Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Mastitis adalah peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau
tidak,yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus aureus melalui
luka pada puting susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini biasanya
menyertai laktasi,sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis
puerperalis.
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui
peredaran darah. Kadang-kadang keadaan ini bisa menjadi fatal bila tidak
diberi tindakan yang adekuat. Abses payudara, penggumpalan nanah lokal di
dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis.
B.KLASIFIKASI
•Paritas
Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara.
•Serangan sebelumnya
Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat teknik
menyusui yang buruk yang tidak diperbaiki.
•Melahirkan
Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan risiko mastitis, walupun penggunaan
oksitosin tidak meningkatkan resiko
.
•Gizi
Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi terjadinya
mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium dapat mengurangi resiko
mastitis.
Faktor kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam
payudara.
3.Trauma
Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan kelenjar
dan saluran susu dan hal ini dapat menyebabkan mastitis.
D.ETIOLOGI
Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya merupakan
penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi.
1.Statis ASI
Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal ini
terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat jika
bayi tidak mengisap ASI,kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan
yang tidak efektif, pembatasan frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran
ASI, suplai ASI yang sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua/lebih.
2. Infeksi
Organismen yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses payudara
adalah organisme koagulase-positif Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
albus. Escherichia coli dan Streptococcus kadang-kadang juga ditemukan. Mastitis
jarang ditemukan sebagai komplikasi demam tifoid.
E.PATOFISIOLOGI
Stasis ASIà peningkatan tekanan duktusàjika ASI tidak segera dikeluarkan peningkatan
tegangan alveoli yang berlebihanàsel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan
tertekanàpermeabilitas jaringan ikat meningkatàbeberapa komponen(terutama protein dan
kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan jaringan sekitar
selàmemicu rrespon imunàrespon inflmasiàkerusakan jaringanàmempermudah terjadinya
infeksi (Staohylococcus aureus dan Sterptococcus) àdari port d’ entry yaitu: duktus laktiferus
ke lobus sekresi dan putting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus/ periduktal dan secara
hematogen
F.MANIFESTASI KLINIS
Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering.
Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas
dari staphylococcus. Bila ada retak atau luka pada puting, sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mamma yangbersangkutan sampai luka itu sembuh.
Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan.
Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan
dengan :
Jika diduga mastitis, intervensi dini dapat mencegah perburukan. Intervensi meliputi
beberapa tindakan hygiene dan kenyamanan :