Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
Spesifikasi bahan bangunan
Kayu opuruk / kayu buah
Kayu Pawih
Panjang : 400 cm
Diameter : 4-5 cm
Fungsi : Konstruksi atap
Kayu Wip
Panjang : 500 cm
Diameter : 5-7 cm
Fungsi : Konstruksi lantai dua
Kayu Sop
Panjang : 400 cm
Diameter : 7-9 cm
Fungsi : Konstruksi lantai dua
Spesifikasi bahan bangunan
KAYU SAGHE
FUNGSI :
sebagai dinding >>
di potong
membentuk papan
dengan panjang
250 cm, lebar 23
cm, dan ketebalan HERE : tali, MUL : rotan >>
4 cm. HEREMUL : tali rotan
dapat digunakan setelah
dibagi menjadi dua
bagian sehingga menjadi
lebih lentur dan dapat
melengkung dengan baik.
Spesifikasi bahan bangunan
MULELE
Tali berbentuk seperti
rotan dengan ukuran
yang lebih kecil. Tumbuh
liar di hutan dan tidak
sulit untuk
mendapatkannya.
FUNGSI : berbentuk seperti Rotan
untuk mengikat akan tetapi bagian
sesuatu dengan dalamnya kosong.
jumlah sedikit dan FUNGSI :
dimensi yang
kecil. untuk mengikat O
Amun
Masyarakat sekitar percaya bahwa apabila
membakar atau memusnahkan O Erani dapat
berdampak buruk pada pelaku dan keturunannya.
JAGAR
Jagar berfungsi sebagai penutup lantai pada lantai dua. Jagar
atau yang biasa dikenal dengan tebu hutan ini berbentuk seperti
rotan, dengan diameter 1 cm. jagar dapat di temukan di hutan
ADAT
PAKAIAN LAKI-LAKI
Masyarakat Suroba sendiri mengatakan bahwa mereka memakai pakaian.
Pakaian yang mereka pakai adalah pakaian adat, pakaian peninggalan
leluhur mereka yang harus dijaga dan dihormati
Bagi wanita yang belum menikah, memakai Salli sebagai rok dan menutupi dada
dengan noken. Akan tetapi jika sudah menikah memakai Jokal sebagai rok dan
tidak menggunakan noken sebagai penutup dada
Bakar batu merupakan kegiatan adat yang sangat mendarah daging dengan masyarakat suroba
KAYOU
Kayou merupakan menara yang berfungsi memantau keberadaan musuh saat terjadi perang
MASYARAKAT
SILIMO
Dibatasi oleh pagar atau Leger Dibatasi oleh pagar atau Leger dengan Beberapa Hunila memiliki wamena atau
dengan tanaman diatas pagar tanaman diatas pagar yang disebut kandang anak babi di dalamnya.
yang disebut Leger Aikah. Leger Aikah.
KEHIDUPAN SEHARI-HARI KERAJINAN TANGAN
Masyarakat suroba adalah syarakat dengan mata pencaharian yang Hasil kerajinan tangan yang dijual ke turis yang datang adalah hasil dari
sebagian besar adalah petani alam Suroba
RUMAH JEW
Rumah adat masyarakat suroba
yang tinggal di dalamnya ialah para
lelaki bujang, ,tetua adat [ tidak
beserta istri-istri mereka], maka
rumah ini disebut rumah
panjang/rumah bujang.
Fungsi Jew
• Tempat tidur bagi para lelaki dewasa
• Tempat pertemuan bagi seluruh warga
• Tempat pembinaan
• Pusat pengembangan budaya
• Tempat kehadiran Yang Ilahi
• Tempat menyimpan berbagai benda yang dianggap
suci
• Jew merupakan symbol kesatuan antara hidup
profan kemasyarakatan
Benda-benda yang Dianggap Suci
• Em-eme (tifa)
• Kapak batu keramat
• Fu (terompet bambu)
• Noken (ese)
• Patung mbis (patung leluhur) Em-eme (tifa)
Noken (ese)
Proses pembangunan rumah honai
• Pemasangan O Amun
dilakukan di titik pertemuan
seluruh O Wonok. Pengikatan
dilakukan di luar O Wonok. O
Amun berfungsi sebagai
pengikat seluruh O Wonok
atau pengikat akhir.
Sedangkan pengikatan awal O
wonok pada hiseke belum
dikatan sebagai O Amun. O
Amun menggunakan bahan
heremul. Setelah O Amun
terpasang berarti
pemasangan konstruksi atap
sudah selesai dilakukan.
USUOK
Membuat wulikin atau tungku api. Tungku api ini awalnya hanya
berupa lubang yang kemudian diisi kayu dan digunakan sebagai
tungku. Akan tetapi setebah tiga bulan pemakaian maka akan
ada kumpulan abu dari kayu bakar tersebut. Masyarakat biasa
menggunakan abu tersebut untuk dijadikan bahan pengganti
semen dengan cara langsung memasukan air ke dalam abu dan
diaduk seperti mengaduk semen.
• Membuat heliela atau tempat
kayu yang berada di atas
wulikin yang berfungsi untuk
meletakan kayu basah agar
cepat kering
• Memasang rumput atau yeleka
pada lantai satu atau agaroba.
• Membuat got atau saluran air
agar air tidak masuk ke dalam
honai
• Membuat pintu atau Su,
menggunakan bahan kayu Wilo
• Membuat tangga menuju lantai
dua atau Henaipu
Em-eme (tifa)