Vous êtes sur la page 1sur 21

AUDIT ATAS

FUNGSI
PENGADAAN

SITI ROFIAH (21501082156)

JUMIATI HALIMA (21501082138)


POKOK PEMBAHASAN

– Tujuan dan Manfaat Audit


– Langkah-langkah Audit
– Proses Pengadaan Barang dan Jasa
– Kecurangan dalam Pengadaan
– Audit atas Organisasi Pengadaan
– Audit atas Proses dan Perencanaan Pengadaan
– Audit atas Pelaksaan Pengadaan
– Audit Inspeksi dan Penerimaan Barang/Jasa
– Audit atas Pembayaran dan Pelaporan
Tujuan dan Manfaat Audit

– Tujuan dari audit atas fungsi pengadaan ini dapat meliputi :


– Untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi misi organisasi
– Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pengadaan
– Mendorong pengembangan dan pemeliharaan manajemen informasi pengadaan yang dapat
diandalkan
– Memastikan bahwa aktivitas pengadaan telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Langkah-langkah Audit

– Secara umum, proses audit pengadaan barang/jasa meliputi beberapa langkah yang meliputi hal – hal berikut :
1. Perencanaan audit, yang menyangkut :
– Penilaian resiko dan penentuan ruang lingkup audit
– Penentuan jadwal audit
– Penentuan kebutuhan sumber daya dalam melaksanakan audit
– Dalam membuat rencana detai audit, ketua tim harus mempertimbangkan beberapa hal termasuk :
– Risiko, tingkat materialitas dan prioritas pada setiap waktu audit
– Area audit yang signifikan

2. Pengumpulan dan evaluasi temuan audit


3. Pelaporan
4. Tindak lanjut hasil audit
Proses Pengadaan Barang dan
Jasa
– Secara umum, proses pengadaan diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi
atas aktivitas pengadaan
1. Perencanaan Pengadaan
2. Pelaksanaan Pengadaan
3. Pelaksanaan Kontrak Penyerahan Barang
4. Pembayaran dan Pelaporan
Kecurangan dalam Pengadaan

– Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai perilaku menyimpang berikut ini yang mungkin dilakukan.
1. Berkolusi dengan pihak pembeli dalam menentukan harga penawaran
2. Secara diskriminatif menigkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain sulit untuk memenuhinya
3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses tender maupun dalam serah
terima barang/jasa
4. Memberikan sogokan.
Kecurangan dalam Pengadaan

– Beberapa penyimpangan lain yang mungkin terjadi dalam pengadaan berupa :


1. Pengadaan barang fiktif
2. Harga pengadaan barang di mark up
3. Pajak.PNBP sehubungan dengan pengadaan barang tidak dipungut dan/atau tidak disetorkan
4. Kuantitas/hasil volume pengadaan dikurangi
5. Kualitas hasil pengadaan barang direndahkan
6. Keterlambatan penyelesaian pekerjaan pengadaan barang
7. Hasil pengadaan barang tidak bermanfaat
8. Pelanggaran ketentuan/peraturan pengadaan barang yang berindikasi praktik KKN
Audit atas Organisasi
Pengadaan
– Organisasi pengadaan memegang fungsi oerencanaan pemenuhan kebutuhan barang/jasa, mengelola proses
pengadaannya, menilai ketepatan sesifikasi barang/jasa yang diterima sesuai dengan kebutuhan
penggunanya, mengotorisasi pembayarannya, dan mempertanggungjawabkan pengadaan tersebut kepada
organisasi diatasnya.
– Pada audit ini, auditor menilai ketepatan :
a. Penempatan organisasi pengadaan dalam struktur organisasi perusahaan
b. Luas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki fungsi pengadaan dalam memenuhi kebutuhan
barang/jasa secara efektif dan efisien
c. Kompetensi personalia yang menangani dan bertanggung jawab terhadap pengadaan barang/jasa
d. Kecukupan prosedur pengadaan dalam memandu proses pengadaan dalam kerangka tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik.
Audit atas Proses dan Perencanaan
Pengadaan

– Proses pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, survei harga dan pemasok, pemilihan
pemasok/pelaksanaan tender, penandatanganan kontrak dengan pemasok dan penanganan atas serah
terima barang/jasa sesuai dengan kontrak pengadaan. Pengadaan dapat dilakukan melalui penunjukan
langsung, ternder terbatas dan tender terbuka.
– Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas barang/jasa.
Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang spesifikasi, kuantitas
kebutuhan, standar kualitass, dan waktu penggunaanya. Dengan daftar ini, perusahaan dapat terhindar
dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan, (2) kelebihan/kekurangan stok, (3) dana
terikat pada barang-jasa yang belum dibutuhkan, serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai
dengan standar kualitas.
Audit atas Pelaksaan
Pengadaan
– Metode secara umum digunakan dalam pengadaan barang/jasa adalah pembelian langsung,
penunjukan langsung, tender terbatas, dan tender terbuka. Kompetisi adalah dasar dari pengadaan
yang memastikan perusahaan mendapat barang/jasa terbaik melalui persaingan dalam tender.
Pengadaan melalui tender terbuka menimbulkan kesan positif bagi perusahaan. Electronic procurement
(e-Procurement) merupakan salah satu tekonogi komunikasi dan informasi yang mendukung proses
pengadaan yang menjadikan proses ini lebih cepat, transparan, dan akuntabel dan dapat mencegah
terjadinya kolusi, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya.
Audit Inspeksi dan Penerimaan
Barang/Jasa
– Pengendalian yang tidak memadai pada tahap ini dapat berakibat pada:
1. Kegagalan dalam memenuhi standar kuantitas dan kualitas atau standar pelaksanaan lainnya.
2. Pengalihan barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi oleh pihak tertentu.
3. Adanya praktik pembiaran gratifikasi.
4. Pemalsuan kualitas atau sertifikasi standar.
5. Penyajian faktur yang lebih besar atau lebih kecil.
Audit atas Pembayaran dan
Pelaporan
– Pembayaran dan pelaporan adalh bagian terakhir dalam proses pengadaan. Tahapan ini menyangkut
penyelesaian kewajiban organisasi kepada pihak pemasok dan pertanggungjawaban komite pengadaan
atas tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
KASUS PROYEK
HAMBALANG
– Proyek Hambalang awalnya bernama Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga
Nasional Hambalang yang dicetuskan oleh Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan
Nasional pada tahun 2004. Namun namanya berubah menjadi Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Prestasi Olahraga Nasional di tahun 2007 setelah ditangani
Kemenpora. Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng
dalam Republika (2012) menjelaskan tujuan dilaksanakannya proyek hambalang adalah
atas dasar keinginan untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia terus
dilakukan berbagai sarana dan prasarana pun dibangun untuk membina atlet-atlet elit
maupun komunitas sekolah olahraga di tingkat nasional.
– Proyek Hambalang diawali pembangunan fisik berupa masjid, asrama, infrastruktur,
turap lapangan sepak bola dan pagar dimulai pada 2006. Lanjutan pembangunan
Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) mulai
dilaksanakan tahun 2010. Adanya perubahan masterplan yang telah disempurnakan
ini pun membuat anggaran proyek Hambalang membengkak dari Rp 125 miliar
menjadi Rp 1,175 triliun. Berdasarkan penyelidikan KPK tahun 2012 anggaran proyek
Hambalang sudah membengkak menjadi Rp 2,5 triliun.
– Menurut Sekretaris Kemenpora, Yuli Mumpuni dalam Republika (2012) menjelaskan
bahwa membengkaknya anggaran proyek Hambalang dikarenakan adanya perubahan
fungsi yang tadinya hanya untuk sekolah olahraga menjadi sarana untuk pembinaan
dan latihan atlet Indonesia ke depan. Adapun tambahan venue yang akan berdiri di
kompleks Hambalang antara lain GOR Serbaguna, tennis indoor, basket indoor, kolam
renang, hall angkat besi dan angkat beban, hall senam dan gulat, lapangan latihan
atletik hingga taman parkir.
Kami selaku auditor yang mengaudit proyek
Hambalang melakukan beberapa langkah
– Melakukan audit atas organisasi pengadaan

– Dalam audit organisasi tidak terdapat struktur organisasi dalam pengadaan proyek hambalang dimana
dalam satu posisi bisa menempatkan dirinya di posisi lain sehingga peluang melakukan fruod sangat
lebar.
– Melakukan audit atas proses dan perencanaa pengadaan

– Dalam audit perencanaan terjadi pembengkakan anggaran yang awalnya 1,175 T menjadi 2,5 T.
Pemilihan kontraktor yang ternyata dimenangkan oleh PT Adhi Karya dimana pejabatnya ialah Andi
Zulkarnaen Malarangeng yang tak lain adalah keluarga Andi Malarangeng selaku Mempora dan pihak
yang mengadakan proyek Hambalang.
Kami selaku auditor yang mengaudit proyek
Hambalang melakukan beberapa langkah
– Melakukan Audit atas inspeksi dan penerimaan barang/jasa

– Kejanggalan terlihat apabila ditinjau dari aspek profesionalitas dunia konstruksi adalah diduga adanya
kualitas spesifikasi konstruksi bangunan di bawah standar. Hal ini terjadi karena pengerjaan proyek
Hambalang yang dikerjakan oleh KSO PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya Karya, disubkontrakkan hingga
beberapa lapis. Subkontraktor diketahui mencapai 17 perusahaan, termasuk PT Dutasari Citralaras
yang mensubkan lagi ke PT Bestido dan PT Kurnia Mutu. Pensubkontrakan berlapis ini akan
mengakibatkan inefisiensi dan menyulitkan dalam koordinasi pekerjaan. Serta diragukan bahwa
standar prosedur dan hasil kerja yang ditetapkan oleh kontraktor utama akan sampai pada
subkontraktor pada lapis paling bawah.
Kami selaku auditor yang mengaudit proyek
Hambalang melakukan beberapa langkah
– Melakukan Audit atas Pembayaran dan Pelaporan

– Transaksi dalam jumlah besar dengan vendor. Membayarkan dana kepada PT Yodya Karya selaku
konsultan Perencana (Rp12,58 miliar), PT Ciriajasa Cipta Mandiri selaku konsultan manajemen
konstruksi (Rp5,85 miliar), KSO Adhi Karya dan Wijaya Karta sebagai pelaksana jasa kontruksi (Rp453,27
miliar).
– Sebagian anggota Komisi Olahraga DPR mengaku tak mengetahui peningkatan skala proyek Hambalang
dari sekolah atlet senilai Rp 125 miliar menjadi pusat olahraga bernilai Rp 1,2 triliun dengan anggaran
multi-tahun.
SARAN

– Struktur Tata Kelola Organisasi


– Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan memperbaiki tata kelola perusahaan mencakup pemilihan anggota
dewan yang aktif, berkualitas, dan independen terutama komite audit. Dalam kasus Hambalang, hal ini dapat dilakukan
dengan memilih pemimpin menggunakan sistem yang lebih ketat, seperti (kejujuran tanggungjawab dan sikap yang baik)
agar setelah menjabat tidak melakukan praktik-praktik melanggar hukum seperti korupsi dan tindakan lainnya yang
merugikan negara.
– Adanya Tim Audit Ivestigasi
– Tim Audit Investigasi harus terdiri dari auditor-auditor yang berkompeten dan paham mengenai peraturan terkait
pelaksanaan proyek seperti: keputusan hak pakai, lokasi dan site plan, izin mendirikan bangunan, teknis, kontrak tahun
jamak, pelelangan, pencarian anggaran, dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.Tim Investigasi harus menentukan jenis-
jenis penyimpangan yang terjadi, sebab-sebab penyimpangan, modus operandi, pihak-pihak yang terlibat, unsur-unsur
kerjasama,dan estimasi besarnya kerugian negara atau daerah.
SARAN

– Pengawasan (Surveillance)
– Idealnya, strategi atau sistem pencegahan melalui mekanisme pengawasan yang efektifmulai bisa
diberlakukan sejak proses perencanaan proyek, kelayakan, penghitungan anggaran proyek, tahap
lelang, pelaksanaan atau realisasi proyek hingga tahap memonitor spesifikasi material proyek.
Mekanisme pencegahan sekaligus pengawasan ini sudah bisa diterapkan berkat dukungan teknologi
informasi. Sejumlah perusahaan besar swasta asing menggunakan teknologi dimaksud sejak
perencanaan proyek, kalkulasi anggaran hingga pengontrolan spesifikasi material proyek.
SARAN

– Transparansi
– Dalam pengadaan proyek-proyek besar tranparansi sangat penting, agar masyarakat bisa mengetahui
besarnya dana proyek tersebut, siapa saja yang terlibat dalam proyek tersebut dimana masyarakat
bertindak sebagai independent controller.
– Masukan atau Saran Tanpa Nama (Anonymous Tips)
– Petunjuk telah terbukti menjadi metode terbaik dalam mendeteksi kecurangan dan juga langkah
pencegahan. Praktik terbaik untuk program petunjuk anonim mencakup keterlibatan manajemen yang
tepat, penanganan keluhan secara independen oleh pihak ketiga, dan menggunakan beberapa metode
komunikasi dengan sistem yang mudah, ringan, dan nyaman bagi para karyawan untuk memberikan
petunjuk.
TERIMAKASIH

ANY QUESTION ?

Vous aimerez peut-être aussi