Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Achmad Djaenudin, Sp.OG
Umur : 42 tahun
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Keluhan Utama :
Lemas dan perut terasa kemeng
(penuh) disertai nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Perkawinan:
Status : Belum
menikah
Lama Perkawinan :-
Riwayat Penyakit Dahulu
Status Generalis
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Wajah : Chloasma gravidarum (-)
Payudara : Pembesaran payudara (-), hiperpigmentasi areola
mammae (-), putting susu menonjol (-), pengeluaran
ASI (-)
Abdomen :
-Inspeksi : Perut tampak membuncit, lesi (-), bekas luka operasi (-)
- Auskultasi : BU (+) normal
- Palpasi : nyeri tekan (+), massa ( + ) pada region umbilikus
kira-kira 10x10 cm, konsistensi padat,
- Perkusi : timpani
Status Ginekologi
Inspekulo : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG :
Uterus yang membesar dengan kesan mioma uteri, tidak tampak adanya kista
Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium tanggal 21 – 7 – 2018
Hema I
Hb : 6.8
Ht : 24
Leukosit : 5.1
Trombosit : 329
Laboratorium tanggal 28 – 7 -2018
Hb : 6.8
Ht : 32
Leukosit : 5.0
Trombosit : 290
Kimia
SGOT : 18
SGPT : 15
Gula darah sewaktu : 88
Ureum : 19
Kreatinin : 0.5
Resume
DEFINISI
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat
kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau
multipel. Mioma uteri terdiri dari sel-sel otot polos, tetapi juga jaringan ikat. Sel-
sel ini tersusun dalam bentuk gulungan, yang bila membesar akan menekan otot
uterus normal
Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau
uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan.
Epidemiologi
Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 – 30% dari seluruh wanita. Di Indonesia
mioma uteri ditemukan pada 2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat.
Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35 – 45 tahun (kurang lebih 25%) dan
jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan
akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan
wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma
uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. Prevalensi
meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara.
Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah
tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik
tunggal.
Lokasi
Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.
Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.
Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.
Lapisan Uterus
Mioma uteri submukosa
Mioma uteri subserosa
Mioma uteri intramural
Mioma uteri intraligamenter
Gejala Klinis
Anamnesis
Gambaran klinis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang :
- Laboratorium
- USG
Penatalaksanaan
Konservatif
Operatif :
- miomektomi
- histerektomi
Komplikasi
Degenerasi ganas
Torsi
Nekrosis dan infeksi
Pengaruh mioma uteri pada kehamilan adalah :
Kemungkinan abortus lebih besar karena distorsi kavum uteri
khususnya pada mioma submukosum.
Dapat menyebabkan kelainan letak janin
Dapat menyebabkan plasenta previa dan plasenta akreta
Dapat menyebabkan HPP akibat inersia maupun atonia uteri akibat
gangguan mekanik dalam fungsi miometrium
Dapat menganggu proses involusi uterus dalam masa nifas
Jika letaknya dekat pada serviks, dapat menghalangi kemajuan
persalinan dan menghalangi jalan lahir.
Pengaruh kehamilan pada mioma uteri adalah :
Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena
pengaruh estrogen yang meningkat
Dapat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas
seperti telah diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan
pembedahan segera guna mengangkat sarang mioma. Namun,
pengangkatan sarang mioma demikian itu jarang menyebabkan
perdarahan.
Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi
dengan gejala dan tanda sindrom akut abdomen.
Prognosis
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi padat kenyal,
batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel. Tumor ini
juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor adalah estrogen, progesteron
dan human growth hormone. Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri yaitu umur, paritas, faktor ras dan genetik, serta
fungsi ovarium.
Gejala yang timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,
intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi. Gejala klinis secara umum meliputi perdarahan abnormal, rasa nyeri, gejala dan
tanda penekanan, serta infertilitas dan abortus.
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan
ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara
cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara umum,
penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.