2. EKA YULIANA HIPERTENSI Penyakit Hipertensi Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gaga jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. A. Penyebab penyakit hipertensi : Obesitas , malas berolah raga, stres, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. Ada beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder seperti, penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan dan masih ada lagi penyebab lainnya. B. Tanda gejala penyakit hipertensi : Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa terjadi pada penderita hipertensi maupun seseorang dengan keadaan yang normal. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, maka bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah dan pandangan menjadi kabur. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan bisa koma karena terjadi pembengkakan otak. C. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol relaksasi pembuluh darah di pusat vasmotor pada medula di otak, bermula dari saraf berlanjut ke korda spinalis lalu keluar dari kolumna medula spinalis ke gangliasimpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan vasmotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak melalui saraf simpatis. neuron preganglion melepaskan asetilkoin lalu akan merangsang serabut saraf ke pembuluh darah, dengan dilepaskanya norepinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah lalu terjadilah hipertensi. D. Patogenesis Faktor resiko : disebabkan oleh diet, asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok dan genetis. Sistem saraf simpatis : tonus simpatis dan variasi diurnal. Keseimbangan modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi, endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos, dan interstisuim juga memberikan kontribusi akhir. Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin, dan aldosteron. Terjadinya hiprtensi E. Hispatologi Sekitar 50% hipertensi sekunder disebabkan oleh kelainan jaringan ginjal. Penyebabnya adalah kelainan jaringan sel juksta glomerulus yang mengalami hiperfungsi. Hipertensi juga dapat terjadi pada stenosis renovaskuler dan kelainan jaringan perenkhim ginjal karena infeksi atau tumor. Sel juksta menghasilkan renin lalu mengubah angiotensinogen dalam darah menjadi angiotensinogen I (bentuk tidak aktif), oleh peengaruh enzim proteolitik berubah menjadi angiotensin II (bentuk aktif) yang berfungsi sebagai vasokontriktor dan merangsang korteks kelenjar adrenal untuk melepaskan aldosteron yang mempengaruhi tubulus kontortus distalis untuk mereabsorbsi NaCl dan air, sehingga menambah volume cairan ekstra seluler. Angiotensin II bersifat vasokonstriktor kuat, sehingga mempengaruhi sistemik yang tadinya rendah menjadi tinggi atau hipertensi. Kelainan pada parenkhim ginjal juga dapat menimbulkan hipertensi renal, misal pada pielonefritis kronis. Infeksi kronis akan merusak parenkhim dan membentuk jaringan parut. Jaringan ini akan menarik jaringan sekitarnya termasuk jaringan vaskular arteri interlobaris yang akan mengganggu vaskularisasi ginjal yang berakibat timbulnya hipertensi. E. Pemeriksaan diagnosis : Pemeriksaan EKG dan foto rontgen dada, dilakukan untuk mengetahui lamanya menderita hipertensi dan komplikasinya terhadap jantung. Jadi bisa menilai adanya kelainan jantung juga atau tidak. Pemeriksaan Ekokardiografi, suatu pemeriksaan yang mutlak harus dilakukan oleh penderita. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan klinis yang seksama dan EKG juga foto rontgen. F. Management : a) Penurunan berat badan dapat mengurangi tekanan darah dengan demikian dapat mengurangi beban kerja jantung. b) Olahraga, disertai penurunan berat dapan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan kecepatan denyut jantung istirahat. c) Teknik relaksasi, dapat mengurangi denyut jantung dengan cara menghambat respon stres saraf simpatis. d) Berhenti merokok untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi,karena asap rokok dapat menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. e) Diuretik, bekerja melalui berbagai mekanis untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan airnya. G. Komplikasi Stroke, dapat terjadi akibat hemoraji (pendarahan) tekanan tinggi di otak, sehingga aliran darah ke area otak tidak lancar. Infark miokard, terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak bisa menyuplais cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Gagal ginjal, terjadi karena kerusakan progesif akibat tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi. Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian. Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamasi (mual berlebihan pada saat hamil).