Vous êtes sur la page 1sur 29

Manfaat Penggunaan Steroid Dosis Tinggi +

Hespander +Mannitol dalam Terapi Bell’s Palsy


Takatoshi Furukawa, Yasuhiro Abe, Tsukasa Ito, Toshinori Kubota, dan Seiji Kakehata

PRESENTATOR
Hesti Anandini Sariningrum

PEMBIMBING
Dr. dr. Imran, M.Kes, Sp.S
Tujuan
 Secara garis besar baru-baru ini belum ada penyelidikan
yang memaparkan tentang kegunaan dari steroid dosis
tinggi yaitu prednisolon pada Bell’s Palsy. Kami
membandingkan hasil terapi antara steroid dosis normal
(prednisolon 60 mg/hari) dengan steroid dosis tinggi
(prednisolon 200 mg/ hari)+Hespander+Mannitol. Kami
juga menyelidiki tingkat kesembuhan dengan agen
antiviral.

Desain penelitian
 Studi Kasus Restropektif
Tempat
 Pusat rujukan tersier

Pasien
 Sebanyak 675 pasien Bell’s Palsy dengan House-Brackmann (HB) Scale grade V
dan grade VI berhasil dipulihkan di departemen kami sejak dari 1995-2014.
Pasien-pasien ini terbagi menjadi grup dengan dosis normal steroid dan dosis
tinggi steroid.

Tempat
 Kami secara terpisah menilai hasil pengobatan untuk pasien dengan skala HB
V dan VI. Analisa regresi dipaparkan untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi keluaran dari pengobatan, yaitu jenis kelamin, umur,
tanggal memulai terapi, dosis prednisolon, dan obat-obatan antiviral.
House-Brackmann
Grade Penjelasan Karakteristik
I Normal Fungsi fasial normal
II Disfungsi ringan Kelemahan yang sedikit yang
terlihat pada inspeksi dekat, bisa
ada sedikit sinkinesis.
Pada istirahat simetri dan
selaras.
Pergerakan dahi sedang sampai
baik
Menutup mata dengan usaha yang
minimal
Terdapat sedikit asimetris pada
mulut jika melakukan pergerakan
III Disfungsi sedang Terlihat tapi tidak tampak adanya perbedaan
antara kedua sisi
Adanya sinkinesis ringan
Dapat ditemukam spasme atau kontraktur
hemifasial
Pada istirahat simetris dan selaras
Pergerakan dahi ringan sampai sedang
Menutup mata dengan usaha
Mulut sedikit lemah dengan pergerakan yang
maksimum

IV Disfungsi sedang berat Tampak kelemahan bagian


wajah yang jelas dan
asimetri
Kemampuan
menggerakkan dahi tidak
ada
Tidak dapat menutup
mata dengan sempurna
Mulut tampak asimetris
dan sulit digerakkan.
V Disfungsi berat Wajah tampak asimetris
Pergerakan wajah tidak
ada dan sulit dinilai
Dahi tidak dapat
digerakkan
Tidak dapat menutup
mata
Mulut tidak simetris dan
sulit digerakkan
VI Total parese Tidak ada pergerakkan
Hasil
 Tingkat kesembuhan secara signifikan lebih baik pada kelompok sampel yang
mengggunakan steroid dosis tinggi+ Hespander+Mannitol jika dibandingkan
dengan kelompok sampel yang menggunakan steroid dosis normal pada pasien
dengan House-Brackmann (HB) Scale grade V (100% versus 77,7%) dan grade VI
(92,5% versus 68,2%). Efek tambahan dari agen antiviral hanya terlihat pada
kelompok sampel dosis normal. Faktor signifikan yang mempengaruhi keluaran
adalah prednisolon 200 mg/hari dan inisiasi dini terapi. Faktor-faktor
insignifikan yaitu jenis kelamin, usia, dan agen antiviral.

Kesimpulan
Kami menemukan bahwa steroid dosis tinggi + Hespander + Mannitol secara
signifikan menghasilkan keluaran terapi yang lebih baik daripada penggunaan
steroid dosis normal dalam terapi yang diberikan pada pasien dengan Bell’s Palsy.
Definisi
Bell’s Palsy merupakan suatu kelemahan atau kelumpuhan
dari otot wajah dengan disfungsi saraf perifer wajah yang
terjadi secara akut dan biasanya bersifat unilateral dengan
penyebab yang tidak diketahui.
 Terapi yang memungkinkan diberikan selama ini yaitu
pemberian dosis normal steroid terutama prednisolon
sebesar 60 mg/ hari berdasarkan rata-rata berat badan
orang dewasa di Jepang. Selain itu terdapat pula terapi
dengan steroid dosis tinggi, yaitu prednisolon dengan dosis
200 mg/hari dikombinasikan dengan penggunaan agen
antiviral yang secara spesifiknya yaitu acyclovir atau
valacycovir, dan alternatif lainnya adalah dengan metode
pembedahan dekompresi saraf fasialis.
Sampel Penelitian

Kriteria inklusi:
1. Pasien harus berusia lebih
dari 15 tahun Kriteria
2. Pasien dengan HB skor V eksklusi:
Pasien dari atau VI Pasien-pasien
tahun 1995- 3. Pengobatan harus mulai yang menjalani
2014 dalam waktu 7 hari dari operasi
timbulnya penyakit ini dekompresi
4. Tidak ada pengobatan awal saraf wajah
lainnya telah diberikan
5. Tindak lanjut telah dilakukan
sampai pemulihan lengkap
dari kelumpuhan wajah atau
6 bulan dari timbulnya
penyakit ini
6. Telah diperoleh informed
consent
Protokol pengobatan

Kelompok 3
Kelompok 1
Menerima dosis normal PSL pada 60
Menerima dosis normal Prednisolon mg /hari secara oral + agen antivirus
(60 mg/hari) secara oral (n=93) VACV 3000 mg atau ACV 750 mg/ hari
[HB kelas V=27; HB kelas VI=66]) (n=201) (HB kelas V=24; HB kelas
VI=177)

Kelompok 4
Kelompok 2 Menerima steroid dosis tinggi +
Menerima dosis tinggi Prednisolon
Hespander + Manitol dapat
(200 mg /hari) + Hespander +
digunakan dalam kombinasi dengan
Manitol intravena (n=154) (HB kelas
satu dari dua agen antivirus, ACV
V=36; HB kelas VI=118)
750 mg / hari atau VACV 3.000 mg /
hari
Metode Statistik

Kruskal-Wallis Meier uji log-rank


product limit
HASIL
TABEL 1. Protokol untuk pemberian dosis normal steroid dan dosis tinggi steroid di departemen kami
antara tahun 1995 dan 2014

Pemberian Dosis tinggi Pemberian Normal-dosis


steroid steroid

Prednisolon
Hari (mg) Hespander (ml) Manitol (ml) Prednisolon (mg)

1 200 1.000 100 60


2 200 1.000 100 60
3 150 1.000 100 60
4 100 500 50 60
5 75 500 50 60
6 50 30
7 50 30
8 30 30
9 30 10
10 10 10
Total 895 410
Tabel 2. Karakteristik pasien dari keempat Grup (Grup 1, Grup 2, Grup 3, dan Grup 4)

HB kelas V

Karakteristik

Seks, Umur (Yr) Waktu Dari Onset ke ENoG minimal Penerimaan

Laki-laki
(%) (Mean ± SD) Pengobatan (Hari) (Mean ± SD) Nilai (%) (Mean ± SD) Rate (%)

Kelompok 1 (n = 27) 48,1 54.0 ± 18.1 3.1 ±3.0 43,2 ±29,9 11.1

2 (n = 36) 50,9 53,5 ± 15,5 2,5 ±2,3 51,4 ±24,9 100

3 (n = 53) 36.1 50,4 ± 16,5 2.0 ±1.1 46,8 ±22,5 5.7

4 (n = 24) 39,1 50,6 ± 20,3 1,8 1±,1 52,2 ±22,9 100

Uji Kruskal-Wallis ns ns ns ns
HB Kelas VI

Karakteristik

Seks, Umur (Y) Waktu Dari Onset ke Nilai ENoG Minimal Penerimaan
Laki-laki (%) (Mean ± SD) Pengobatan (Hari) (Mean ± SD) (%) (Mean ± SD) Rate (%)

Kelompok 1 (n = 66) 33.3 56,6 ± 20,3 2,8 ± 2,4 31,7 ± 26,5 7,6
2 (n = 118) 48,8 54,8 ± 17,4 2,5 ± 2,0 35,1 ± 25,3 100
3 (n = 174) 43.2 55,2 ± 18,3 2,5 ± 2.2 31,1 ± 25,3 10.3
4 (n = 177) 47,9 53,5 ± 18,7 2,5 ± 2,3 30,1 ± 25,2 100
Uji Kruskal-Wallis ns ns ns ns
Grup 1 PSL 60 mg / hari
kelompok 2 PSL 200 mg / hari + Hespander + mannitol
kelompok 3 PSL 60 mg / d þ VACV 3.000 mg / d

kelompok 4 PSL 200 mg / dhari + Hespander + mannitol + VACV 3.000 mg atau ACV 750 mg / hari

Tidak ada perbedaan statistik yang signifikan yang ditemukan diantara keempat Grup.
ACV =asiklovir; HB =House-Brackmann; PSL =prednisolon; VACV=valacyclovir.
Kelas HB V.

Tingkat kesembuhan
100

(%)
80

60

40

20

0 30 60 90 120 150 180

Follow up (Hari)

Kelompok 1 : PSL 60 mg/hari (n=27)


Kelompok 2 : PSL 200 mg/hari+Hespander+Mannitol (n=36)
Kelompok 3 :PSL 60 mg/hari+ VACV 3000mg/hari (n=53)
Kelompok 4 : PSL 200 mg/hari+Hespander+ Mannitol + VACV 3000mg/hari atau ACV 750mg/hari
(n=24)
Kelas HB VI
Tingkat kesembuhan
(%)
100

80

60

40

20

0 30 60 90 120 150 180

Follow up (Hari)

Kelompok 1 : PSL 60 mg/hari (n=66)


Kelompok 2 : PSL 200 mg/hari+Hespander+Mannitol (n=118)
Kelompok 3 :PSL 60 mg/hari+ VACV 3000mg/hari (n=174)
Kelompok 4 : PSL 200 mg/hari+Hespander+ Mannitol + VACV 3000mg/hari atau ACV 750mg/hari (n=177)
TABEL 3. analisis regresi logistik untuk menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengobatan

HB kelas V dan VI (n = 675)


Variabel independen standar Kesalahan Wald Statistik p Nilai odds Ratio 95% CI

Sex (laki-laki dibandingkan perempuan) 0,121 1,335 0,248 1,275 0,844-1,926


Umur (lebih dari 65 tahun) 0,288 0,879 0,348 0,764 0,434-1,342
palsy lengkap (HB kelas VI) 0,808 3,892 0.048 2,243 1,005-5,007
Kali dari onset pengobatan (dalam 3 hari) 0,299 1,103 0,293 0,731 0,406-1,313
dosis steroid (normal atau tinggi) 0,212 12,675 <0,001 2,125 1,403-3,218
Antivirus 0,009 0,726 0,394 1,001 0,999-1,001

HB kelas VI (n =535)
Variabel independen standar Kesalahan Wald Statistik p Nilai odds Ratio 95% CI

Sex (laki-laki dibandingkan perempuan) 0,369 0,023 0,879 1,057 0,512-2,182


Umur (lebih dari 65 tahun) 0,009 0,973 0,324 0,991 0,972-1,009
Kali dari onset pengobatan (dalam 3 hari) 0,064 4,936 0.026 0,8667 0,764-0,983
dosis steroid (normal atau tinggi) 0,782 16,317 <0,001 23,539 5,083-108,995
Antivirus 0,358 3,131 0,076 1,884 0,934-3,799
DISKUSI
 Angka kejadian Bell’s Palsy hampir sebesar tiga
perempat dari keseluruhan kelumpuhan wajah
perifer, dan insiden tahunan diperkirakan 20
sampai 30 pasien per 100.000.
Steroid telah banyak digunakan dalam
pengobatan Bell’s palsy untuk mengurangi
edema dan peradangan saraf wajah di kanal
Fallopian
Faktor utama dalam hasil pengobatan yang lebih baik adalah penggunaan
Steroid dosis tinggi dan Hespander yang jelas memiliki efek
menguntungkan melalui peningkatan sirkulasi mikro. Sedangkan Manitol
digunakan lebih sebagai langkah pencegahan terhadap sakit kepala dan
edema, karena itu mungkin tidak secara langsung mempengaruhi
hasilnya.

Dari hasil penelitian retrospektif skala besar kami yang disajikan di sini menunjukkan
bahwa PSL dosis normal saja, yang didefinisikan sebagai 60 mg untuk orang dewasa
dengan berat badan rata-rata pada pasien dengan skala HB V-VI, memberikan hasil
yang lebih buruk jika dibandingkan dengan kelompok-kelompok lainnya. Sebaliknya,
dosis tinggi steroid + Hespander + manitol terbukti lebih efektif, terutama bila
dibandingkan dengan terapi steroid dosis-normal.
Tidak ditemukan adanya efek samping seperti
disfungsi hati, ulkus lambung, atau kelainan pada
hasil uji laboratorium di setiap pasien di salah satu
kelompok protokol pengobatan

Dengan demikian, Steroid dosis tinggi + Hespander +


Mannitol seperti dijelaskan di sini dianggap sebagai terapi
pilihan pertama bagi pasien Bell’s Palsy, terutama
mengingat risiko rendah efek samping.
Sementara steroid dosis tinggi + Hespander + manitol
ditemukan sangat efektif dalam pengobatan Bell palsy,
penggunaan antivirus tidak ditemukan memberikan manfaat
tambahan. Analisis regresi logistik dilakukan untuk
menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pengobatan juga menunjukkan bahwa steroid dosis tinggi +
Hespander + Manitol efektif, tetapi tidak menunjukkan
efektivitas terkait dengan agen antivirus.

Namun lain halnya dengan penggunaan agen antivirus pada


kelompok steroid dosis normal yang menunjukkan angka
penyembuhan yang lebih baik
Hasil penelitian kami menunjukkan manfaat yang lumayan baik
yang dicapai ketika VACV 3000 mg / hari dikombinasikan dengan
dosis PSL normal pada pasien Bell’s Palsy dengan nilai HB V dan
VI (Group 3). Namun, manfaat yang sama ini tidak diamati ketika
salah satu, apakah ACV 750 mg / hari atau VACV 3000 mg / hari
dikombinasikan dengan dosis PSL tinggi dalam jenis yang sama
dari pasien Bell’s Palsy l (Grup 4).
Keterbatasan Penelitian

Salah satu keterbatasan utama dari penelitian ini adalah desain


retrospektif yang berarti bahwa tingkat bukti lebih rendah dari studi
prospektif.

 Terdapat perbedaan yang dapat memberi efek buruk terhadap tingkat


pemulihan , yaitu kepatuhan minum obat. Pasien rawat jalan bisa saja
melewatkan dosis, sedangkan pasien rawat inap akan jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk melewatkan dosis. Namun, kelemahan ini sebagian
besar tertutupi dengan banyaknya subjek penelitian yang digunakan.

Beberapa faktor mungkin belum ditemukan, misalnya, perubahan dari waktu ke


waktu dalam karakteristik yang diterima pasien untuk pengobatan. Meskipun
penelitian ini sudah kami lakukan dengan sebaik mungkin, tetapi studi prospektif
acak terkontrol tambahan jelas diperlukan untuk memperjelas mekanisme yang
tepat mengenai tindakan pemberian steroid dalam pengobatan Bell’s Palsy.
Kesimpulan

 Kami menunjukkan bahwa pemberian steroid dosis tinggi


(895 mg) + Hespander + manitol memperoleh hasil secara
signifikan lebih baik daripada dengan hanya memberikan
steroid dosis normal (410 mg) saja dan dalam kombinasi
dengan agen antivirus dalam pengobatan pasien dengan
Bell’s Palsy.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi