Vous êtes sur la page 1sur 16

Ferina Yollanda

1611221016
Vitamin A
Prinsip vitamin A
 Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin
larut dalam lemak yang berperan penting
dalam pembentukan sistem penglihatan yang
baik.
 Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan
ke dalam kelompok vitamin A, antara lain
retinol, retinil palmitat, dan retinil asetat.
 Fungsi Vitamin A berperan dalam indra
penglihatan, sistem imun, antioksidan,
diferensiasi sel-sel epitel pertumbuhan dan
reprosuksi.
 Vitamin A seringkali merujuk pada senyawa
retinol dibandingkan dengan senyawa lain
karena senyawa inilah yang paling banyak
berperan aktif di dalam tubuh.
 Vitamin A banyak ditemukan pada wortel,
minyak ikan, susu, keju, dan hati.
 Rumus kimia untuk Vitamin A adalah
C20H30O.
Metode Analisis
Metode yang digunakan : Carr Price dengan
Spetrofotometri
Metode ini berdasarkan atas reaksi akseroftol
dengan antimon triklorida anhidrat dalam
kloroform yang menghasilkan warna biru.
Reaksi ini terjadi antar antimon triklorid
dengan rantai tidak jenuh dari akseroftol
 Prinsip kerja dan prosedur kerja
 Prinsip metode ini adalah vitamin A bereaksi
dengan antimon triklorida membentuk warna
biru yang dapat diukur intensitasnya dengan
spektrofotometer.
 Reagensia antimon triklorida ini dibuat dengan
cara sebagai berikut
1. Kloroform dicuci dengan air dalam volume yang
sama atau 2-3 kalinya, kemudian dibebaskan airnya
dengan potasium karbonat anhidrat
2. Lakukan destilasi dan buang sedikiti destilat
awalnya. Larutan antimon triklorida yang terbentuk
dicuci dengan kloroform murni (bebas air) hingga
jernih
3. Jika sampel yang digunakan banyak maka
dilarutkan dalam klorofrom hingga mencapai
konsentrasi 20% (w/v). Jika sampel dapat
sedikit dapat disaponifikaasi terlebih dahulu.
4. Siapkan blanko dengan cara mencampur 4ml
reagen antimon triklorida dan 1 ml kloroform
hingga merata. Kemudian siapkan 0,5ml larutan
sampel lalu campur dengan 2ml reagen
antimon triklorida hingga merata. Absorbansi
larutan diukur pada panjang gelombang 620
nm.
5. Kadar vitamin A ditentukan berdasarkan kurva
standar.
 Contoh Jurnal
 Review jurnal
 CPO (minyak kelapa sawit) baik dalam fraksi cair
maupun padat memiliki kandungan karotenoid dan
vitamin A yang tinggi.
 Karotenoid tersebut didominasi oleh - dan -
karoten.
 Analisis komposisi karotenoid menggunakan KCKT
dengan detektor PDA memberikan kemudahan
dibandingkan dengan detektor UV-tampak.
 Dalam satu kali analisis detektor PDA memberikan
seluruh kromatogram pada rentang panjang
gelombang yang diinginkan mulai dari 190 nm
sampai dengan 800 nm dan dapat menghasilkan
kromatogram tiga dimensi (3D).
Vitamin E
 Prinsip Vitamin E
 Vitamin E adalah nama umum untuk dua
kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol)
yang memiliki aktivitas vitamin E dalam
nutrisi
 Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut lemak seperti minyak, lemak,
alkohol, aseton, eter dan sebagainya.
 Karena tidak larut dalam air, vitamin E
dalam tubuh hanya dapat dicerna dengan
bantuan empedu hati, sebagai pengelmulsi
minyak saat melalui duodenum.
 Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan
makanan yang berminyak atau sayuran.
Vitamin E banyak terdapat pada buah-
buahan, susu, mentega, telur, sayur-
sayuran, terutama kecambah.
 Vitamin E berguna untuk:
 meningkatkan daya tahan tubuh
 berperan sangat penting bagi kesehatan kulit,
 sebagai Antioksidan
 melindungi sel darah merah yang mengangkut
oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari kerusakan
 Metode analisis kadar vitamin E
 Metode : HPLC
 High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) atau sering diterjemahkan menjadi
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
adalah salah satu tehnik analisis utama yang
banyak digunakan pada laboratorium
analisis.
 Prinsip metode HPLC
 Prinsip pemisahan HPLC yakni, komponen
dalam bentuk campuran dipisahkan oleh
kolom yang tersusun atas partikel berbasis
silica (sebagai fase diam), dengan
memompakan solven (sebagai fase gerak)
melalui kolom (fase diam).
 Prosedur kerja
 Sampel ditimbang seksama sebanyak 25 g dan
dilarutkan dengan etanol 10 mL
 Lalu dicukupkan volumenya hingga 25 mL
menggunakan etanol: tetrahidrofuran (1:1).
 Sampel dimasukkan ke dalam via l kemudian
injeksikan sebanyak 20,0 μL ke HPLC dan dicatat
luas puncaknya.
 Percobaan diulang sebanyak dua kali.
 Berikut ini spesifikasi dan pengkondisian HPLC :
detektor UV/vis pada panjang gelombang 280 nm,
secara isokratik menggunakan kolom C18
(Phenomenex, panjang 28 cm, diameter 5 μm), fase
gerak metanol, suhu kolom 25 ºC, kecepatan
 aliran 1,0 μl/min.
 Contoh Jurnal
 Review jurnal
 Dalam buah B. flabellifer Linn terdapat kan-
dungan vitamin E dengan kadar rata-rata;
ekstrak kering sebesar 3.19% ± 0.12% dan
ekstrak basah sebesar 4.76% ± 0.17%.
 Sistem HPLC dengan fase normal dapat
digunakan untuk analisis kandungan vitamin
E dalam buah B. flabellifer Linn

Vous aimerez peut-être aussi