptysis in the emergency department. Hospital Physician. 2005.
**Ong ZYT,Chai HZ, How CH, Koh J,Low TB. A simplified approach to haemoptysis. Singapore Med J.2016.
***Earwood JS, Thompson TD. Hemoptysis: evaluation and management.Am Fam Physician. 2015.
Kriteria batuk darah masif yang digunakan oleh departemen Pulmonologi
dan kedokteran Respirasi FKUI/RS persahabatan sebagai berikut:1
DIAGNOSA
here
Add text
here
?
here
Add text
here
fisik
Add text Add text
here here
Add text Add text
here here
Add text Pemeriksaan
Add text
here penunjang
here
Keadaan Batuk Darah Muntah Darah
1 Prodromal Darah dibatukkan dengan rasa panas di Darah dimuntahkan dengan rasa mual
tenggorokan (Stomach Distress)
2 Onset Darah dibatukkan, dapat disertai dengan Darah dimuntahkan, dapat disertai
muntah dengan batuk
3 Tampilan Darah berbuih Darah tidak berbuih
6 Ph Alkalis Asam
7 Riwayat penyakit dahulu Penyakit paru Peminum alkohol, ulcus pepticum, kelainan
(RPD) hepar
Ket:
Bronchial Lumen
dipasang pada
bronkus kiri,
sedangkan tracheal
lumen dipasang
diatas Carina
Pemasangan endotrakeal selective pada bronkus kiri
merupakan pilihan tepat yang dapat dilakukan pada
kasus hemoptisis massive bronkus kanan.
3. EMBOLISASI ARTERI
BRONKIAL
kateterisasi arteri bronkial selektif dan angiografi yang diikuti
dengan embolisasi pembuluh darah abnormal untuk menghentikan
perdarahan.
Angka kesuksesan yang dicapai sekitar 88%.
Insiden rekurensi hemoptisis paska embolisasi arteri bronkialis sekitar
12-21%
PENATALAKSANAAN
Pembedahan:
kasus baru
TB PARU
Kasus kambuh
(relaps)
kasus lalai
Berdasarkan
Tipe Penderita
Kasus gagal
kasus kronik
kasus bekas TB
ANAMNESIS
Pemeriksaan
fisik
DIAGNOSTIK
Pemeriksaan
bakteriologi
Pemeriksaan
Radiologi
TATALAKSANA
PENGGUNAAN DOSIS KDT
Evaluasi Klinis Evaluasi Bakteriologi
EVALUASI
Darah Rutin
Hemoglobin 15,2 12,0-15,0
Hematokrit 46 37 – 47
Leukosit 9,2 4,5 – 10,5
Trombosit 328 150 – 450
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia Klinik
GDS 83 <140
Ureum 18 10-50
10 AGUSTUS 2018
Darah Rutin
Hematokrit 35 37 – 47
LED 88 0-10
Interpretasi:
Kondisi foto baik
Simetris kanan dan kiri
Trakhea di tengah
Tulang-tulang dan jaringan lunak
baik
Sela iga melebar (-)
Cor tidak membesar
Sinus dan diafragma normal
Pulmo:
tampak bercak infiltrat di lapangan
paru atas sampai tengah paru
kanan, air broncogram.
Tampak rongga lusen berdinding
tipis di lap atas paru kanan
Kesan:
Diagnosa banding
Diagnosa kerja
Hemaptoe masif ec
TB paru
TERAPI PLANNING
wheezing (+/+).
Vit c 3x1 iv
Hepatin 3x1
RHZE 450/300/300/1000
KESIMPULAN