Vous êtes sur la page 1sur 22

Nopen Trijatmiko

131511133123
Tulang ekstremitas bawah atau anggota
gerak bawah dikaitkan pada batang tubuh
dengan perantara gelang panggul terdiri
dari 31 pasang.
1. Os Kosta (tulang pangkal paha)
2. Os Femur
3. Os Tibialis dan fibularis
4. Os Tibia
5. Os Tarsilio (tulang medialis)
6. Meta Torsilia (tulang telapak kaki)
7. Falagus (ruas jari kaki)
Fraktur adalah terputusya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya
(Bruner & Suddart, 2013)
 Fraktur tertutup / eksternal
 Fraktur terbuka / internal
1. Nyeri
 Nyeri terus menerus dan bertambah saat fragmen tulang diimobilisasi.
2. Deformitas (kelainan bentuk)
 Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digerakkan dan cenderung bergerak secara alamiah.
Perseruan fragmen pada fraktur lengan / tungkai menyebabkan deformitas ekstrimitas yang dapat diketahui
dengan membandingkan ekstremitas yang dapat diketahui dengan membandingkan ekstrimitas normal.
3. Krepitasi (suara berderik)
 Saat ekstremitas diraba dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitas yang teraba akibat
gesekan antara fragmen satu dengan yang lain.
4. Edema / bengkak setempat / lokal
 Bengkak dan perubahan warna total pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
Tanda ini baru bisa terjadi setelah beberapa jam / hari setelah cidera.
5. Peningkatan temperatur lokal
6. Daerah cidera kurang kuat pada daerah yang bengkak
7. Pergerakan abnormal
8. Echymasis (perdarahan subkutan yang lebar)
9. Kehilangan fungsi pada daerah yang cidera
10. Shock terutama bila terjadi perdarahan hebat dari daerah area luka terbuka. (Barbara C. Long,
1996)
 Etiologi dari fraktur menurut Barbara C. Long (1998)
yaitu :
 Benturan dan cidera (jatuh pada kecelakaan)
 Fraktur patologik yaitu kelemahan tulang akibat penyakit
kanker / osteoporosis
 Patah karena keletihan, patah tulang karena otot tidak dapat
mengabsorbsi energi, seperti karena berjalan kaki terlalu jauh.
Fraktur juga dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas. Jatuh
dari ketinggian atau jatuh di kamar mandi pada orang tua.
Penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada kerja
oleh karena mesin atau karena trauma olah raga (Rosjad, 1999)
Fraktur gangguan patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh. yaitu stress fisik gangguan metabolik, patologik, kemampuan otot
mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan perdarahan, maka volume darah
menurun, COP menurun maka terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan
mengeksudasi plasma dan proliferasi menjadi odema lokal maka penumpukan
didalam tubuh. fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang
dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri.
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi neural vaskular yang
menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu, di samping itu fraktur
terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi,
dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit.
Pada umumnya pasien fraktur baik terbuka ataupun tertutup akan dilakukan immobilisasi yang
bertujuan untuk mempertahankan program yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai
sembuh. Imobilitas dapat dilaksanakan dengan cara :
 Fraktur tertutup / eksternal
 Gips
 Bidai
 Traksi
 Penggandengan dengan gips
 Penggandengan

 Fraktur terbuka / internal


 Pemasangan plate logam
 Pencangkokan tulang dan plat

 Eksternal dan internal dengan kombinasi di atas membantu kenyamanan dan aktivitas sehari-hari
(Sylvia A. Price, 1995)
Komplikasi ada dua jenis :
 Komplikasi awal
 Syok
 Emboli lemak
 Sindroma komportement
 Infeksi
 Trombo emboli
 Emboli paru
 Kagulasi intra vaskuler diseminatsi

 Komlikasi lambat
 Penyatuan terlambat / tidak ada penyatuan.
 Nekrosis terlambat / tidak ada penyatuan.
 Reakasi terhadap alat fiksasi internal (Engram, 1999).
Klien dibawa ke IGD pada tanggal 27 agustus 2018 diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri
pada betis sebelah kiri dan tidak bisa digerakkan karena patah setelah ditabrak sepeda motor.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27 agustus 2018 klien tampak lemah, kesadaran
composmentis,tampak bengkak pada bagian kaki yang patah, klien mengeluh nyeri pada kaki
(betis) sebelah kiri karena patah dengan skala nyeri : 4. Dan nyeri bertambah jika kaki tersebut
digerakan.keluarga klien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhannya.
A. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 66 Tahun
c. Agama : Islam
d. Jenis kelamin : Perempuan
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Surabaya.
B. Keuhan utama
Klien mengeluh nyeri
C. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang : Klien dibawa ke IGD pada tanggal 27 agustus 2018 diantar oleh
keluarga dengan keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa digerakkan karena patah
setelah ditabrak sepeda motor.
b. Riwayat kesehatan dahulu : Klien belum pernah mengalami patah tulang sebelumnya
c. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami penyakit keturunan ataupun menular lainnya
A. Data psikologis
Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat sembuh
B. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarga baik,terlihat dari anak dan keluarganya yang lain selalu
menunggu nya
C. Data spiritual
Klien beragama islam, klien dan keluarga selalu berdo'a supaya cepat senbuh
D. Kebiasaan sehari-hari
Klien selalu dibantu oleh keluarga dan perawat dalam melakukan aktivitas
E. Pemeriksaan Fisik
 keadaan umum : lemah
 kesadaran : compos mentis
 Tanda-tanda vital : TD : 150/90 mmHg P : 18x/Menit
N : 81x/Menit S : 36,5'c
1. Kepala
 inspeksi : simetris,distribusi rambut merata
 palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
2. Mata
 inspeksi : simetris,tidak ada katarak,konjungtiva anemis,sclera an ikterik
 palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Hidung
 inspeksi : simetris,tidak ada pengeluaran,tidak ada pernafasan cuping hidung
 palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
4. Telinga
 inspeksi : simetris,tidak ada pengeluaran
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan
5. Mulut
 inspeksi :simetris,mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis
 Palpasi :tidak ada nyeri tekan
6. Leher
 inspeksi :simetris,tidak ada pembesaran vena jugularis
 Palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembengkakan
7. Dada
 inspeksi :simetris,pergerakan dinding dada baik
 palpasi :tidak ada nyeri tekan
 auskultasi :bunyi nafas vesikuler
 perkusi :bunyi rensonan
8. Abdomen
 inspeksi : simetris,tidak ada bekas operasi
 auskultasi : bunyi bising usus (+)
 perkusi : bunyi timpani
 palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Ekstremitas
 atas :pada ekstremitas atas,tangan bisa digerakkan dengan baik
 bawah :pada ekstremeritas bawah,kaki sebelah kiri(tibia-fibula) tidak bisa
digerakkan/fraktur, kondisi sekitar fraktur oedema, adanya luka
10. Genetalia
 inspeksi : simetris,terpasang kateter
 palpasi : tidak ada nyeri tekan
No Data Senjang Interprestasi Data Masalah

DS :
Fraktur
 Klien mengatakan nyeri pada betis

sebelah kiri kerena patah
Diskontinuitas tulang
DO :
↓ Gangguan rasa
1  KLien tampak lemah
nyaman nyeri
Pergeseran fragmen
 Skala nyeri 4
tulang
 Tampak edema pada bagian fraktur

 Nyeri bertambah jika pada bagian yang
Nyeri
fraktur di gerakkan
Fraktur

Diskontinuitas tulang

DS : Perubahan jaringan
sekitar
 Keluarga klien mengatakan aktivitas klien
selalu dibantu oleh keluarga ↓

DO : Pergeseran fragmen Gangguan


2
tulang mobilitas fisik
 Klien tampak selalu di bantu oleh
keluarga dan perawat dalam melakukan ↓
aktivitas
Depormitas
 Fraktur pada 1/3 tibia fibula sinistra

Gangguan fungsi

Gangguan mobilitas
fisik
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan pada tulang /
fraktur
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan
No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan

 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit


dengan tirah baring, gips / pembidaian
Setelah dilakukan perawatan selama 3x24
 Tinggikan dan dukung eksremitas yang
jam di harapkan gangguan rasa nyaman
terkena
nyeri dapat berkurang / atau teratasi
1 dengan criteria hasil :  Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
karakteristik dan intensitas nyeri
 Klien tidak mengeluh nyeri
 Lakukan kompres dingin 24-48 jam pertama
 Skala nyeri0
sesuai keperluan

 Kolaborasi pemberian obat analgetik


No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan

 Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh


cedera

 Beriakn papan kaki, bebat pergelangan

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24  Berikan / bantu mobilisasi dengan kursi roda,
jam diharapkan gangguan mobilitas fisik kruk, tongkat, sesegera mungkin, intruksikan
2 dapat teratasi dengan kriteria hasil : keamanan dalam menggunakan alat mobilisasi

 Klien melakukan aktivitas secara  Awasi TD dengan melakukan aktivitas


mandiri

Vous aimerez peut-être aussi