Vous êtes sur la page 1sur 21

Session 18

KIPI (Kejadian Ikutan


Pascah Imunisasi) dan
kontraindikasi

Kursus pelatihan Imunisasi


bagi pekerja kesehatan
pedesaan, 2015
Kasus KIPI (abses post DTP-HB i.m.
injection) akibat suntik i.m kurang dalam
KIPI:paska 15’ penta injection-
--vaccine induced urticaria
Definisi- Kejadian Ikutan
Paskah Imunisasi (KIPI)
 Kejadian ikutan paskah imunisasi (KIPI)
adalah kejadian pada orang-orang yang
di-imunisasi, tetapi tidak selalu bertalian
dengan imunisasi.
 Jadi KIPI bisa dalam bentuk sakit dan
atau kematian dalam waktu 1 (satu)
bulan setelah imunisasi (makin cepat
muncul KIPI makin berat)
Apa yang saya laporkan?
Kejadian serius yang harus dilaporkan dengan
segera:
 Semua kematian atau kejadian yang
mengancam hidup yang oleh pekerja
kesehatan atau publik, ada kaitannya dengan
imunisasi.
 Semua kasus yang perlu ditangani oleh
rumah sakit yang oleh pekerja kesehatan
atau publik, ada kaitanya dengan imunisasi.
Apa yang saya
laporkan?(lanjutan)
2. KIPI lainnya yang penting dan juga perlu
dilaporkan dan diselidiki :
 Semua bekas suntikan yang membengkak.

 Semua kasus BCG lymphadenitis

 Berbagai kejadian medis berat atau kejadian


aneh lainnya yang oleh pekerja kesehatan
dan publik, ada kaitannya dengan imunisasi.
Penyebab KIPI
 (1) Penyebab yang terkait dengan
kesalahan program: kesalahan fatal.
Sebagai contoh, kasus toxic shock
syndrome setelah imunisasi campak
akibat pencampur yang salah.
 Segera setelah anda menyadari adanya
KIPI, anda harus mencurigai mungkin
inilah penyebab yang terkait.
Penyebab KIPI (lanjutan)
(2) Vaksin-induced AEFIs/KIPI disebabkan oleh
reaksi khusus individu terhadap vaksin tertentu.
Karena ini adalah insiden medikal personal, tidak
biasanya lebih dari satu orang memiliki reaksi vaksin-
induced terhadap vaksin yang sama pada sesi yang
sama. Kebanyakan vaccine-induced AEFIs adalah
ringan dan terjadi dalam waku singkat. AEFIs
tersebut termasuk reaksi systemic ringan seperti
demam dan iritasi atau kulit setempat memerah,
penawar, dan rasa sakit pada tempat suntikan.
Penyebab AEFI (lanjutan)
(3) Coincidental AEFIs disebabkan oleh sesuatu di
luar program error dan reaksi individual terhadap
vaksin. Jika penyebab AEFI adalah coinsidental, itu
menunjukan bahwa insiden medikal tersebut akan
tetap terjadi meskipun orang tersebut belum
diimunisasi. Kejadian koinsidental tidak ada
hubungannya dengan imunisasi atau vaksin dalam
cara apapun kecuali pada saat hal itu
terjadi.(peny.ayan epilepsi)
(4) Rasa takut terhadap suntikan—syncope
(5) unknown
KIPI REAKSI SUNTIKAN—RASA TAKUT

Reaksi suntikan langsung


 Rasa sakit, bengkak & kemerahan

Reaksi suntikan tidak langsung


 Rasa takut / cemas ANAPHYLAXIS: ada urticaria
 Nafas tertahan seluruh badan (merah
 Pernafasan sangat cepat bengkak seperti disengat
lebah), sulit bernafas karena
 Pusing, mual / muntah
pembengkakan epiglotis atau
 Kejang bronchospasme (bunyi nafas
 Pingsan / Sinkope ngik-ngik-ngik), mata
 Hysteria massal bengkak, tekanan darah drop-
rendah/pucat, dingin bagian
sacral
Praktek yang tidak benar dan
konsekuensinya
Praktek yang tidak benar Kemungkinan terjadinya
reaksi berat setelah
imunisasi
Injeksi yang tidak disteril Infeksi seperti
 Menggunakan kembali pembengkakan pada
jarum dan syringe yang tempat suntikan
sudah dipakai
 Sterilisasi jarum dan Darah yang terinfeksi seperti
syringe yang tidak benar hepatitis, HIV
 Terkontaminasi vaksin
atau cairan lainnya
Praktek yang tidak benar dan
konsekuensinya –lanjutan
Praktek yang tidak benar Kemungkinan terjadinya reaksi
berat setelah imunisasi
Suntikan pada bagian salah Reaksi Lokal atau pembengkakan
 Suntikan BCG diberikan Reaksi lokal atau pembengkakan
secara subcutaneous Sciatic nerve rusak
 DTP/DT/TT terlalu superficial
 Suntikan pada pantat
Pengangkutan/penyimpanan Reaksi lokal dari pembekuan
vaksin yang tidak benar vaksin
 VVM berubah warna
 Gumpalan vaksin yang diserap
Tidak menghiraukan kontraindikasi Reaksi berat yang bisa dihindari
Teknik Penyuntikan dan
Penetesan Vaksin yang benar
Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g.
polio
Sudut jarum-kulit 45˚
Kemungkinan KIPI setelah
vaksinasi MR (MLM-WHO—2008)
 Reaksi lokal seperti sakit bekas suntikan,
bengkak, kemerahan (kejadian 10%)
 Demam ringan (kurang 38˚C)—5% kejadian
 Reaksi serius:
 Kejang (stip) karena demam (kejadian 3/10.000)—
diazepam suppositoria (per anus) ½ dosis pada
bayi (2,5 mg), anak 5 mg
 Thrombocytopenia (kejadian 3/100.000)—transfusi
 Anaphylaxis: 0-1 jam kemudian setelah vaksinasi
(sangat jarang yi 1 per 100.000 - 1.000.000)
Mengapa perlu melaporkan
KIPI?
 Bisa mengetahui masalah yang perlu
diperbaiki
 Anda bisa mendapat bantuan dalam
mengambil tindakan yang benar
 Masalah yang sama bisa terjadi di
tempat yang lainnya
 Seseorang dari level lebih tinggi perlu
mengetahuinya
Isi dari Kit emergency anafilaktik
terdiri dari :
1 ampul Epinefrin 1 : 1000
1 spuit 1 ml
1 Infus set
1 Jarum infus: untuk bayi dan balita
1 kantong NaCl 0.9 %
Apa yang harus saya lakukan jika
terjadi KIPI? (baca buku petunjuk MR)
 Demam: kompres air hangat, parasetamol,
rujuk.
 Anafilaksis: adrenalin 0,25 ml sc lengan atas
(i.m paha bg luar), dapat diulangi 15’ kemudian
kalau belum ada kemajuan, tidur dg bgn kaki
lebih tinggi dp kepala, kalau ada O2 maka
berikan segera melalui sungkup hidung, infus
NaCl 0,9%
 Memberitahukan—Dinkes setempat/Komda
KIPI
 Melaporkan--sda
Apa yang
harus saya
lakukan?

Vous aimerez peut-être aussi