Vous êtes sur la page 1sur 29

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA TERHADAP

TN. A DENGAN MASLAH UTAMA HARGA


DIRI RENDAH DI RUANG KUTILANG RUMAH
SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG
KELOMPOK RUANG KUTILANG
1. RESTINA
2. SEPTI PUSPITA N
3. SEPTI AYU N
4. HERI SUMARLIN
5. M AGUNG LESTARI
6. SASRA ANDIKA
7. TIKA NOVELIA
8. FRILIANDA PUTRI
9. RAHMAD HIDAYAT
BAB I
 Latar Belakang PENDAHULUAN
WHO (2011) menyatakan paling tidak, ada satu dari
empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO
memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia
yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Jadi dapat dikatakan bahwa jika dalam 1 juta sampel
terdapat 1.729 orang yang menderita gangguan jiwa
maka dalam 237 juta jiwa penduduk indonesia, terdapat
409.773 orang yang menderita gangguan jiwa berat
(skizofrenia).
Dari hasil rekam medis di ruangan kutilang dari bulan
juni sampai bulan september tahun 2018 dengan jumlah
124 pasien, pasien yang lebih banyak resiko prilaku
kekerasan, halusinasi, isolasi soial, dan yang terakhir
harga diri rendah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
 Pengertian
Harga diri (self esteem) merupakan salah satu komponen dari
konsep diri. Harga diri merupakan penilaian pribadi
berdasarkan sberapa baik prilaku sesuai dengan ideal diri
(suart,2009)
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri
sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan (Keliat, dalam Fitria, 2009).
Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa
dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran
negatif tentang dirinya (Barry, dalam Yosep, 2009).
 Komponen Konsep Diri
Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang
diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Fajariyah, 2012).
1. Citra tubuh
2. Ideal diri
3. Harga diri

4. Perfoma Peran

5. Identitas diri
 Rentang Respon
RENTANG RESPON KONSEP DIRI

RESPON ADATIF RESPON MALAKDATIF

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan depersonalisasi


Diri positif rendah identitas
 Proses Terjadinya Masalah
1. Faktor Predisposisi
 Biologis
 Psikologis
 Sosial
 Kultural
2. Faktor Presipitasi
 Trauma
 Ketegangan peran

Sedangkan menurut hasil riset Malhi (2008, dalam Yosep, 2009),


menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-
cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam
mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah.
Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah

 Mengejek dan mengkritik diri  Pandangan hidup yang pesimistis


 Merasa bersalah dan khawatir,  Tidak menerima pujian
menghukum dan menolak diri sendiri  Penurunan produktivitas
 Mengalami gejala fisik, missal :  Penolakan terhadap kemampuan diri
tekanan darah tinggi
 Kurang memerhatikan perawatan diri
 Menunda keputusan
 Berpakaian tidak rapih
 Sulit bergaul
 Berkurang selera makan
 Menghindari kesenangan yang dapat
meberi rasa puas  Tidak berani menatap lawan bicara
 Menarik diri dari realitas, cemas,  Lebih banyak menunduk
panic, cemburu, curiga, halusinasi  Bicara lambat dengan nada suara
 Merusak diri : harga diri rendah lemah.
menyokong pasien untuk
mengakhirinya hidup
 Merusak/melukai orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Penilain Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis, atau fisiologis. Eleman yang penting adalah persepsi pasien tentang
ancaman
 Mekanisme koping
Semua orang, tampa memperhartikan gangguan prilakunya
mampunyai beberapa bidang kelebihan personal
 Mekanisme Koping
Menurut Keliat (1998), mekanisme koping pada klien
dengan gangguan konsep diri dibagi dua yaitu
1. Koping jangka pendek
2. Koping jangka panjang
 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul.
1. Gangguan citra tubuh
2. Ketidakefektifan perfoma peran
3. Harga diri rendah
MasalahKeperawatanData yang Perlu Dikaji
 HARGA DIRI RENDAH

Subjektif ;
 Pesan mengungkapakan tentang:
 Hal negatif diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penolakan terhadap kemampuan diri
Objektif :
 Penurunan produktivitas
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Lebih banyak menundukan kepala saat beri nteraksi
 Bicara lambat deangan nada suara
 Diagnosa Keperawatan
 Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah
 Diagnosa Medis : Depresi
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN HARGA DIRI
RENDAH

Tanggal Pengkajian : 14 september 2018


Tanggal Masuk : 31 agustus 2018
Ruang : kutilang
 PENGKAJIAN
 Identitas Klien
 Nama : Tn. A
 Umur : 32 tahun
 Alamat : Ogan 5, Abung Selatan
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Lampung
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Tidak Bekerja
 No. CM : 014694
 Penanggung Jawab
 Nama : Tn. A
 Hubungan dengan Klien : Sudara Kandung
 Alamat : Ogan 5, Abung Selatan
 ALASAN MASUK
Klien mengurung diri, klien kadang-kadang menangis, klien mersa
tidak berguna, tidak berharga, menghukum atau menolak diri
sendiri,cemas,takut dan terkadang marah tidak jelas
 FAKTOR PREDISPOSISI
 Klien mengatakan Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
 Klien Pernah di rawat pertama kali pada tahun 2010 terakhir kali di
rawat pada tahun 2014
 Pengobatan kurang berhasil karena klien sempat berhenti minum obat
kurang lebih 1 bulan
 Klien mengatakan bahwa di dalam keluarga nya tidak ada saudara yang
mengalami gangguan jiwa
 Klien mengatakan memiliki pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu klien sering di permalukan oleh teman-temannya
karna tidak bekerja
 PEMERIKSAAN FISIK
 Tanda – tanda vital :
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 84 x/menit
 Suhu : 36,5 ºC
 Pernafasan : 26 x/menit
 Tinggi badan : 179 cm
 Berat badan : 62 Kg
 KondisiFisik : Klien tidak mengeluh sakit apa – apa,
tidak ada kelainan fisik.
 PSIKOSOSIAL
 GENOGRAM

; LAKI LAKI

: PEREMPUAN

: GARIS KETURUNAN

: PASIEN

: MENINGGAL
Konsep Diri
 Citra Tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang
paling disukai adalahmata karena bisa melihat.
 Identitas : Klien mengatakan anak ke-7 dari 7
bersaudara.
 Peran : Klien mengatakan di dalam keluarganya atau
dirumah sebagai anak.
 Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan
pulang, merasa bosan dan ingin bekerja
lagi.
 Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung
dengan orang lain selain ibu dan kakak-
kakaknya ,klien merasa tidak pantas jika berada
diantara orang lain, kurang interaksi
social, klien juga merasa tidak berguna dan
tidak pantas untuk hidup
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
 Hubungan Sosial
 Orang yang dekat dengan klien adalah ibu.
 Peran serta kelompok / masyarakat : klien tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
 Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama
klien rawat jalan / berobat jalan temannya berkurang
karena klien malu berkomunikasi,dan klien merasa
malu,teman temannya sibuk bekerja sedangkan klien
berdiam diri di rumah.
 Spiritual
 Klien mengatakan beragama islam.
 Klien mengatakaan jarang sholat tapi 1 tahun lalu klien
tidak pernah meninggalkan sholat.
(Masalah keperawatan : distres spiritual)
 STATUS MENTAL
 Penampilan : klien menggunakan baju yang disediakan diRSJ.
 Pembicaraan: Klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dapat dipahami.
 Aktivitas
Motorik : Klien labih banyak menunduk, aktivitas klien menyesuaikan.
 Alam perasaan : Klien mengatakan bosan di RSJ ingin cepat sembuh dan
pulang, klien sedih belum bisa bertemu ibu.
masalah keperawatan : berduka situasional
 Afek : Klien tidak sesuai dalam berfikir, bicara klien lambat
 Interaksi selama
wawancara : Kontak mata kurang karena menunduk,sesekali klien
menengadah,selalu menjawab jika ditanya.
masalah keperawatan : isolasi sosial
 Persepsi : Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
 Pola Fikir : Tidak ada waham.
 Tingkat
kesadaran : Klien sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari jum’at
tanggal 15 september 2018 ,hari berikutnya juga klien sadar
hari sabtu tanggal 16 september 2018.
 Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.Tingkat
konsentrasi dan berhitung : Klien berhitung lancar, contoh 20 – 15= 5
 Kemampuan
Penilaian : Klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau
membiarkan kursi tidak rapi, klien memilih
 KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
 Makan Klien makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
 BAB / BAK Klien BAB 1x sehari, BAK ± 4x sehari, mandiri.
 Mandi Klien mandi 2x sehari, pagi dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
 Berpakaian / berhias Klien mampu berpakaian sendiri tanpa bantuan orang lain.
 Istirahat dan Tidur Klien lebih banyak tiduran, tidur siang 12.30 WIB15.00 WIB,tidur
malam jam 20.00WIB 04.30 WIB.
 Penggunaan obat
Klien minum obat 2x sehari setelah makan
 Chlorpomazie : 1 x 25
 Trihexiperidine : 2x2 mg
 Resperidone : 2 x 3 mg
 Curcuma : 2 x 1 tab
 Fluoxetine : 1 x 10 mg
 Pemeliharaan Kesehatan
Klien sudah pernah dirawat diRSJD provinsi lampung tahun 2010, karena pasien
berhenti munum obat kurang lebih 1 bulan
(masalah keperawatan : regiment terapi in efektif)
 Kegiatan di Dalam Rumah
Klien dirumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah
 MEKANISME KOPING
 Klien mampu berbicara dengan orang lain,terlihat malu
 Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
 Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada
orang lain,lebih suka diam.
(Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif).

 MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien menarik diri dari lingkungan
 Masalah dengan kesehatan
Klien tidak ada masalah kesehatan.
 Masalah dengan perumahan
Klien tinggal dengan kedua orang tua dan 2 saudaranya.
 Masalah dengan Ekonomi
Kebutuhan klien dipenuhi oleh ibunya.
 ASPEK MEDIK
 Diagnosa Medis : Schizofrenia
 Terapi
 Chlorpomazie : 1 x 25
 Trihexiperidine : 2x2 mg
 Resperidone : 2 x 3 mg
 Curcuma : 2 x 1 tab
 Fluoxetine : 1 x 25 mg
 MASALAH KEPERAWATAN
 Harga Diri Rendah
 Resiko prilaku kekerasan
 Regimen terapi in efektif
 Distres spriritual
 Koping Individu Tidak Efektif
POHON MASALAH

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

HARGA DIRI RENDAH

KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

REGIEMNT TERAPY IN EFEKTIF

DISTRES SPIRITUAL
 DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Harga
Diri Rendah b/d Koping Individu Tidak Efektif
 ANALISA DATA
DATA FOKUS MASALAH

DS : klien mengatakan merasa tidak Harga diri rendah


berguna, tidak berharga,
menghukum atau menolak diri
sendiri,cemas,takut
DO : -klien tampak sedih
-klien tampak kesal
- pandangan hidup klien yang Pesimis
-penolakan terhadap kemampuan Diri
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh saat pengkajian pada tanggal
14-16 September 2018 didapatkan dari observasi
langsung dan catatan medis didapatkan data :
diagnosa medis pasien Tn. A yaitu scizofernia
paranoid, sedangkan diagnosa keperawatanya
adalah harga diri rendah.
Denagn pembahasan
1. Harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
(Keliat, dalam Fitria, 2009).
2. Komponen Konsep Diri

Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang diketahui tentang
dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Fajariyah, 2012).
Terdiri dri
1. Citra tubuh
Pada studi kasus klien tidak terdapat gangguan citra tubuh.
2. Ideal diri
Dari hasil pengkajian klien mengatakan klien berharap bisa cepat sembuh dan keluar
dari rumah sakit, sehingga bisa membantu orang tuanya, klien berharap hubungan
dengan kelarganya lebih baik lagi, dan berharap dapat menukah
3. Harga diri
Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain ibu dan kakak-
kakaknya ,klien merasa tidak pantas jika berada diantara orang lain, kurang interaksi
social, klien juga merasa tidak berguna dan tidak pantas untuk hidup
4. Perfoma Peran
Dari hasil pengkajian klien mengatakan peran klien sebagai anak dari kedua orang
tuanya, dan seorang adik dari kakaknya. Klien mengatakan sekarang tinggal bersama
ibu dan kakaknya. Sehingga klien membantu mengurus rumah dan keluarganya.
5. Idieal diri
dari hasil pengkajian klien statusnya belum menikah. Klien meng klien mengatakan tidak
puas dengan setatusnya saat ini, seagai laki-laki klaen belum mendapat kerjaan, dan
belum menikah
3. Rentang Respon
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak berguna, tidak berharga,
menghukum diri sendiri dan menolak diri sendiri.
4. Proses Terjadinya Masalah
A. Faktor Predisposisi
1. Biologis
Dari hasil pengkajian tidak ada data hasil pemeriksaan CT. MRI
dan PET untuk mendukung teori tersebut
2. Psikologis
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa klien merasa tidak
berguna karena belum bisa membahagiakan orang tuanya.
B. Faktor Presipitasi
Dari hasil pengkajian didapatkan, Klien mengatakan memiliki
pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu
klien sering di permalukan oleh teman-temannya karna tidak
bekerja. Klien mengatakan jika dirumah ada masalah selalu
dilibatkan dan selalu dibicarakan bersama-sama dengan
baik.
TANDA DAN GEJALA
PADA KLIEN PADA TEORI
Mengejek dan mengkritik diri
 Mengejek dan mengkritik diri 

 Merasa bersalah dan khawatir, menghukum dan menolak diri


 Merasa bersalah dan khawatir, sendiri
menghukum dan menolak diri sendiri  Mengalami gejala fisik, missal : tekanan darah tinggi
Menunda keputusan
 Merusak/melukai orang lain 

 Sulit bergaul
 Perasaan tidak mampu  Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga,
halusinasi
 Pandangan hidup yang pesimistis
 Merusak/melukai orang lain
 Penurunan produktivitas  Perasaan tidak mampu
 Tidak berani menatap lawan bicara  Pandangan hidup yang pesimistis
Tidak menerima pujian
 Lebih banyak menunduk 

 Penurunan produktivitas
 Bicara lambat dengan nada suara  Penolakan terhadap kemampuan diri\
lemah.  Kurang memerhatikan perawatan diri
 Klien tidak mengurung diri  Berpakaian tidak rapih
 Berkurang selera makan
 Klien cemas, panik dan kadang –  Tidak berani menatap lawan bicara
kadang marah tanda alasan yang  Lebih banyak menunduk
jelas  Bicara lambat dengan nada suara lemah.
Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul.

Pada pasien Pada teori


 Gangguan penyesuaian
 Harga Diri Rendah  Ansitas
 Gangguan citra tubuh
 Hambatan komunikasi verbal

 Resiko prilaku kekerasan 


Ketidakefektifan koping
Keputusasaan
 Gangguan identitas
 Resiko kesepian
 Regimen terapi in efektif  Ketidakberdayaan
 Resiko ketidakberdayaan
 Ketidakefektifan perfoma peran

 Distres spriritual 


Defisit perawatan diri
Resiko harga diri rendah situasional
 Harga diri rendah
 Gangguan persepsi sendsori
 Koping Individu Tidak  Ketidakefektifan pola seksualitas
Hambatan interaksi sosial
Efektif

 Isolasi sosial
 Distress spiritual
 Gangguan proses pikir
 Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri.
PENUTUP
 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. A dengan
Harga Diri Rendah, penulis menyimpulkan
 Harga Diri adalah penilaian pribadi terhadap diri atau individun yang
menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu untuk mencapai
keberhasilan tanpa mencoba terlebih dahulu.
 Diagnosa yang muncul pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan
Harga Diri Rendah, pada dasarnya sudah sesuai dengan teori yang ada.
Diagnosa yang muncul pada Tn.A adalah HDR,RPK dan Koping individu tidak
efektif
 Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn.A berdasarkan yang ada
di matrik tentang Harga Diri Rendah. Serta dilakukan sesuai strategi pelaksanaan.
 Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.A dengan harga diri rendah
sesuai dengan pelaksanaan yang ada di dalam pelaksanaan teoritis
selama 3 hari. Pasien sudah mampu mengatasi harga diri rendah. Dengan
hasil sesuai dengan strategi pelaksanaan.
 Dalam pemberian asuhan keperawatan Tn.A terdapat berbagai faktor
penghambat dan pendukung, dalam pemberian asuhan keperawatan
adalah sikap pasien yang kooperatif dan juga adanya kerjasama antara
penulis dan juga perawat ruangan.
 SARAN
 Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus sebagai salah satu wadah dalam membantu program
pemerintah untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatan
masyarakat. Diharapkan pihak rumah sakit membuat jadwal kunjungan
keluarga agar proses pemberian intervensi pada keluarga dapat dilakukan.
 Mahasiswa keperawatan
Diharapkan mahasiswa agar mampu memanfaatkan waktu yang ada pada
saat praktik seaksimal mungkin, agar ilmu yang di dapatkan tidak hanya
dikampus , melainkan di lapangan.
 Pendidikan keperawatan
Hendaknya pihak pendidikan dapat memberikan banyak materi
pembelajaran dan praktik terkait perkembangan keperawatan jiwa yang di
rasakan semakin menjadi masaalah kesehatan jiwa , begitu juga dengn
literatur yang di sediakan.
 Keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarajkat hendaknya dapat mengenal gangguan jiwa bukan
sebagai suatu penyakit yang sangat meresahkan masyarakat. Khususnya
pada keluarga agar memberi dukungan pada proses penyembuhan pasien
baik berupa material dan suport seperti kunjungan terhadap keluargaya
yang ada di rumah sakit khususnya.

Vous aimerez peut-être aussi