Vous êtes sur la page 1sur 13

Iman Kepada Qadla dan Qada

Cindy Ermin (1601125065)


Kris Meliyanti (16011250)

By group
9
Takdir

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan 
Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun 
Iman. Secara keilmuan dengan sederhana telah mengartikan takdir 
sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.
Macam Macam Takdir
• Takdir Mua’llaq
takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Sebagai contoh ada 
seorang siswa yang bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk 
mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-
citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi seorang insyinyur pertanian.
• Takdir Mubram
Takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat 
diushakan atau tidak dapat di tawar-tawar oleh manusia. Contohnya ada 
manusia yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam 
sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan lainnya.
Pengertian Qadla dan Qadar
• Secara bahasa
Qadla : kehendak / ketetapan hukum
Qadar : ukuran / ketentuan

• Secara terminologis
Qadla : penciptaan segala sesuatu oleh Allah sesuai
dengan Ilmu dan Iradah-Nya
Qadar : Imu Allah tentang apa-apa yang akan terjadi
pada seluruh makhluknya pada masa yang akan datang
Iman kepada Qada dan Qadar

berarti percaya dan yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai 
kehendak, ketetapan, keputusan atas semua makhluk-Nya termasuk 
segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang menimpa makhluk.
Kejadian itu bisa berupa hal baik atau buruk, hidup atau mati, 
kemunculan atau kemusnahan. Semua menjadi bukti dari kebesaran 
Allah SWT. Segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah.
Manusia Bebas atau Terpaksa
Apakah manusia memiliki kebebasan dalam berbuat ataukah manusia 
telah diikat oleh kehendak dan kekuasaan mutlak Tuhan?

Jabariah :  manusia bagaikan wayang yang digerakan oleh dalang
Qadariah : manusa berkuasa untuk melakukan perbuatan perbuatan  
atas kehendak dan kekuasaannya sendiri.
Lari dari takdir atau berikhtiar

musayyar mukhhayyar

Manusia tidak memiliki kebebasan kehendak 
baik menolak ataupun menerima. Pernyataan  Manusia merupakan makhluk yang memiliki 
ini menempatkan manusia pada posisi yang  kebebasan kehendak, baik menolak ataupun 
sama dan sejajar dengan benda, tanaman,  menerima. 
dan hewan 
Secara filosofis, manusia merupakan makhluk MUKHAYYAR. Dengan 
kebebasan berkehendak dan berbuat yang dimiliki manusia dapat 
mengaktualisaikan dirinya sehingga eksistensinya melampaui ruang dan 
waktu.

Meskipun manusia memiliki kebebasan, namun manusia tidak bisa terbebas 
dari faktinitas dan nasib (musayyar). Faktisitas dan nasib ini meliputi gerak 
reflek organ tubuh, terlahir seperti laki-laki atau perempuan, berkulit hitam 
atau putih, berambut lurus atau keriting, dan berperawakan tinggi ataupun 
pendek.
Manusia merupakan makhluk yang hidup di tengah-tengah takdir yang banyak, maka 
manusia harus memiliki kebebasan dan kemampuan untuk memilih. Lebih-lebih manusia 
tidak pernah mengetahui secara padti dan meyakinkan takdir tertentu yang “dipilihkan” atau 
ditetapkan dan ditentukan allah baginya. Lari dari takdir allah yang buruk menuju takdir 
allah yang baik mengisyaratkan manusia harus bekerja keras dan berikhtiar secara sungguh-
sungguh dan sekuat tenaga segenap kemampuan untuk memperolah kebaikan dalam 
hidupnya.

Berikhtiar berarti memiliki optimistik untuk dapat meraih takdir allah yang baik, sebaliknya 
menyerah berarti pesimistik. Berharap akan rahmat allah merupakan sikap yang disenangi 
sedangkan berputus asa dari rahmat allah merupakan sikap tercela yang dilarang oleh allah. 
jadi, dalam berikhtiar wilayah kerja manusia terletak pada proses sedangkan hasilnya 
merupakan otoritas allah, manusia hanya berusaha dan allah lah yang menentukan
Hikmah beriman kepada qadla dan
qadar
1. Memberikan pengetahuan dan kesadaran bagi manusia bahwa allah 
menciptakan segala sesuatu di alam ini dengan penuh keteraturan dan 
hukm-hukum yang bersifat tetap dan pasti.
2. Melahirkan kesungguhan dalam berusaha dan beramal sebagai upaya 
memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
3. Memotivasi manusia untuk selalu bertaqarrub (mendekatkan diri) dan 
bertawakal (berserah diri) kepada allah.
4. Dalam setiap pekerjaan yang dilakukan senantiasa berorientasi pada 
proses dan hasilnya sepenuhnya diserahkan kepada allah.
5. Melahirkan ketenangan batin dan ketentraman hidup.

Vous aimerez peut-être aussi