Vous êtes sur la page 1sur 30

Laporan Kasus

Mioma Uteri dengan Anemia

Pembimbing :
dr. Achmad Djaenudin, Sp.OG

Indra Fransis Liong


112017039
Identitas Pasien

Nama Pasien: Ny. J

Umur : 42 tahun

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Jl. K.H Abdul Waham, RT 003 RW


006, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat
Anamnesis

Autoanamnesis : tanggal: 21 Juli 2018, Jam 10.00 WIB

Keluhan Utama :
Lemas dan perut terasa kemeng
(penuh) disertai nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 21 Juli 2018, pasien 42


Pasien juga mengatakan saat sedang
tahun P0A0 datang ke poli kebidanan
haid darah yang keluar lebih banyak.
RSUD Cengkareng dengan keluhan
Saat ini pasien sedang haid hari ke 3.
badan terasa lemas dan perut terasa
Gangguan BAK berupa BAK sering,
kemeng atau penuh. Pasien juga
sedikit-sedikit, nyeri saat/ sebelum/
mengatakan seperti ada benjolan di
sesudah BAK tidak ada. Sulit buang
perut, dan benjolan tersebut sudah
air besar dan nyeri saat BAB tidak ada.
ada sejak 2 bulan yang lalu dan
Demam, mual, muntah juga tidak ada.
semakin lama semakin membesar.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan belum pernah punya riwayat seperti ini


sebelumnya dan di keluarga pasien juga tidak ada yang
mengalami seperti ini. Pasien mengatakan dia belum menikah.
Riwayat Haid:
Menarche : 12 thn
Siklus Haid : Teratur
(30 hari)
Lama Haid : 7 hari
Banyaknya : 2-3
pembalut per hari Riwayat Obstetri
Dismenorrhea : (-) Tidak ada
Leukorrhea : (-)
Menopause : (-) Riwayat Keluarga Berencana
HPHT : (-) Tidak ada riwayat keluarga berencana

Riwayat Perkawinan:
Status : Belum
menikah
Lama Perkawinan :-
Riwayat Penyakit Dahulu

(-) Cacar (-) Malaria (-) BatuGinjal / Saluran


Kemih
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Batuk Rejan
(-) Tifus Abdominalis (+) Wasir (-) Campak
(-) Diabetes (-) Sifilis (-) Alergi (asma)
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh (-)Demam Rematik Akut
(-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak (-) Pneumonia
(-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis (-) Gastritis
(-) Neurosis (-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu
Lain-lain : (-) Operasi : SC (-) Kecelakaan

Riwayat Penyakit keluarga


Darah tinggi (-), kencing manis (-), jantung (-), asma (-), alergi (-), maag (-).
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 133/78 mmHg
- Nadi : 92 x/menit
- Suhu : 36,5oC
- Pernapasan : 20 x/menit
Berat Badan : 48 Kg
Tinggi Badan : 150 cm
Keadaan Gizi : Normal
 Kepala : Normocepali, tidak teraba benjolan, distribusi rambut
merata, warna hitam, rambut tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
Palpebra (-/-)
 Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-)
 Mulut : Sianosis (-)
 Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening maupun
kelenjar tiroid
 Thorax
- Cor : dalam batas normal
- Pulmo : dalam batas normal
 Ektremitas atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-)
 Ektremitas bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-)
Status Obstetri

Pemeriksaan Luar
Inspeksi
 Wajah : Chloasma gravidarum (-)
 Payudara : Pembesaran payudara (-), hiperpigmentasi areola
mammae (-), putting susu menonjol (-), pengeluaran
ASI (-)
 Abdomen :

-Inspeksi : Perut tampak membuncit, lesi (-), bekas luka operasi (-)
- Auskultasi : BU (+) normal
- Palpasi : nyeri tekan (+), massa ( + ) pada region umbilikus
kira-kira 10x10 cm, konsistensi padat,
- Perkusi : timpani
Status Ginekologi
Inspekulo : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG :
Uterus yang membesar dengan kesan mioma uteri, tidak tampak adanya kista

Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium tanggal 21 – 7 – 2018
 Hema I
 Hb : 6.8
 Ht : 24
 Leukosit : 5.1
 Trombosit : 329
Laboratorium tanggal 28 – 7 -2018
 Hb : 6.8
 Ht : 32
 Leukosit : 5.0
 Trombosit : 290

Laboratorium tanggal 30 – 7 – 2018


 Hb : 12.2
 Ht : 40
 Leukosit : 4.9
 Trombosit : 265
Laboratorium tanggal 11- 8 - 2018
Hema I Haemostasis
 Hb : 13.2 Masa Perdarahan : 3 menit
 Ht : 45 PT : 13.6
 Leukosit : 6.4 APTT : 31.7
 Trombosit : 325

Kimia
 SGOT : 18
 SGPT : 15
 Gula darah sewaktu : 88
 Ureum : 19
 Kreatinin : 0.5
Resume

Seorang pasien 42 tahun P0A0 datang ke poli


kebidanan RSUD Cengkareng dengan keluhan
badan terasa lemas dan perut terasa kemeng atau
penuh. Pasien juga mengatakan seperti ada
benjolan di perut, dan benjolan tersebut sudah ada
sejak 2 bulan yang lalu dan semakin lama semakin
membesar. Pasien juga mengatakan saat sedang
haid darah yang keluar lebih banyak. Saat ini pasien
sedang haid hari ke 3. Pada pemeriksaan fisik perut
tampak membuncit, nyeri tekan (+), massa ( + )
pada region umbilicus kira-kira 10x10 cm,
konsistensi padat. Pada pemeriksaan penunjang di
dapatkan Hb 6.8 yang menandakan anemia.
Deskripsi Umum
Working Prognosis
Penatalaksanaan
Diagnosis
Ad vitam : Dubia ad
Mioma Uteri Medikamentosa : bonam
dengan Anemia • Asam folat 1 x 1
Ad functionam:
• SF 1 x 1 Dubia ad Bonam
• Vit B12 1 x 1
Ad sanationam:
Dubia ad bonam
Non-Medikamentosa :
Pro Laparatomi
Tinjauan
Pustaka
Mioma Uteri

DEFINISI

Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat
kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau
multipel. Mioma uteri terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-
sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan menekan otot
uterus normal

Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau
uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan.
Epidemiologi

Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 – 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia
mioma uteri ditemukan pada 2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%) dan
jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan
akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan
wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma
uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. Prevalensi
meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara.
Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik
tunggal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor


predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.
Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
 Umur
 Faktor Ras dan Genetik
 Fungsi Ovarium
 IMT
Klasifikasi

Lokasi
 Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
 Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
 Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

Lapisan Uterus
 Mioma uteri submukosa
 Mioma uteri subserosa
 Mioma uteri intramural
 Mioma uteri intraligamenter
Gejala Klinis

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada


pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang timbul
sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks, intramural,
submukus, subserus, besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.

Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :


 Perdarahan abnormal
 Rasa nyeri
 Gejala dan tanda penekanan
 Infertilitas dan abortus
Diagnosis Mioma Uteri

 Anamnesis
 Gambaran klinis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang :
- Laboratorium
- USG
Penatalaksanaan

 Konservatif
 Operatif :
- miomektomi
- histerektomi
Komplikasi

 Degenerasi ganas
 Torsi
 Nekrosis dan infeksi
Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah :
 Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi kavum uteri
khususnya pada mioma submukosum.
 Dapat menyebabkan kelainan letak janin
 Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta akreta
 Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat
gangguan mekanik dalam fungsi miometrium
 Dapat menganggu proses involusi uterus dalam masa nifas
 Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemajuan
persalinan dan menghalangi jalan lahir.
Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah :
 Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena
pengaruh estrogen yang meningkat
 Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas
seperti telah diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan
pembedahan segera guna mengangkat sarang mioma. Namun,
pengangkatan sarang mioma demikian itu jarang menyebabkan
perdarahan.
 Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi
dengan gejala dan tanda sindrom akut abdomen.
Prognosis

Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.


Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan melibatkan
miometrium atau menembus endometrium, maka diharuskan sektio
sesar pada persalinan berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah
miomektomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3-nya memerlukan
tindakan lebih lanjut.
Kesimpulan

 Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal,
batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel. Tumor ini
juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor adalah estrogen, progesteron
dan human growth hormone. Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri yaitu umur, paritas, faktor ras dan genetik, serta
fungsi ovarium.
 Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,
intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi. Gejala klinis secara umum meliputi perdarahan abnormal, rasa nyeri, gejala dan
tanda penekanan, serta infertilitas dan abortus.
 Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan
ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara
cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum,
penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.

Vous aimerez peut-être aussi