Vous êtes sur la page 1sur 60

LOKA KARYA MINI

PUSKESMAS Winong I

4 September 2014
Evaluasi Pelaksanaan JKN di Puskesmas
Triwulan II Tahun 2014 di Kabupaten Pati
PEMBAYARAN KAPITASI PUSKESMAS sd JUNI 2014
Permenkes No. 19 Tahun 2014
PENGANGGARAN DAN
BELANJA DANA KAPITASI JKN
T Bagaimana cara penganggaran, pelaksanaan & penatausahaan dana kapitasi JKN?

• FKTP  Menyusun Rencana pendapatan dan belanja dana


J
kapitasi JKN
• FKTP  Menyerahkan Rencana Pendapatan dan Belanja
kepada Dinas Kesehatan
• Dinkes  Menganggarkan dan menyusun Rencana
Pendapatan dan Belanja SKPD
DILAKUKAN SESUAI KETENTUAN YANG
BERLAKU
DASAR
• Peraturan Presiden Nomor 32 tahun 2014
tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 81);
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014
tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik
Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor NOMOR 589);
PEMANFAATAN DANA KAPITASI JKN

• Alokasi untuk pembayaran jasa


pelayanan kesehatan 60%.
• Alokasi untuk pembayaran dukungan
biaya operasional pelayanan
kesehatan 40 %
PENGGUNAAN ANGGARAN
JASA PELAYANAN

• JASA PELAYANAN : UNTUK TENAGA


KESEHATAN DAN NON KESEHATAN
• STATUS : pns dan ptt
biaya operasional pelayanan
kesehatan
• dimanfaatkan untuk:
– obat,
– alat kesehatan,
– dan bahan medis habis pakai; dan
– kegiatan operasional pelayanan
kesehatan lainnya.
• Pengadaan obat, alat kesehatan, dan bahan
medis habis dapat dilakukan melalui SKPD
Dinas Kesehatan, dengan
mempertimbangkan ketersediaan obat, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang dialokasikan oleh pemerintah dan
pemerintah daerah.
Dukungan kegiatan operasional
pelayanan kesehatan
• upaya kesehatan perorangan berupa
kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif lainnya;
• kunjungan rumah dalam rangka upaya
kesehatan perorangan;
• operasional untuk puskesmas keliling;
• bahan cetak atau alat tulis kantor; dan/atau
• administrasi keuangan dan sistem
informasi.
Dukungan kegiatan operasional
pelayanan kesehatan

• PERBAIKAN SARANA KESEHATAN


• PENINGKATAN KEMAMPUAN SDM
• KONSULTASI MEDIK
Utilization Review
Utilization Review (UR)
PENILAIAN FKTP BPJS
KESEHATAN KCU KUDUS
1. Angka Rate
2. Rasio Jumlah Peserta Prolanis yang Rutin berkunjung ke
FKTP (RPPB)
3. Rasio Rujukan
4. Tingkat Keaktifan Dalam Forum Komunikasi antar FKTP
(TKFKTP)
5. Frekuensi Edukasi FKTP pada kegiatan kelompok risti
6. Frekuensi Kegiatan senam prolanis pada kelompok risti
7. Frekuensi Home Visit
8. Jumlah keluhan
INDIKATOR KINERJA MUTU FKTP

Indikator Silver Gold Platinum

Angka kontak komunikasi (Rate kontak komunikasi RJTP V V V


Tingkat keaktifan dalam forum komunikasi antar FKTP V V V
(TKFKTP)
Angka perpindahan peserta ke faskes lain (APPFL) V V V
Re-Credentialing FKTP V V V
Ratio ketersediaan family folder dalam bentuk V V
tersedianya data riwayat pengobatan peserta dalam
P-Care (Rasio Family Folder)
Frequensi Edukasi FKTP pada kegiatan kelompok RISTI V V
per tahun (Frekuensi Edukasi)
Rasio peserta berkunjung ke FKTP lain (RPBFL) V V
Rasio jumlah peserta PROLANIS yang rutin berkunjung V
ke FKTP (RPPB)
Rasio Rujukan Kasus Non Spesialistik (RRNS) dari V
FKTP ke Faskes Tingkat Lanjutan
Angka kesakitan peserta terdaftar di FKTP (AKPT) V
PROMOTIF PREVENTIF
Program Promotif Preventif
• Edukasi Klub Risti
- Edukasi Klub risti adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan
mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status
kesehatan bagi peserta PPDM dan PPHT
- Klub Prolanis dibentuk dengan ketentuan :
a. Setiap FKTP membentuk 1 klub dg jumlah peserta minimal 40
org/klub
b. Penggabungan klub dilakukan apabila jumlah peserta terdaftar
kurang dari 40
- Dibentuknya kepengurusan klub risti yang berasal dari klub itu
serta dikelola untuk mendukung aktifitas PPDM/PPHT
- Dipilihnya peserta potensial yang akan bertindak sbg motivator
dlm kelompok klub /Membantu dokter keluarga
- Tersedianya rencana kegiatan klub bulanan yang dilengkapi oleh
materi dan sarana prasarana yang digunakan.
Inisiasi Pembentukan Klub
Risti
• FKTP yang hendak membentuk klub
risti dapat melaporkan ke BPJS
Kesehatan
• Proposal kegiatan diajukan ke BPJS
Kesehatan sebelum pelaksanaan
• Laporan pertanggungjawaban
maksimal 1 minggu setelah
pelaksanaan
Program Promotif Preventif
• Senam Prolanis
- Diselenggarakan oleh klub risti
- Bantuan anggaran Rp 500.000/ Kegiatan
- Ajuan Proposal dari Klub terlebih dahulu
- Laporan pertanggungjawaban maksimal 1
minggu setelah pelaksanaan
Program Promotif Preventif
• Edukasi Klub Risti dan Senam Prolanis
- BELUM ADA FKTP YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN EDUKASI
KLUB RISTI DAN SENAM PROLANIS DI KABUPATEN PATI
- FKTP UNTUK SEGERA MENGAJUKAN PROPOSAL KEGIATAN
EDUKASI KLUB RISTI DAN SENAM PROLANIS KE BPJS
KESEHATAN
- KEGIATAN PROMOTIF PREVENTIF EDUKASI KLUB RISTI DAN
SENAM PROLANIS MENJADI SALAH SATU POIN PENILAIAN
DALAM PROSES REKREDENSIALING
- UNTUK FKTP BARU UNTUK DAPAT SEGERA MENYESUAIKAN
DENGAN PROGRAM PROMOTIF PREVENTIF BPJS KESEHATAN
Program Promotif Preventif
• Skrining Kesehatan
- Skrining Preventif Primer
a. Blanko Skrining disediakan oleh BPJS Kesehatan dan di
tempatkan di seluruh FKTP BPJS Kesehatan
b. Blangko skrining wajib diisi oleh peserta BPJS Kesehatan dengan
usia Min 30 Tahun
c. Blangko skrining dikumpulkan oleh FKTP ke BPJS Kesehatan atau
dapat dientri oleh FKTP ( diberi biaya entri)
- Skrining Preventif Sekunder
a. Merupakan hasil tindak lanjut Skrining preventif primer
b. Pemeriksaan yang dilakukan adalah : pemeriksaan GDP GDPP
bagi pasien DM, IVA dan Pap Smear bagi peserta dengan resiko
kanker Leher Rahim
c. Bagi Puskesmas yang bisa melakukan pelayanan IVA dapat
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan ditagihkan diluar
kapitasi
d. Pemeriksaan Pap smear dilakukan di laboratorium Patra Medika
PROGRAM RUJUK BALIK
PROSEDUR PELAYANAN
Bagi Peserta BPJS Kesehatan
Pelayanan Ambulan
• Pelayanan Ambulan merupakan pelayanan
transportasi pasien rujukan dengan kondisi tertentu
antar faskes disertai dengan upaya atau kegiatan
menjaga kestabilan kondisi pasien untuk
kepentingan keselamatan pasien
• Ketentuan Pelayanan ambulan :
- Diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan dalam
kondisi tertentu berdasarkan rekomendasi medis
dari dokter yang merawat
- Otomatis dilakukan cek ulang dengan faskes rujukan
PROGRAM RUJUK BALIK
• Program Rujuk balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih
memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang
yang dilaksanakan di faskes tk. I atas rekomendasi/ rujukan dari
dokter spesialis/ sub spesialsi yang merawat.
• Kondisi terkontrol/ stabil adalah suatu kondisi dimana penderita
penyakit kronis berdasarkan diagnose mempunyai parameter-
parameter yang stabil sesuai tata laksana penyakit kronis dan
ditetapkan oleh dokter spesialis/ sub spesialis.
• Obat utama adalah obat kronis yang diresepkan oleh dokter spesialis/
sub spesialis di faskes rujukan dan tercantum dalam Daftar obat PRB
• Obat Tambahan adalah obat yang mutlak diberikan bersama obat
utama dan diresepkan oleh dokter spesialis di faskes lanjutan untuk
mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi efek samping obat
utama dan terdapat pada daftar obat PRB
• Surat Rujuk Balik (SRB) adalah surat yang diberikan faskes lanjutan
untuk merujuk balik peserta ke FKTP dalam rangka melanjutkan
pemeriksaan dan pengobatan peserta dengan penyakit kronis dalam
kondisi terkontrol/ stabil
Jenis Penyakit Yang Termasuk Dalam Program
Rujuk Balik
• Diabetes Mellitus
• Hipertensi
• Jantung
• Asma
• Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
• Epilepsi
• Schizoprenia
• Stroke
• Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
PENGAJUAN KLAIM FKTP
• Syarat pengajuan klaim termasuk Kegiatan
program dapat diunduh di situs BPJS
Kesehatan di : www.bpjs-kesehatan.go.id
•Diharapkan dapat menjadi panduan dalam
pelaksanaan program di FKTP
• Harus Dientri melalui Aplikasi P-Care
•Pembayaran klaim melalui no. rek FKTP atau
DKK???
KEBIJAKAN PELAYANAN OBAT
ERA SJSN
PENYEDIAAN OBAT + BMHP
KOMPONEN MEKANISME
DAK DAN KAPITASI BPJS (DAK
DIGUNAKAN UNTUK
ANGGARAN OBAT
PENINGKATAN SARANA DAN
PRASARANA INSTALASI FARMASI)
MELALUI INSTALASI FARMASI
DISTRIBUSI OBAT
KAB/KOTA
ANGGARAN OBAT PROGRAM (TB,
AIDS, MALARIA, FILARIASIS, KESBU,
APBN KEMENTERIAN KESEHATAN
KESNAK, KES JIWA, GIZI, VAKSIN
REGULER)

MELALUI INSTALASI FARMASI


DISTRIBUSI OBAT PROGRAM
KAB/KOTA .
PENGGUNAAN OBAT DALAM SJSN
JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN
PENETAPAN DAFTAR OBAT
UNTUK SJSN OLEH MENKES
OBAT
TEREGISTRASI

OBAT UNTUK
YANKES STARA 3 FORNAS

OBAT UNTUK DOEN


YANKES
STRATA 2

OBAT UNTUK
YANKES DOEN
STRATA 1 PUSKESMAS

Fasyankes yang dimaksud adalah yang bekerjasama dengan BPJS


Formularium Nasional berisi daftar obat yang dijamin oleh BPJS
PERMASALAHAN SJSN DALAM FANYANKES PEMERINTAH

KETERBATASAN DAFTAR OBAT YANG HARUS


DI SEDIAKAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
KARENA PENYEDIAAN OBAT HANYA
MENGACU PADA FORMULARIUM NASIONAL

KURANGNYA TENAGA KEFARMASIAN FOKUS


PADA PELAYANAN KEFARMASIAN KHUSUSNYA
PUSKESMAS
UPAYA
PENURUNAN AKI & AKB
DI KABUPATEN PATI
UPAYA PROGRAM
– Melaksanakan Klas ibu hamil berkuaitas
– Pelaksanaan P4K yang berkualitas
– Membangun kemitraan Bidan dan Dukun
– Meningkatkan koordinasi Lintas Prog. dan Lintas Sektoral
– Implentasi Pertolongan persalinan empat tangan di fasilitas
kesehatan
– Implentasi Penempatan Bidan di desa dan berdomosili di
desa
– Peningkatan fungsi PONED
– Peningkatan SDM (masyarakat, nakes)
– Monev dan informasi pelayanan KIAOptimalisasi jejaring
rujukan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
– Optimalisasi desa siaga
– Pengadaan Call Center 2H2
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
 Surat Edaran Kadinkes tentang Pemeriksaan gol darah
pada ibu hamil baru dan pemeriksaan kadar HB pada ibu
hamil trimester I dan trimester III menjelang persalinan
 Surat Edaran Kadinkes tentang pertolongan persalinan
di tempat pelayanan kesehatan pemerintah atau swasta
dilakukan 2 orang (4 tangan)
 SK Bupati tentang Tim AMP Baru dan Tim DTPS-MPS
 PERBUP No.54 Tahun 2012 tentang Peningkatan
Pemberian ASI di Kab. Pati
Lanjutan....
 Kebijakan Ka.Dinkes Kab.Pati bahwa :
1. Semua puskesmas mampu melayani pertolongan
persalinan
2. ANC ke-4 ( mulai uk 36 minggu) wajib dilakukan di
Puskesmas dan di periksa oleh dokter Puskesmas.
3. Surat rujukan harus ditandatangani oleh dokter
puskesmas
4. Pertolongan persalinan tidak boleh dirumah ibu.
bersalin harus di sarana kesehatan (PKD,
POLINDES, PUSKESMAS, RS NEGRI/SWASTA)
5. Magang di RSU Soewondo bagi bidan yang
mempunyai kasus kematian ibu sesuai rekomendasi
dari tim pengkaji dengan biaya sendiri.
6. Kasus Asfiksia Sedang dan Berat harus dirujuk ke
Rumah Sakit
7. Bidan Desa harus bertempat tinggal di Desa tempat
tugas
ANC TERPADU
Pelayanan Kesehatan Ibu Terintegrasi
Menurut Siklus Reproduksi
• Pencegahan
penyakit • Kespro remaja
• Gizi • Gizi
• PPKtP WUS dan • Kes. Jiwa
Remaja
• PUG Keluarga • PHBS

Bumil,
Bulin,
PUS Bufas, • ANC, PN, PK, PNC
• Yan KB dan BBL
• Yan BBL
• Kondarurat • KB pasca persalinan,
• Faskes yan KB • Gizi,
• Penanganan efek • PMTCT, IMS
samping KB • Malaria,
• Keswa
42
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
7 T (SPM) 10 T (PWS KIA)
1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi 1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi
Badan Badan
2 Ukur Tekanan Darah 2 Ukur Tekanan Darah
3 Skrining Status Imunisasi TT 3 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
(dan Pemberian Imunisasi TT) 4 (ukur) Tinggi Fundus Uteri
5 Tentukan Presentasi Janin dan
4 (ukur) Tinggi Fundus Uteri Denyut Jantung Janin
6 Skrining Status Imunisasi TT (dan
5 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet
Pemberian Imunisasi TT)
selama kehamilan)
7 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet
6 Temu Wicara (KIE Interpersonal selama kehamilan)
dan konseling) 8 Test Lab Sederhana (Hb, Protein
7 Test Lab Sederhana (Hb, Protein Urin) dan atau berdasarkan indikasi
Urin) dan atau berdasarkan (HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC
indikasi (HBsAg, Sifilis, HIV,
9 Tata Laksana Kasus
Malaria, TBC
10 Temu Wicara (Konseling) termasuk
43
P4K serta KB PP
Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
No Jenis Trim I Trim II Trim III
Pemeriksaan
1 Keadaan umum   
2 Suhu tubuh   
3 Tekanan darah   
4 Berat badan   
5 LILA 
6 TFU  
7 Presentasi janin  
8 DJJ  
9 Pemeriksaan Hb  * 
10 Golongan darah 
11 Protein urin * * 44
lanjutan

No Jenis Pemeriksaan Trim I Trim II Trim III


12 Gula darah/reduksi * * *
13 Darah malaria * * *
14 BTA sputum * * *
15 IMS/Sifilis * * *
16 Serologi HIV * * *
17 USG * * *

Keterangan :
 : pemeriksaan rutin
* : pemeriksaan atas indikasi
* malaria : px rutin pada daerah endemis malaria
* HIV : px rutin pada daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi
sedangkan pada epidemi rendah hanya pada ibu hamil IMS dan TB

45
1. Untuk daerah endemis malaria, pada kunjungan 1 ANC
semua ibu hamil dilakukan :
 Pemberian Kelambu berinsektisida
 Skrining darah malaria (RDT/mikroskopis)
 Pemberian terapi Kina (Tr I)/ACT (Tr II) pada ibu hamil positif malaria
2. Pemeriksaan darah malaria ulang pada trimester II/ III /IV bagi ibu
hamil yang positif
3. Melakukan KIE : Kesling, penggunaan Repelent, Tanaman Repelent
 Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
lebih.
 Riwayat Batuk berdahak bercampur darah
(+),
 sesak nafas, badan lemas,
 nafsu makan menurun
 berat badan menurun,berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik
 demam meriang lebih dari satu bulan.

SUSPEK TB
Rujuk untuk pemeriksaan dahak
Bila Positif  Terapi oleh Petugas
Prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan
tidak berbeda dengan pengobatan TB
pada umumnya. WHO: hampir semua
OAT aman untuk kehamilan, kecuali
streptomisin karena bersifat permanent
ototoxic dan dapat menembus barier
placenta.gangguan pendengaran dan
keseimbangan yang menetap pada bayi.
.
lanjutan
• Keberhasilan pengobatannya  proses
kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi
yang akan dilahirkan terhindar dari
kemungkinan tertular TB
Diagnosis : Ibu Hamil Anemia dan KEK
Tindak Lanjut :
• Pemberian PMT Ibu Hamil
• Pemberian tablet tambah darah dosis?
pengawasan?
• Rujuk ke Bagian Gizi untuk dilakukan
konseling gizi
• Rujuk bila setelah 1 bulan tidak ada
perubahan
Diagnosis : Hipertensi Dalam Kehamilan
• Anamnesis riwayat hipertensi sebelum
kehamilan
• Cek Protein Urine
• Rujuk ke dokter untuk mendapatkan terapi
• Konseling Gizi untuk menjaga tekanan
darah
PERTEMUAN PENURUNAN AKI
DAN AKB MELALUI
“PROGRAM 2H2 CENTER”
DINAS KESEHATAN KAB. PATI
Pati, 21 agustus 2014
PENYEBAB TINGGINYA AKI

AKI
BUMIL BULIN BUFAS
PENYEBAB LANGSUNG
PERDARAHAN, PRE/EKLAMPSI, INFEKSI,PENY LAIN,

PENYEBAB TIDAK LANGSUNG


YANKES: PSP IBU, SUAMI & KEL UPAYA
KONDISI IBU: • kurangnya fas -Yan ANC K1 dan K4 YANKES
• Gizi kes yg bermutu -Persalinan TERINTEGRASI
• 4 Terlalu • terlambat pertol -Bahaya kehamilan
•3 terlambat • sist (rujukan) -Terlambat ambil kep
• Penyakit/Infeksi GDON krg
• Linakes

PENYEBAB MENDASAR
Kependudukan Lingkungan ,Sosial budaya
Kemiskinan -Kes lingkungan yg Buruk
-Geografi ( Terlambat transpot
2. Maksud & Kegiatan
A. Maksud :
• “Program 2H2 Center” adalah Program Pemantauan dan Konseling
bagi Ibu hamil menjelang, saat dan setelah proses persalinan di
Kabupaten Pati
• Tujuannya Umum :
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) di Kabupaten Pati
• Tujuan Khusus :
a. Semua Ibu hamil khususnya ibu hamil dengan Resiko Tinggi
mendapatkan pertolongan Persalinan Nakes yang Tepat
b. Semua ibu hamil khususnya ibu hamil dengan Resiko Tinggi
mendapatkan pelayanan rujukan yang cepat dan tepat, jika
diperlukan
c. Semua ibu hamil khususnya ibu hamil dengan resiko tinggi
terpantau perkembangan kemajuan pada proses
persalinannya.
B. KEGIATANNYA
• Kegiatan di Tingkat Desa/ Puskesmas :
a. Bidan melaporkan Keadaan Umum (KU) ibu hamil
kepada Operator 2H2 Center DKK Pati melalui
telepon /SMS
b. Laporan dimulai 2 hari sebelum Hari Perkiraan Lahir
(HPL) hingga 2 hari setelah Persalinan
c. Jika HPL mundur, maka laporan tetap disampaikan
min 1kali/hari disertai dengan
kunjungan
rumah /konseling pada ibu hamil
tersebut oleh bidan
Lanjutan keg….
d. Jika HPL maju, maka laporannya mulai
dari proses persalinan sampe dengan 2
hari sesudahnya
e. Jika memungkinkan , bidan dapat
membuka website SPGDT (Sistem
Penanganan Gawat Darurat Terpadu)
Dinkes : www.dinkesprovjateng.go.id
untuk mengetahui RS sebagai tempat
rujukan terdekat.
Lanjutan keg….
• Kegiatan di DKK (Operator 2H2 Center) :
a. Petugas menerima dan mencatat laporan dari
bidan (bidan desa, Bidan Praktek Swasta
atau Puskesmas)
b. Petugas memberi masukan dan arahan
kepada pelapor
c. Petugas membuka website SPGDT untuk
mengetahui situasi RS sebagai tempat
rujukan terdekat ataupun telepon langsung ke
RS tempat rujukan.
d. Petugas menghubungi Puskesmas Poned
terdekat, jika memungkinkan untuk ditangani
di Poned.
07. PENTAHAPAN / MILESTONE
NO TAHAP UTAMA WAKTU
1 Jangka Pendek (Juli – September 2014)
Minggu ke 2 Juli 2014
a. Melaksanakan Sosialisasi pada stakeholders dan staf
Minggu ke 4 Juli s/d mgg ke 3
b. Melaksanakan Rakor Internal & Eksternal Agustus 2014
c. Membentuk penguatan Tim Minggu ke 3 Agust 2014

d. Mengumpulkan data dan ; Minggu ke 4 Agust - Sept 2014

e. Mapping Lokasi

2 Tahap Jangka Menengah (Oktober 2014 – Maret 2015)


a. Memantapkan Rakor Internal & Eksternal. Oktober s/d Des 2014
b. Menyusun perencanaan anggaran
Januari s / d Feb 2015
c. Menyusun juklak juknis
Maret 2015
d. Membuat Alur Sistem Rujukan Maternal & Neonatal

3 Tahap Jangka Panjang (2015 – 2017)

a. Membentuk jejaring rujukan Januari mgg ke III 2015


b. Melaksanakan Sosialisasi juklak juknis & Alur Rujukan Januari mgg ke IV 2015
c. Menerapkan system rujukan maternal neonatal di Januari – Desember 2015
wilayah Kab.Pati Menjadi acuan di puskesmas persalinan
Desember 2016 dan 2017
d. Melaksanakan / Implentasi System Rujukan Maternal &
Neonatal
PENUTUP
 Pelayanan antenatal minimal dilakukan sebanyak 4 kali
(1,1,2)
 Untuk meningkatkan kualitas pelayanan antenatal maka
perlu dilakukan Pelayanan antenatal terpadu
 Melalui pelayanan Antenatal yang berkualitas diharapkan
ibu dapat melahirkan dengan selamat dan bayi lahir
dengan sehat dan cerdas
 Belum optimalnya pelaksanaan pelayanan antenatal
terpadu yang disebabkan oleh berbagai faktor
(ketersediaan logistik, pencatatan pelaporan dll)
 Perlu dimantapkan sistem Pencatatan dan Pelaporan
Pelayanan Antenatal
 Pemantapan sistim rujukan

Vous aimerez peut-être aussi