Vous êtes sur la page 1sur 20

AYAM BURAS

Anggota
Alvi Nur Diana
(05)
Randy Alvina
Darmawan Acientya
(28) (06)

Iqtiani Ananda
Rufiana Zahra Nadhifah Y.
(20) (07)
Fransisca
Octavirna
(17)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Galliformes

Family : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : G.Gallus

Nama Trinomial : Gallus gallus domesticus


Penyebaran
• Ayam buras jenis pejantan ini banyak dikembangkan
di pulau jawa.
Cara budidaya

1. Pembuatan kandang.
 Menggunakan bambu yang dianyam.
 Tinggi kandang diatas permukaan tanah ± 2 meter.
 Jarak permukaan terhadap atap ± 3 meter.
 Seminggu sebelum di tempati sebaiknya kandang
dibersihkan dan disemprot menggunakan pestisida
agar tetap dalam kondisi bersih dan terhindar dari
penyakit
2. Pemeliharaan ayam
 anakan yang berumur 1 hari di letakkan pada tempat
yang telah diberi pemanas sebagai indukan selama 2
minggu.
 Pada usia 1-14 hari ini, pemberian nutrisi 4-5 kali dalam
sehari, dengan cara disebar.
 Usia 15-60 hari pemberian nutrisi 1 kali dalam sehari
yang ditempatkan pada wadahnya yang digantung.
 ± 2 bulan ayam pejantan ini siap panen dengan bobot
kisaran 9 ons.
Jenis
1. Ayam kampung super 2. ayam kampung
3. Ayam pejantan
PENYAKIT DAN PENYEMBUHAN

1. Tetelo
 Penyebab: Virus dari famili paramyxovirus.
 Gejala: adanya gangguan pernafasan (ngorok),
diare, leher berputar yang berakibat pada ayam
berjalan berputar-putar dan kelumpuhan yang
diikuti dengan kematian.
 Penyebaran: menyebar secara cepat melalui
udara, pakaian, peralatan, burung dan pakan.
 Pencegahan: memberikan vaksin
ND/Newcastle Disease (misalnya: vaksin La
Sota).
 Pengobatan: Belum ada obat yang efektif untuk
menyembuhkan penyakit ini. Ayam yang
benar- benar sakit harus dimusnahkan.
2. Gumboro (Infectious Bursal Desease atau
IBD)
 Penyebab: Virus dari famili birnaviridae.
 Gejala: Nafsu makan dan minumnya
menurun. Ayam mengalami diare, berak
berwarna putih seperti pasta, sukar berdiri
dan gemetar. Ayam juga sering mematuk-
matuk daerah dubur (karena
membengkaknya bursa fabricius yang
terletak di atas dubur).
 Akibat dari penyakit ini adalah penurunan
tingkat kekebalan tubuh, sehingga ayam akan
rentan terhadap infeksi sekunder.
 Penyebaran: Menyebar melalui ayam,
manusia atau peralatan yang terinfeksi. Virus
gumboro bersifat stabil dan bisa hidup
sampai beberapa bulan.
 Pencegahan: Memberikan vaksin gumboro.
 Pengobatan: Belum ada obat yang efektif
untuk menyembuhkan penyakit ini.
3. Flu Burung (Avian Influenza)
 Penyebab: Virus orthomyxovirus.
 Gejala: gejala penyakit pernafasan, seperti
batuk, bersin, mata berair dan sinusitis.
Terjadi pembengkakan di bagian kepala
dan muka. Jengger tampak layu serta di
bagian kaki, kepala dan cuping terdapat
bercak akibat terjadinya pendarahan di
jaringan kulit.
 Penyebaran: Virus menyebar melalui
kontak langsung, udara, air minum,
pakan, peralatan, kendaraan, manusia dan
burung liar yang telah terinfeksi virus ini.
 Pencegahan: Melakukan vaksinasi
(misalnya vaksin Medivac Al, Vaksiflu Al).
 Pengobatan: Belum ada obat yang efektif
untuk menyembuhkan penyakit ini.
4. Penyakit Marek (Marek’s Disease)
 Penyebab: Virus herves
 Gejala: Jengger pucat, iris mata ayam
berwarna kelabu, terjadi kelumpuhan,
terjadi kebutaan, terjadi pembesaran folikel
bulu dengan warna kemerahan, hati
membesar akibat tumor pada hati dan alat
pencernaan lainnya.
 Penyebaran: Dapat ditularkan secara kontak
langsung dan tidak langsung antar ayam.
Penularan terutama melalui udara. Virus
disebarkan melalui sel-sel epitel folikel bulu,
bulu, debu kandang ayam, kotoran dan air
liur. Virus ini memiliki daya tahan hidup
yang lama dalam bulu.
 Pencegahan: Memberikan vaksin (misalnya:
vaksin yang berisi turkey harpervirus).
 Pengobatan: Belum ada obat yang efektif
untuk menyembuhkan penyakit ini.
5. SNOT/ Pilek (Coryza atau Korisa)
 Penyebab: Bakteri Hemophilus
Paragallinarum
 Gejala: Keluar lendir yang berbau khas
dari hidung ayam. Terjadi penyumbatan
di lubang hidung oleh lendir. Daerah
sekitar mata membengkak. Nafas ayam
berbunyi (ngorok) dan ayam mengalami
diare.
 Pencegahan: Melakukan desinfeksi
kandang dan peralatan. Memberikan
vaksinasi dengan menggunakan bacterin
untuk meningkatkan kekebalan tubuh
ayam.
 Pengobatan: Memberikan antibiotik
(misalnya: Amoxitin atau Tetra Chlor).
6. Penyakit yang disebabkan oleh Kutu, tungau/gurem,
caplak dan pinjal
 Penyebab: Kutu, tungau, caplak dan pinjal
 Gejala: Bulu rontok, kaki bersisik, anemia sehingga
produksi berkurang.
 Pencegahan dan pengobatan:
– Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan agar
tidak dapat dijadikan sebagai tempat berkembangbiaknya
kutu, tungau, caplak dan pinjal.
– Menggunakan obat anti kutu (seperti: Kututox-S)
7. Paru-paru basah Ayam (Pneumonia atau Aspergillosis)
 Penyebab: Jamur Aspergillus fumigatus
 Gejala:
– Ayam sukar bernafas, nafsu makan berkurang, terlihat mengantuk, sayap
terkulai.
– Terkadang leher seperti didorong kebelakang, sempoyongan, lemas dan
terjadi kelumpuhan.
 Penyebaran: Jamur aspergillus menyebar melalui spora. Lingkungan yang
mendukung pertumbuhan jamur adalah lembab.
 Pencegahan:
– Jaga kebersihan kandang dan ganti litter yang telah basah.
– Buang litter dan pakan yang berwarna kebiru-biruan.
– Tingkatkan sirkulasi udara dalam kandang.
 Pengobatan: dengan memberikan anti jamur (misalnya: nistatin). Pemberian
antibiotik dapat dilakukan untuk mencegah infeksi sekunder.
8. Malaria Ayam (Leucocytozoonosis)
 Penyebab: Protozoa Leucocytozon andrewsi.
 Gejala: Nafsu makan ayam turun, kehilangan keseimbangan, lemah,
depresi, diare warna hijau, sesak nafas, batuk darah dan kelumpuhan.
 Penyebaran: Pembawa penyakit ini adalah lalat hitam dan nyamuk.
Biasanya penyakit ini mewabah di lokasi peternakan yang dekat dengan
rawa atau danau.
 Pencegahan:
– Memelihara ayam di lokasi yang bebas dari lalat hitam.
– Membersihkan parit agar air tetap mengalir.
– Melakukan fogging secara berkala untuk membasmi nyamuk.
 Pengobatan: memberikan antiprotozoa (misalnya: Maladex) dilanjutkan
dengan memberikan multivitamin (misalnya: Vita Stress) untuk
meningkatkan daya tahan tubuh ayam.
9. CRD ( Chronis Respiratory Desease)
 Penyebab: Bakteri Mycoplasma Gallisepticum
 Gejala: Batuk yang disertai bunyi ngorok, Keluar cairan
dari lubang hidung, Nafsu makan berkurang, dan pada
ayam dewasa betina terjadi penurunan produksi telur.
 Pencegahan: Vaksinasi dengan vaksin Gallimune secara
teratur sesuai petunjuk.
 Pengobatan: Memberikan antibiotik (seperti Amoxitin
atau Neo Meditril).
Pasca panen
• Setelah 2 bulan pasca panen, kandang dibersihkan
dengan sabun dan disinfektan. Masa istirahat
kandang minimal 2 minggu untuk memutus siklus
bakteri patogen dan menjaga agar ayam tetap sehat.
• Jenis ayam ini diambil dagingnya dan digunakan
sebagi bahan utama masakan. Misalnya, ayam bakar,
soto, ayam penyet, dan jenis masakan ayam lainnya.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi