Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Umur : 22 Tahun
Suku : Rabojo
Agama : Islam
Pekerjaan : Pramuniaga
No. RM : 599650
Sesak nafas
sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan diperberat dengan aktivitas
dan membaik dengan istirahat. Namun 2 minggu SMRS pasien
merasa makin sesak terlebih saat menarik nafas.
Nyeri dada dirasakan hilang timbul dan tidak menjalar, nyeri dada
dirasa seperti tertusuk dan memberat jika pasien batuk atau
menarik nafas panjang.
Keluhan lain : dada terasa berdebar, tidak ada yang memperberat
atau memperingan, muncul dan hilang dengan sendirinya.
keluhan lainnya berupa mudah lelah dan pusing sejak 2 bulan
terakhir, batuk tidak berdahak sejak 2 minggu terakhir.
Pasien mengaku saat MRS kedua kakinya bengkak,
Riwayat HT (-), Riwayat HT (-),
pengobatan TB (-), Riwayat pengobatan TB (-),
Leher
Simetris
Kaku kuduk (-)
Scrofuloderma (-)
Pembesaran KGB (-)
JVP: 5 + 2 (tidak meningkat)
Pembesaran otot SCM (-)
Otot bantu nafas SCM tidak aktif
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Inspeksi:
Bentuk dan ukuran : simetris
Pergerakan dinding dada : simetris, gerakan tertinggal (-)
Fossa jugularis : deviasi (-)
Fossa supra & infraclavicula
: simetris
Iga dan sela iga : pelebaran ICS (-), penyempitan ICS
(-), arah tulang iga normal
Penggunaan otot bantu nafas: SCM aktif (-), hipertrofi (-), otot
bantu abdomen aktif (-)
Permukaan dada : papula (-), petechiae (-), purpura
(-), spider naevi (-), vena kolateral
(-), massa (-), ginekomasti (-)
Tipe pernapasan : torako abdominal
Ictus cordis : tidak tampak
2. Palpasi:
Posisi mediastinum : deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
Pergerakan dinding dada simetris, gerakan tertinggal (-)
Fremitus vocal : simetris
Ictus cordis tidak teraba , thrill (-).
3. Perkusi
Densitas Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Batas paru-hepar:
Inspirasi : ICS VI
Ekskursi 2 ICS
Ekspirasi : ICS IV
Batas paru-jantung :
Kanan : ICS II linea parasternalis dekstra
Kiri : ICS V midklavikula line sinistra
Auskultasi
Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo :
Auskultasi:
Bising usus : (+)12x/menit
Metallic sound : (-)
Bising aorta : (-)
Perkusi: Palpasi:
Orientasi : timpani Nyeri tekan (-)
Massa (-)
+ + +
Hepatomegali (-)
+ + + Nyeri tekan (-), ren dan lien
+ + + tidak teraba.
Keton -
Pemeriksaan EKG (07/12/17)
• Irama atrial dengan laju 103 kali per menit (takikardi),
• Aksis normal
• Tidak terdapat gelombang P yang jelas.
• Interval P-R tidak dapat dievaluasi,
• Interval R-R regular
• Kompleks QRS normal
• Segmen ST normal
• Gelombang T normal
MR sedang
Left ventrikular dilatasi
Ejection fraction by TEICH 40% , diastolik LV restriktif filling
TAPSE 2,0 cm (fungsi ventrikel kanan)
Global LV hipokinetik 40 %
LVH eksentrik
Efusi perikard miniml di posterior, moderat di basal.
Wanita 22 tahun datang dengan sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu dan
memberat 1 hari SMRS, sesak diperberat dengan aktivitas (dispnea on
effort) dan membaik dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan sesak
memberat malam hari (paroksismal nocturnal dyspnea) dan jika tidur
berbaring (orthopnea). Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri pleuritik
di hemithorax dextra. Keluhan lain berupa dada terasa berdebar
meskipun saat istirahat dan keluhan ini hilang dengan sendirinya, pasien
juga merasa lebih mudah lelah dan pusing sejak 2 bulan terakhir, batuk
tidak berdahak sejak 2 minggu terakhir, nyeri uluh hati (+). Riwayat
penyakit ginjal (+) 3 bulan terakhir. telah dilakukan pungsi pleura pada
pasien di RSUD NTB pada 15 desember 2017 berupa cairan transudat.
Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ronkhi minimal di basal paru dekstra, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan kadar ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, albumin,
dan kolestrol. Pada EKG didapatkan gambaran gelombang p tidak jelas
(bergetar). Pada echocardiografi didapatkan adanya dilatasi dan
hipertrofi ventrikel kiri.
AF
CHF NYHA II-III
CKD stage III
Medikamentosa
O2 2-3 lpm
IVFD NaCl 0,9% 7 tpm
Furosemid 3x 40 mg
V block 12,5 mg 1-0-1
Valsartan 80 mg 0-1-0
CPG 75 mg 0-0-1
Channa Albumin 3x1
ISDN 5 mg sublingual jika nyeri dada
Non-Medikamentosa
Tirah baring
TGL S 0 A P
20/1 Sesak nafas Keadaan umum: baik AF IVFD NaCl 0,9% 7
2/20 (-), nyeri TD : 110/80 mmHg tpm
17 dada (+), HR : 84 x/ menit
Furosemid 3x 40 mg
RR : 22 x/ menit
Batuk (-)
Mata : anemis(-), ikterus(-) V block 12,5 mg 1-
Leher : normal 0-1
Jantung: S1 S2 reguler, Valsartan 80 mg 0-
tunggal, murmur (-),
1-0
Suara nafas: vesikuler, rhonki (-
CPG 75 mg 0-0-1
), wheezing (-).
Abdomen : Supel, BU(+) Channa Albumin
7x/mnt 3X1
Ekstremitas: hangat, edema (-)
TGL S 0 A P
21/1 Sesak nafas Keadaan umum: baik AF BPL
2/20 (-), nyeri TD : 100/70 mmHg Furosemid 3x 40 mg
17 dada HR : 80 x/ menit
V block 12,5 mg 1-
RR : 20 x/ menit
berkurang, 0-1
Mata : anemis(-), ikterus(-)
dan jarang.
Leher : normal Valsartan 80 mg 0-
Batuk (-)
Jantung: S1 S2 reguler, 1-0
tunggal, murmur(-), CPG 75 mg 0-0-1
Suara nafas: vesikuler, rhonki (-
Channa Albumin
), wheezing (-).
3X1
Abdomen : Supel, BU(+)
7x/mnt ISDN 5 mg SL (jika
Ekstremitas: hangat, edema (-) nyeri)
Fibrilasi atrium takiaritmia supraventrikular khas:
aktivasi atrium tidak terkoordinasi perburukan
fungsi mekanis atrium.
ciri dari FA
1. EKG permukaan menunjukkan pola interval RR yang ireguler,
2. Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas pada EKG
permukaan. Kadang-kadang dapat terlihat aktivitas atrium
yang ireguler pada beberapa sadapan EKG, paling sering
pada sadapan V1.
3. Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut
biasanya bervariasi, umumnya kecepatannya melebihi 450x/
menit.
Fibrilasi atrium (FA) → aritmia paling sering (1-2%)
Gejala bervariasi tergantung dari kecepatan laju irama ventrikel, lamanya FA, penyakit
yang mendasarinya.
› berdebar-debar,
› sesak nafas,
› cepat lelah,
Fungsi kontraksi atrial berkurang curah jantung menurun terjadi gagal jantung
Camm AJ, et al. Guidelines for the management of atrial fibrillation. ESC
2010;12:1360-420.
Tujuan:
Pencegahan Stroke
› Terapi anti trombotik
› Penutupan aurikel atrium kiri
Kendali Laju
› Tatalaksana fase akut
› Tatalaksana jangka panjang
Kendali Irama
› Tatalaksana fase akut
› Tatalaksana jangka panjang
Tatalaksana fase
Kendali laju fase akut
Kendali irama fase akut
akut
Terapi pil dalam saku
Kendali irama jangka panjang
Kardioversi elektrik
panjang
Skor CHA2DS2-VASc
› Congestive heart failure
› Hypertension
› Age≥75 years (skor 2)
› Diabetes mellitus
› Stroke history (skor 2)
› peripheral Vascular disease
› Age between 65 to 74 years
› Sex Category (female)
Camm AJ, et al. 2012 focused update of the ESC Guidelines for the management of
atrial fibrillation. Eur Heart J. 2012;33:2719-47.
Pilihan terapi pada
pasien dengan
penyakit ginjal kronik
dan faktor risiko stroke
(CHADS2 ≥2)
Alternatif antikoagulan oral pada pasien dengan resiko tinggi
stroke namun dikontraindikasikan pemberian antikoagulan
oral jangka lama.
AF + hemodinamik tidak stabil harus segera kardioversi
elektrik untuk mengembalikan ke irama sinus. Jika pasien
masih simptomatik + gangguan hemodinamik meski srategi
kendali optimal dapat dilakukan kardioversi farmakologis
dengan obat antiaritmia IV atau kardioversi elektrik.
dada .
terakhir.
Pada AF terdapat beberapa penyakit yang dapat
berkontribusi terhadap inisiasi AF seperti hipertensi, penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus, penyakit jantung valvular,
gangguan hormon tiroid, dan PPOK. Pada pasien ini
didapatkan adanya penyakit komorbiditas berupa mitral
regurgitasi dan adanya gagal jantung kongestif, namun
adanya gangguan hormon tiroid pada pasien tidak
diketahui karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadap
fungsi hormone tiroidnya.
Anamnesis pasien mengaku baru pertama kali merasakan
keluhan berdebar seperti ini dan keluhan ini biasanya hilang
dengan sendirinya.