Vous êtes sur la page 1sur 10

MUKADDIMAH ANGGARAN

DASAR DAN ANGGARAN RUMAH


TANGGA MUHAMMADIYAH

KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK :
SITI ZAHIDAH
LILU LASUDA FITRI
SASYOLA RUSTIA WILA
GUSWANDI AVIS
KRIS MONICA
HOTMA ROMA
SEJARAH SEBELUM
TERBENTUKNYAMUKADDIMAH
ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

 Periode KHA. Dahlan (1912-1923)


 Periode KHA. Ibrahim (1923-1934)

 Periode KH. Hisyam (1934-1936)

 Periode KH. Mas Mansur (1936-1942)

 Periode Ki. Bagus Hadikusuma (1942-1953)


SEJARAH PERUMUSAN ANGGARAN DASAR
MUHAMMADIYAH DILATARBELAKANGI OLEH
BEBERAPA FAKTOR

 Belum adanya rumusan formal tentang darar dan cita-cita


pejuangan muhammadiyah.
 Kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah menampakan
gejala penurunan, akibat akibat terlalu berat mengejar
kehidupan duniawi.
 Makin kuatnya berbagai pengaruh alampikiran dari luar,
yang lansung atau tidak langsungnya berhadapan dengan
faham dan kenyakina hidup muhammadiyah
 Dorongan disusunnya pembukaan Undang-Undang Dasar
RI tahun 1945
HAKIKAT DAN FUNGSI MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
 Hakikat Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada
hakikatnya yang merupakan suatu kesimpulan dari perintah dan
ajaran al-Qur’an dan as-Sunah tentang pengabdian buat manusia
kepada Allah SWT, amal dan pejuangan bagi setiap muslim yang
akan sadar atas kedudukannya suatu hamba dan khalifah di muka
bumi.
 Fungsi Mukadimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah merupakan
jiwa, nafas dan semangat dan pengabdian dan perjuangan ke dalam
tubuh dan segala gerak organisasinya, yang harus dijadikan asa dan
pusat tujuan perjuangan muhammadiyah.
MATAN MUKADIMAH ANGGARAN
DASARMUHAMMADIYAH

 AMMA BA’DU, bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-
mata, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah adalah
satu – satunya ketuhanan yang wajib atsa tiap-tiap mahkluk.
 Hidup bermasyarakat itu adalah sunnah ( hokum qudrat-iradat) Allah atas
kehidupan didunia ini.
 Masyarakat yang sejahtera, aman damai, makmur dan bahagia hanyalah
dapat diajukan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong – royong,
bertolong-tolong dengan bersendikan hukuM Allah yang sebener-benernya,
lepas dari pada pengaruh setan dan hawa nafsu.
 Agama allah yang dibawakan dan diajarkan oleh sekalian Nabi yang
bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu-satunya pokok hukum dalam
masyarakat yang utama dan sebaik-baiknya.
 Menjungjung tingi nama Allah lebih dari pada hukum yang mana pun juga,
adalah kewajiban mutlak bagi tiap-tiap orang yang mengaku ber-Tuhan
kepada Allah.
 Agama islam adalah agama Allah yang dibaa oleh sekalian Nabi sejak Nabi
Adam smapai Nabi Muhammad SAW. Dan diajarkan kepada umatnya masing-
masing untuk mebndapatkan hidup bahagia dunia dan akhirat.
 Syahdan , untuk menciptakan masyarakat bahagia dan sejahtera sebagai yang
tersebut
MUQADIMAH ANGGARAN DASAR
MUHAMMADIYAH MENGANDUNG 7 PILAR
PENDIRIAN
IDENTITAS DAN ASAS

(1) Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah


Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid,
bersumber pada Al-Qur‘an dan As-Sunnah.
(2) Muhammadiyah berasas Islam.
KEANGGOTAAN MUHAMMADIYAH

Menurut Pasal 8:
Anggota serta Hak dan Kewajiban
(1) Anggota Muhammadiyah terdiri atas:
a. Anggota Biasa ialah warga negara Indonesia beragama
Islam.
b. Anggota Luar Biasa ialah orang Islam bukan warga
negara
Indonesia.
c. Anggota Kehormatan ialah perorangan beragama Islam
yang berjasa terhadap Muhammadiyah dan atau karena
kewibawaan dan keahliannya bersedia membantu
Muhammadiyah.
(2) Hak dan kewajiban serta peraturan lain tentang
keanggotaan
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
 Pasal 9
 Susunan Organisasi
 Susunan organisasi Muhammadiyah terdiri atas:
 1. Ranting ialah kesatuan anggota dalam satu tempat atau
 kawasan
 2. Cabang ialah kesatuan Ranting dalam satu tempat
 3. Daerah ialah kesatuan Cabang dalam satu Kota atau
 Kabupaten
 4. Wilayah ialah kesatuan Daerah dalam satu Propinsi
 5. Pusat ialah kesatuan Wilayah dalam Negara
 Pasal 10
 Penetapan Organisasi
 (1) Penetapan Wilayah dan Daerah dengan ketentuan luas
 lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat.
 (2) Penetapan Cabang dengan ketentuan luas lingkungannya
 ditetapkan oleh Pimpinan Wilayah.
 (3) Penetapan Ranting dengan ketentuan luas lingkungannya
 ditetapkan oleh Pimpinan Daerah.
 (4) Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil
 ketetapan lain.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi