Vous êtes sur la page 1sur 28

Diagnosis dan Tatalaksana

Asma pada Orang Dewasa

Gabriel Cahyani Harefa 102013165


Bernarda Karina Karwayu 102016090
Skenario 1
Seorang perempuan berusia 32 tahun dibawa ke UGD karena
sesak nafas memberat sejak 3 jam yang lalu.

Rumusan Masalah

perempuan 32 tahun dengan keluhan sesak nafas sejak 3 jam yang


lalu.
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Working Diagnosis

Differential Diagnosis
Etiologi

RM Epidemiologi

Patogenesis

Gejala Klinis

Penatalaksanaan

Komplikasi

Prognosis

Pencegahan
Anamnesis

 Identitas Pasien (Nama, umur,


alamat, pekerjaan). 7. Adakah alergi obat atau
 Keluhan Utama antigen lingkungan?
1. Sesaknya sudah berapa 8. Apakah pasien sebelumnya
lama? punya riwayat alergi?
2. Ada waktu tertentu  Riwayat Penyakit Dahulu
sesaknya muncul?  Riwayat Penyakit Keluarga
3. Apakah ada batuknya?  Riwayat Pengobatan.
4. Jika produktif apa warna
cairan/sputum?
5. Apakah ada nyeri di dada?
6. Adakah faktor pencetus
terjadinya sesak?
Anamnes yang didapat

1. Identitas : Perempuan 32 tahun


2. KU : sesak sejak 3 jam lalu
3. RPS : pasien sebelumnya membersihkan gudang tiba-tiba
merasakan sesak napas.
4. RPD : -waktu kecil sering sesak napas hilang-timbul. Namun
sejak SMA hingga sekarang belum pernah kambuh lagi.
Pasien juga dikatakan mengalami alergi susu waktu kecil
5. RPK : ibu dan kakak perempuan pasien sering bersin pagi
hari

5
Pemeriksaan Fisik
◦ Keadaan umum -> tampak sakit sedang ( posisi duduk
nyaman )
◦ Status Kesadaran -> kompos mentis ( gelisah )
◦ Tanda-tanda vital
◦ Tensi : 110/70 mmHg
◦ Nadi: 112 X/menit
◦ Suhu : 36,70C
◦ Nafas : 28 X/menit

◦ Pemeriksaan fisik toraks paru


◦ Inspeksi (retraksi interkostal simetris dlm keadaan statis
dan dinamis)
◦ Palpasi : simetris
◦ Perkusi : sonor
◦ Auskultasi : wheezing +/+
Pemeriksaan Penunjang
1. Spirometri 4. Pemeriksaan sputum
2. Peak Flow Meter/PFM dan analisa gas darah
3. Pemeriksaan IgE (Skin (Jika ada gejala batuk)
Prick Test)
Working Diagnosis
Asma Bronkial Eksaserbasi Sedang

Asma bronkial merupakan suatu kelainan


Asma merupakan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran
penyakit obstruksi napas yang menyebabkan hipereaktivitas
saluran pernapasan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
akibat penyempitan ditandai dengan gejala episodik berulang
saluran napas yang berupa mengi, batuk, sesak napas dan rasa
sifatnya reversible berat di dada terutama dimalam/ dini hari
yang umumnya bersifat reversibel baik
dengan atau tanpa pengobatan
Working Diagnosis
Asma Bronkial Eksaserbasi Sedang
Asma bronchial PPOK PPOK(Bronkitis Pneumonia
(Emphysema) Kronik)
Penyebab -Alergi,rinitis dan -Asap rokok -Asap rokok -Tipikal
atau eksim -Polusi Udara -Polusi Udara -Atipikal
-Riwayat asma -Debu -Debu -Virus
dalam keluarga -Jamur

vGejala -Gejala bervariasi Sesak saat -batuk kronik -Gejala respiratoris:


dari hari ke hari aktivitas -sputum mukoid, batuk, batuk, sesak
-Batuk Gejala progresif purulen, nafas,nyeri dada
-Sesak napas lambat -dispnea (sesak - Gejala sistemik:
-Gejala pada waktu Batuk napas) disertai demam,,anoreksia,
malam/dini hari Sputum berlebihan wheezing, demam penurunan berat
berulang badan, serta
-Kasus berat cor malaise.
pulmonal kronik
maupun payah
jantung.
Pemeriksaan fisik Wheezing Ronki

Hambatan aliran reversibel ireversiel ireversibel


udara
Epidemiologi

 Menurut WHO terdapat 235–300 juta orang di seluruh dunia


menderita asma, dan sekitar 250.000 orang meninggal per
tahun Lebih sering ditemukan di negara maju dibandingkan negara
berkembang. Jadi tingkatnya terlihat lebih rendah di Asia, Eropa
Timur dan Afrika.
 Wanita dewasa lebih tinggi dibandingkan pria dan sering ditemukan
di kalangan orang muda dibandingkan orang tua.
Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, asma Faktor predisposisi


dapat diklasifikasikan menjadi 3  Genetik.
tipe, yaitu :
Faktor presipitasi
 Ekstrinsik (alergik)
 Alergen
 Intrinsik (nonalergik)
 Perubahan cuaca
 Asma gabungan
 Stress
 Lingkungan kerja
 Olahraga/ aktifitas jasmani yang
berat
Gejala dan Berat Serangan Akut Keadaan

Tanda Ringan Sedang Berat Mengancam jiwa

Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat

Posisi Dapat tidur terlentang Duduk Duduk membungkuk

Cara berbicara Satu kalimat Beberapa kata Kata demi kata

Kesadaran Mungkin gelisah Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran


menurun

Frekuensi napas <20/ menit 20-30/ menit > 30/menit

Nadi < 100 100 –120 > 120 Bradikardia

Pulsus paradoksus - + / - 10 – 20 mmHg + -


10 mmHg > 25 mmHg Kelelahan otot

Otot Bantu Napas dan retraksi - + + Torakoabdominal paradoksal


suprasternal

Mengi Akhir ekspirasi paksa Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi Silent Chest

APE > 80% 60 – 80% < 60%

PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg

PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg

SaO2 > 95% 91 – 95% < 90%


Manifestasi Klinis

Serangan episodik batuk, mengi dan sesak napas. Pada awal


serangan sering gejala tidak jelas seperti rasa berat di dada, dan
asma alergik mungkin disertai pilek dan bersin. Memburuk
pada malam hari dan di pagi hari, selepas beraktivitas dan
dalam keadaan berdebu
Pada perkembanga selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret
baik yang mukoid, putih kadang - kadang purulen.
Patofisiologi
Tujuan Tatalaksana
Kontrol Turunkan
gejala saat risiko Kontrol asma
ini

Tujuan utama manajemen asma untuk :


1. Kontrol asma dengan mengontrol gejala
2. menurunkan risiko eksaserbasi
Tatalaksana
Dosis Dewasa (≥ 12 tahun)

• Dosis Terapi Budesonide/Formoterol untuk PELEGA

Maksimal 6 hisapan per 1 kali kejadian sesak


napas
Maks per hari 8 inhalasi, tetapi 12 inhalasi
bisa diberikan temporary jika perlu

• Dosis Terapi Budesonide/Formoterol untuk PENGONTROL

Dosis 80/4.5 dan 160/4.5


1 hisapan dua kali sehari
Atau
2 hisapan satu kali sehari

Catatan untuk 160/4.5, jika perlu


2 hisapan dua kali sehari
Komplikasi

 Status asmatikus
 Atelektasis
 Hipoksemia
 pnemothorak
Prognosis
 Prognosis untuk asma umumnya baik, terutama
sakit ringan. Kematian telah menurun selama
beberapa dekade terakhir karena pengenalan
yang lebih baik dan perbaikan dalam perawatan.
Pencegahan
Pencegahan
Kesimpulan
 Asma bronkial merupakan suatu penyakit
obstruksi saluran napas yang bisa menjadi
kronik. Terdapat berbagai penyebab yang bisa
menginduksi berlakunya asma bermula dari
individu yang atopic, faktor genetic dan faktor
lingkungan. Oleh itu, pencegahan dan
pengobatan awal amat perlu bagi mengelakkan
timbulnya komplikasi yang lebih buruk seperti
hipoksia dan sebagainya.

Vous aimerez peut-être aussi