Vous êtes sur la page 1sur 23

Askep Demam

Typhoid
Maulidiyah Mahayu Nilam Anindy
131611133067
Fakultas keperawatan
Univeristas Airlangga
Demam typoid merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kumanSalmonella thyposa yang
menimbulkan infeksi pada usus halus dengan gejala
demamyang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan serta lesu.

Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang


sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang
terinfeksi kuman salmonella.

Definisi
• Demam Typhoid merupakan penyakit yang ditularkan
melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh
bakteri Salmonella typhosa.
• Seseorang yang sering menderita penyakit demam
typhoid menandakan bahwa ia mengonsumsi makanan
dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella
typhosa.

etiologi
Penyebab lain:
- Kualitas sumber air yang tidak memadai dengan standar
hygiene dan sanitasiyang rendah
- Pengolahan makanan yang masih rendah
- Urbanisasi
- Keadaan sosio ekonomi yang masih rendah
- Pemeliharaan kebersihan pribadi (Personal Hygiene) yang
kurang baik
- Kebersihan lingkungandan sanitasi lingkungan yang kurang.

Cont..
Patofisiologi
• Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan
5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan
melalui Feses.

• Sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung. Bakteri yang dapat melewati lambung
akan masuk ke dalam usus, kemudian berkembang.

• Apabila respon imunitas humoral mukosa (immunoglobulin A) usus kurang baik maka
bakteri akan menembus sel-sel epitel (terutama sel M) dan selanjutnya ke lamina propia.
Didalam lamina propia bakteri berkembang biak dan ditelan oleh sel-sel makrofag
kemudian dibawa ke plaques payeri di ilium distal. Selanjutnya Kelenjar getah bening
mesenterika melalui duktus torsikus, bakteri yang terdapat di dalam makrofag ini masuk
kedalam sirkulasi darah mengakibatkan bakteremia pertama yang asimtomatik atau tidak
menimbulkan gejala. Selanjutnya menyebar keseluruh organ retikuloendotelial tubuh
terutama hati dan limpa diorgan-organ ini bakteri meninggalkan sel-sel fagosit dan
berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid, kemudian masuk lagi kedalam sirkulasi
darah dan menyebabkan bakteremia kedua yang simtomatik, menimbulkan gejala dan
tanda penyakit infeksi sistemik.
Biasanya gejala klinis penyakit ini dirasakan pada minggu
pertama:
- Demam - Muntah
- Nyeri kepala - Konstipasi atau diare
- Pusing - Begah
- Nyeri otot - Batuk dan epistaksis
- Anoreksia - Mual

Sifat demam typhoid yakni meningkat perlahan-lahan, terutama


pada sore hingga malam hari (Widodo Djoko, 2009)

Manifestasi Klinis
a. Perawatan
1. Klien di istirahatkan 7hari sampai demam turun atau 14 hari
untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
2. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan
pulihnya tranfusi bila ada komplikasi pendarahan.

b. Diet
1. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein.
2. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
3. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim.
4. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7 hari.

Penatalaksanaan Medis
c. Obat-Obatan

Pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan


penyebarankuman antibiotik yang dapat digunakan.
1. Kloromfenikol : dosis pertama 4 x 250 mg, kedua 4 x 500
mg
2. Ampisilin / amoksisilin ; dosis 50 – 150 mg/kg BB.
Diberikan selama 2 minggu
3. Katrimoksazol ; 2 x 2 tablet
4. Setrafalosporin generasi II dan III

Cont..
1. Pemeriksaan Leukosit
2. Pemeriksaan SGOT DAN SGPT, sering meningkat
tetapi dapat kembal normal setelah sembuh
3. Biakan darah
4. Uji Widal, suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan
antibodi (aglutinin).

Pemeriksaan Diagnostik
1. Komplikasi : intestinal 2. Komplikasi ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler ;
a. Pendarahan usus kegagalan sirkulasi perifer
(renjatansepsis), miokarditis,
b. Perparasi usus trombosis, dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : Anemia hemolitik,
c. Ileus pamalitik trombositopenia
c. Komplikasi paru : Pneumonia,
empiema, dan pleuritis
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih
: hepatitis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis
f. Komplikasi tulang : osteomielitis
g. Komplikasi neuropsikiatrik :

Komplikasi
meningitis, meningismus, delirium.
WOC
Pengkajian
a) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan atau kurang untuk aktif atau melakukan latihan
teratur
Tanda : Bedrest total
b) Sirkulasi
Gejala : Ansietas, gelisah, delirium, stupor
Tanda : Nadi antara 80-100/menit, denyut lemah, tekanan darah turun.
c) Eliminasi
Gejala : Perut terasa kembung.
Tanda : Diare, konstipasi, inkontinensia urin
d) Makanan atau cairan
Gejala : Anoreksia
e) Higiene
Gejala : Lidah kotor, berkerak, berwarna merah di ujung dan di tepinya
Tanda : Mulut berbau tidak sedap
f) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala bagian depan
Tanda : Gangguan pendengaran
g) Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Tenggorokan terasa kering dan meradang
Tanda : Nyeri otot
h) Keamanan
Gejala : Hipertermi

Tanda : Peningkatan suhu mencapai 40°C, pernafasan semakin cepat.


Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella
typhi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keharusan istirahat
ditempat tidur/ tirah baring.
3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan
pemasukan yang kurang, mual, muntah/pengeluaran yang
berlebihan, diare, panas tubuh.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake kurang akibat mual, muntah,
anoreksia atau output yang berlebihan akibat diare.
5. Diare berhubungan dengan peradangan pada dinding usus
halus.
6. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada usus halus.
7. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan
pengobatan dan prognosis berhubungan dengan kurang
informasi atau informasi yang tidak adekuat.
Intervensi
Diagnosa Intervensi Rasional
Hipertermi 1. Monitor suhu tubuh minimal 1. Mengetahui perubahan suhu,
berhubunga tiap 2 jam. suhu 38,9-41,1C menunjukkan
n dengan 2. Jelaskan upaya untuk proses inflamasi.
proses mengatasi hipertermi dan 2. Membantu mengurangi
infeksi bantu klien/ keluarga dalam demam.
salmonella melaksanakan upaya tersebut, 3. Tanda-tanda vital dapat
typhi. 3. Observasi tanda-tanda vital memberikan gambaran
(Tekanan darah, Suhu, Nadi keadaan umum klien.
dan Respirasi) setiap 2-3 jam. 4. Menentukan intervensi
4. Monitor penurunan tingkat selanjutnya untuk mencegah
kesadaran. komplikasi lebih lanjut.
5. Anjurkan keluarga untuk 5. Untuk mempercepat proses
membatasi aktivitas klien. penyembuhan.
6. Kolaborasi dengan tim medis 6. Obat antiperitik untuk
lain untuk pemberian obat menurunkan panas dan
antipiretik dan antibiotik. antibiotik mengobati infeksi
basil salmonella typhi.
Diagnosa Intervensi Rasional
Intoleransi 1. Berikan bantuan untuk 1. Pemberian bantuan pada
aktivitas pemenuhan kebutuhan klien dapat menghindari
berhubungan sehari-hari berupa makanan, timbulnya komplikasi yang
dengan minuman, ganti baju dan berhubungan dengan
keharusan perhatikan kebersihan pergerakan yang melanggar
istirahat di mulut, rambut, genetalia program tirah baring.
tempat tidur/ dan kuku. 2. Partisipasi keluarga sangat
tirah baring. 2. Libatkan keluarga dalam penting untuk mempermudah
pemenuhan ADL. proses keperawatan dan
3. Jelaskan tujuan tirah baring mencegah komplikasi lebih
untuk mencegah komplikasi lanjut.
dan mempercepat proses 3. Istirahat menurunkan
penyembuhan mobilitas usus juga
menurunkan laju
metabolisme dan infeksi.
Diagnosa Intervensi Rasional

Resiko defisit 1. Monitor status hidrasi 1. Perubahan status hidrasi,


volume cairan (kelembaban membran membran mukosa, turgor
berhubungan mukosa, turgor kulit, nadi kulit menggambarkan berat
dengan adekuat, tekanan darah ringannya kekurangan cairan.
pemasukan yang ortostatik) jika diperlukan. 2. Perubahan tanda vital dapat
kurang, mual, 2. Monitor tanda-tanda vital menggambarkan keadaan
muntah/ 3. Monitor masukan umum klien.
pengeluaran makanan/ cairan dan 3. Memberikan pedoman untuk
yang berlebihan, hitung intake kalori harian. menggantikan cairan.
diare, panas 4. Dorong keluarga untuk 4. Keluarga sebagai pendorong
tubuh. membantu pasien makan. pemenuhan kebutuhan cairan
5. Kolaborasi dengan tim klien.
medis lain untuk 5. Pemberian cairan IV untuk
pemberian cairan IV. memenuhi kebutuhan cairan.
Diagnosa Intervensi Rasional
Ketidakseimbanga 1. Monitor jumlah nutrisi dan 1. Mengetahui penyebab pemasukan
n nutrisi kurang kandungan kalori. yang kurang sehingga dapat
dari kebutuhan 2. Monitor adanya penurunan menentukan intervensi yang
tubuh berat badan. sesuai dan efektif.
berhubungan 3. Monitor lingkungan selama 2. Kebersihan nutrisi dapat diketahui
dengan intake makan. melalui peningkatan berat badan
kurang akibat 4. Monitor mual dan muntah. 500 gr/minggu.
mual, muntah, 5. Libatkan keluarga dalam 3. Lingkungan yang nyaman dapat
anoreksia, atau kebutuhan nutrisi klien. menurunkan stress dan lebih
output yang 6. Anjurkan pasien untuk kondusif untuk makan.
berlebihan akibat meningkatkan protein dan 4. Mual dan muntah mempengaruhi
diare. vitamin C. pemenuhan nutrisi.
7. Berikan makanan yang 5. Meningkatkan peran serta
terpilih. keluarga dalam pemenuhan nutrisi
8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mempercepat proses
untuk menentukan jumlah penyembuhan.
kalori dan nutrisi yang 6. Protein dan vitamin C dapat
dibutuhkan pasien. memenuhi kebutuhan nutrisi.
7. Untuk membantu proses dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
8. Membantu dalam proses
penyembuhan.
Diagnosa Intervensi Rasional
Diare 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk menentukan intervensi
berhubungan diare. yang akan dilakukan.
dengan 2. Identifikasi faktor penyebab 2. Mengetahui penyebab diare
peradangan pada diare. sehingga dapat menentukan
dinding usus 3. Observasi turgor kulit secara intervensi selanjutnya.
halus. rutin. 3. Turgor kulit jelek dapat
4. Ajarkan pasien untuk menggambarkan keadaan klien.
menggunakan obat antidiare. 4. Untuk membantu dalam proses
5. Anjurkan pasien untuk makan penyembuhan.
makanan rendah serat, tinggi 5. Makanan rendah serat dan
protein dan tinggi kalori jika tinggi protein dapat membantu
memungkinkan. mengatasi diare.
6. Evaluasi efek samping 6. Untuk melanjutkan intervensi
pengobatan terhadap dan pemberian obat berikutnya.
gastrointestinal. 7. Untuk mengetahui tingkat
7. Evaluasi intake makanan perkembangan klien.
yang masuk. 8. Untuk membantu mempercepat
8. Kolaborasi dengan tim medis proses penyembuhan.
lain dalam pemberian cairan
IV.
Diagnosa Intervensi Rasional
Nyeri akut 1. Kaji tingkat nyeri, lokasi, 1. Perubahan pada karakteristik
berhubungan lamanya, intensitas dan nyeri dapat menunjukkan
dengan karakteristik nyeri. penyebaran penyakit/ terjadi
inflamasi pada 2. Kaji ulang faktor yang komplikasi.
usus halus. meningkatkan nyeri dan 2. Dapat menunjukkan dengan
menurunkan nyeri. tepat pencetus atau faktor
3. Beri kompres hangat pada yang memperberat (seperti
daerah nyeri. stress, tidak toleran terhadap
4. Kolaborasi dengan tim makanan) atau
medis lainnya dalam mengidentifikasi terjadinya
pemberian obat analgetik. komplikasi, serta membantu
dalam membuat diagnosis
dan kebutuhan terapi.
3. Untuk menghilang nyeri.
4. Analgetik dapat membantu
menurunkan nyeri.
Diagnosa Intervensi Rasional

Kurang 1. Kaji sejauh mana tingkat 1. Mengetahui pengetahuan ibu


pengetahuan pengetahuan keluarga klien tentang penyakit demam
tentang kondisi tentang penyakit anaknya. typoid.
penyakit, 2. Beri pendidikan kesehatan 2. Agar ibu klien mengetahui
kebutuhan tentang penyakit dan tentang penyakit demam
pengobatan dan perawatan klien. typoid, penyebab, tanda dan
prognosis 3. Beri kesempatan keluarga gejala, serta perawatan dan
berhubungan untuk bertanya bila ada yang pengobatan penyakit demam
dengan kurang belum dimengerti. typoid.
informasi atau 3. Supaya keluarga lebih
informasi yang memahami tentang penyakit
tidak adekuat. tersebut.
Merupakan penjabaran dari intervensi keperawatan,
penalaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi
klien. Pada tahap ini perawat menggunakan ilmu serta
keterampilan yang dimilikinya. Dalam pelaksanaan ini
dijabarkan juga mengenai jenis tindakan yang dilakukan
oleh perawat, waktu pelaksanaan, perawat yang
melaksanakan, serta evaluasi hasil tindakan dan respon
klien terhadap tindakan yang telah dilakukan.

Implementasi
Merupakan pengukuran keberhasilan proses keperawatan
yang berorientasi pada tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan, evaluasi adalah hasil/akhir dari proses
keperawatan, selanjutnya perkembangan proses
keperawatan ditulis dalam catatan perkembangan. Tipe-tipe
evaluasi asuhan keperawatan adalah:
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif

Evaluasi
• http://eprints.ums.ac.id/21070/26/naskah_publikasi.pdf
• http://www.academia.edu/5761535/Askep_demam_typoi
d
• http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/
87

Daftar Pustaka

Vous aimerez peut-être aussi