Vous êtes sur la page 1sur 17

BIOARANG

Adalah arang yang diperoleh dari pembakaran


biomassa kering melalui sistem tanpa udara (pirolisis).

Biomassa
Adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup ,
baik hewan maupun tumbuhan. (termasuk kotoran
hewan/ternak)
KEKURANGAN BIOARANG

1. Biaya pembuatan bioarang relatif mahal dibandingkan


dengan arang biasa (konvensional). Namun hal ini dapat
diatasi dengan pembuatan biorang dengan ukuran yang
relatif lebih besar sehingga biaya per unitnya dapat
ditekan,

2. Cara pembakaran biorang lebih sulit dibandingkan dengan


arang biasa. Namun kesulitan ini dapat diatasi dengan cara
meneteskan minyak tanah atau spritus pada bioarang.
KELEBIHAN DARI BIOARANG

1. Menghasilkan panas pembakaran yang tinggi


2. Asap yang dihasilkan sedikit
3. Bentuk dan ukuran seragam karena dibuat dengan alat
pencetak
4. Dapat tampil dengan menarik karena bentuk dan
ukurannya dapat disesuaikan dengan keinginan pembuat
5. Menggunakan bahan baku yang tidak menimbulkan
masalah lingkungan, bahkan dapat mengurangi
pencemaran akibat kotoran ternak.
POINT-POINT PENTING
MENGENAI BIOARANG

Dapat
dimanfaatkan
untuk keperluan
pembakaran dan
memasak
POINT-POINT PENTING
MENGENAI BIOARANG

Setiap sapi
dewasa
menghasilkan
kotoran segar
sebanyak ± 25
kg sehari
POINT-POINT PENTING
MENGENAI BIOARANG

Kotoran sapi yang


mengalami proses
fermentasi akan
menghasilkan gas,
terutama gas
metana dan
karbondioksida
BAHAN & ALAT UNTUK PERSIAPAN
PEMBUATAN BIOARANG

 Bahan baku berupa


(kotoran ternak)
 Alat pencetak briket
 Alat pemanas
 Kompor (tungku)

Alat pencetak briket

merupakan
alat pengepres kotoran agar
kotoran dapat dibentuk menjadi
bentuk yang sesuai dengan
keinginan si pembuat, misalnya
bentuk silinder.
TAHAPAN PEMBUATAN
BIOARANG :

1. Pembuatan/pencetakan briket :

Masukkan kotoran ternak


kedalam corong pemasukkan
sampai penuh, kemudian alat
pencetak briket dioperasikan
sedemikian rupa sehingga
bahan dimampatkan/dipadatkan
sehingga terbentuk briket yang
padat
2. Proses pengarangan
(pirolisis) :
Setelah briket
terbentuk sebagai
produk pencetakan,
briket dikeringkan
dahulu di panas
matahari.
2. Proses pengarangan
(pirolisis) :
Selanjutnya briket siap
diarangkan setelah
tampak kering.
Pengarangan
dilakukan dengan
membakar briket
dalam alat pemanas
yang berkaki pada
kompor/tungku.
2. Proses pengarangan (pirolisis) :

Proses pirolisis ditandai


dengan timbulnya asap
mengepul dari cerobong
asap yang semakin lama
semakin banyak.
Pada saat asap
mencapai kondisi
terbanyak, kompor atau
tungku diambil dan
biarkan proses pirolisis
berlangsung terus.
2. Proses pengarangan
(pirolisis) :
Setelah
asapnya habis,
pintu alat
pemanas dibuka
dan briket yang
masih membara
disemprot
dengan air.
2. Proses pengarangan
(pirolisis) :
Briket yang telah
menjadi arang
dikeluarkan dari
alat pemanas,
kemudian
dikeringkan di
bawah panas
matahari.
2. Proses pengarangan
(pirolisis) :
Bioarang siap
digunakan untuk
keperluan pembakaran
atau memasak. Untuk
mengetahui lebih jauh
tentang pembuatan alat
pencetak dan alat
pemanas briket dapat
dipelajari dari Setiawan
(1996).

Vous aimerez peut-être aussi