Pendahuluan Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang pesat menyebabkan jumlah pasien dengan gangguan terkait dengan stres semakin meningkat Gangguan berupa gejala fisik, kognitif, emosi dan perilaku (tergantung individu) Paparan terhadap stresor, trauma dan kekerasan sangat umum terjadi pada masyarakat dan orang dewasa berpenghasilan rendah Manifestasi gejala yang muncul beragam, dalam beberapa kasus gejala dapat dikenali dalam bentuk kecemasan dan ketakutan Gambaran klinis yang menonjol: Anhedonia Dismorfik Gejala eksternalisasi: Marah Perilaku agresif/ gejala disosiatif Gangguan terkait stres dalam DSM V termasuk dalam kelompok Trauma and Stressor-Related Disorder, termasuk di dalamnya adalah: Reactive Attachment Disorder Disinhibited Social Engagement Disorder Post Traumatic Stress Disorder Acute Stress Disorder Adjusment Disorder Tantangan untuk dapat menemukan suatu ketidak normalan berasal dari perkembangan yang awalnya mungkin saja normal Perlunya mempelajari bagaimana kontribusi berbagai faktor dapat mempengaruhi kerentanan seseorang dalam menghadapi stresor Teori Gangguan Terkait Stres STRES Otak merupakan organ yang menentukan apakah yang membuat stres dan menentukan bagaimana perilaku dan tanggapan fisiologis tubuh, apakah bersifat memperbaiki kondisi atau merusak kesehatan NEUROTRANSMITER Glutamat Serotonin Norepinefrin Dopamine Asetilkolin GABA Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) Glutamat Memediasi neurotransmisi rangsang cepat di otak Sirkuit lobus tempral adalah yang penting dalam pengembangan ingatan baru Serotonin Neurotransmiter di sistem saraf pusat maupun saraf perifer Proyeksi neuron ke medula, serebelum dan sumsum tulang belakang berpengaruh terhadap aktivitas motorik, pengendalian nyeri, dan regulasi proses otonom Norepinefrin Peran norepinefrin LC dalam fungsi kewaspadaan, perhatian dan memori kerja Dopamin Memainkan peran penting dalam perhatian dan memori kerja Terlibat dalam perilaku berorientasi pada tujuan, reward Asetilkolin Terlibat dalam proses kognisi, pembelajaran, memori, gairah, dan kontrol motorik GABA Disfungsi neuro transmiter GABA menyebabkan gangguan kecemasan, skizofrenia, ketergantungan alkohol, dan gangguan kejang BDNF Kerusakan tranduksi sinyal reseptor monoamin menyebabkan mekanisme dalam stres dan depresi Endokrin HPA axis merupakan mekanisme respon stres normal Stres kronis menyebabkan atrofi hipokampus yang berfungsi sebagai penghambat HPA axis, atrofi menyebabkan aktivitas HPA axis secara kronis, sehingga meningkatkan resiko gangguan jiwa Imunologi Perubahan aktivitas neuroendokrin dan atau sistem otonom menyebabkan modulasi respon imun (tumor necrosis factor (TNF-α), interleukin (IL)) Glukokortikosteroid menghambat sitokin pro inflamsi dan imunosupresif sehingga mendukung pendapat sebagai pelindung dari hiperaktifasi respon stres GANGGUAN TERKAIT STRES Gangguan Stres Akut Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD) Gangguan Penyesuaian ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN TERKAIT STRES BIOLOGI Amigdala merupakan organ yang mempresentasikan sistem alarm di otak, pada gilirannya mengirimkan sinyal respon ke otot, sistem saraf simpatik, dan hipotalamus. ENDOKRIN Dampak stresor dimediasi oleh koneksi saraf dan sistem endokrin, sehingga berdampak pada ekspresi gen yang memodifikasi dan menginduksi perubahan pada otak. IMUNOLOGI Glukokortikosteroid berindak sebagai imunosupresif, pelepasan glukokortikosteroid selama stres akut dapat menahan respon inflamasi, karena reaksi kekebalan yang melawan patogen akan melemahkan organisme INTERAKSI BIOPSIKOSOSIAL GANGGUAN TERKAIT STRES FAKTOR RESIKO Konteks biologis: gangguan genetik, masalah prenatal, kerusakan neurologis, nutrisi tidak adekuat Konteks individual: rendahnya intelegansi, rendahnya percaya diri dan buruknya kontrol diri Konteks keluarga: attachment kurang, konflik orang tua, pelecehan, penelantaran, kekerasan keluarga, putus hubungan baik Konteks sosial: rekan yang antisosial Konteks kultural: kemiskinan, rasis, prasangka buruk, kekerasan FAKTOR KERENTANAN Konteks biologi: tempramen sulit Konteks individu: jenis kelamin, perencanaan buruk, kemampuan bersosialisasi Keluarga: hubungan orang tua-anak buruk, kurang kasih sayang Konteks sosial: kemampuan sosialisasi yang buruk Kultural: karakter personal yang tidak sesuai harapan FAKTOR PROTEKTIF Konteks biologis: mudah tempramen Konteks individual: intelegensi, kompetensi, fisik menarik, kepribadian menarik Konteks keluarga: kasih sayang cukup dan stabil, orang tua kompeten, pengawasan baik, penghargaan baik Konteks sosial: hubungan yang baik dengan rekan, mentor dewasa Konteks kultural: penghargaan baik, identitas etnis baik, budaya manghargai perbedaan PERJALANAN PENYAKIT Berkembangnya resiliensi terhadap stres Dengan kemampuan memproses informasi stresor dari lingkungan, individu dapat terhindar dari timbulnya gejala Berkembangnya kepekaan atau sensitisasi terhadap stres Individu dengan sirkuit yang peka stres rentan terhadap efek stresor berikutnya, sehingga seriko gangguan jiwa akan meningkat PENANGANAN FARMAKOLOGI Gangguan kecemasan yang mengganggu dapat menggunakan asiolitik atau hipnotik jangka pendek namun memberi efek samping ketergantungan Benzodiazepin dosis rendah jangka pendek dapat membantu pasien berjuang melawan stresor yang tidak biasa NONFARMAKOLOGI PSIKOTERAPI Metode CBT semakin banyak digunakan untuk mambantu individu mengelola respon terhadap stresor PSIKOEDUKASI Bertujuan sebagai treatment dan rehabilitasi Mengajarkan seseorang mengenai suatu masalah sehingga mereka dapat menurunkan stres dan mencagah agar masalah tersebut tidak terjadi lagi PELAKSANAAN Memperkenalkan diri dan membina rapport kepada pasien/ partisipan dan penjelasan singkat tentang psikoedukasi integrative model Menilai kebutuhan pasien/ partisipan tentang terapi psikofarmaka dan psikoedukasi terkait kegawatan gejala/ gangguan yang dialami Membuat kontrak terapi psikoedukasi integrative model (PIM) Menjelaskan pengertian, tujuan, dan manfaat psikoedukasi integrative model kaitannya gangguan terkait stres Menjelaskan tentang mekanisme stres secara neurobiologi Menjelaskan pengertian dan gejala khas gangguan terkait stres Menjelaskan gangguan terkait stres dalam konteks neurobiologi Menjelaskan faktor resiko gangguanterkait stres Menjelaskan faktor kerentanan pada ganguuan terkait stres Menjelaskan faktor protektif gangguan terkait stres Menjelaskan perjalanan gangguan terkait stres Menjelaskan penatalaksanaan psikofarmaka pada ganggua terkait stres Menjelaskan penatalaksanaan non psikofarmaka pada gangguan terkait stres Menjelaskan psikoedukasi pada gangguan terkait stres Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi sehari-hari berkaitan dengan perawatan gangguan terkait stres Mengevaluasi hal-hal yang dipelajari dari hasil dan proses terapi (penilaian terakhir) Menyimpulkan dan menutup sesi SELESAI