0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
44 vues17 pages
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis trauma dada. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, definisi, klasifikasi, komplikasi, dan penatalaksanaan trauma dada serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, dan kesimpulan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis trauma dada. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, definisi, klasifikasi, komplikasi, dan penatalaksanaan trauma dada serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, dan kesimpulan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosis trauma dada. Terdapat penjelasan mengenai latar belakang, definisi, klasifikasi, komplikasi, dan penatalaksanaan trauma dada serta asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, dan kesimpulan.
TRAUMA DADA Oleh Kelompok 4 : Desi Febriani G Fiona Amelia Putri Khawita Nurhayati Muhammad Julkarnain Rafiqa Agustina Septin Aulia Parwati Yiyin LATAR BELAKANG Trauma dada adalah luka atau cedera yang mengenai rongga dada yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding dada ataupun isi dari cavum dada yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat dada akut. Trauma dada diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga dada yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Brunner & Suddarth, 2002). DEFINISI Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional (Dorland, 2002). Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat (Brooker, 2001). Trauma dada adalah trauma tajam atau tembus thoraks yang dapat menyebabkan tamponade jantung, perdarahan, pneumothoraks, hematothoraks, hematopneumothoraks. Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen darah KLASIFIKASI Trauma dada dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu trauma tembus dan tumpul: 1) Trauma tembus (tajam) a) Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi) langsung akibat penyebab trauma b) Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau, kaca, dsb) atau peluru c) Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi 2) Trauma tumpul a) Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks. b) Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, olahraga, crush atau blast injuries. c) Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks adalah kontusio paru. d) Sekitar <10% yang memerlukan operasi torakotomi KOMPLIKASI a) Surgical Emfisema Subcutis b) Cedera Vaskuler c) Pneumothorak d) Pleura Effusion e) Plail Chest f) Hemopneumothorak PENATALAKSANAAN KONSERVATIF : • Pemberian Analgetik Pada tahap ini terapi analgetik yang diberikan merupakan kelanjutan dari pemberian sebelumnya. • Pemasangan Plak / Plester Pada kondisi jaringan yang mengalami perlukaan memerlukan perawatan luka dan tindakan penutupan untuk menghindari masuknya mikroorganisme pathogen. • Jika Perlu Antibiotika Antibiotika yang digunakan disesuaikan dengan tes kepekaan dan kultur. • Fisiotherapy Pemberian fisiotherapy sebaiknya diberikan secara kolaboratif jika penderita memiliki indikasi akan kebutuhan tindakan fisiotherapy yang sesuai dengan kebutuhan dan program pengobatan konservatif. ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA DADA PENGKAJIAN Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh. Pengkajian pasien dengan trauma dada meliputi : • Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya. • Riwayat Kesehatan – Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya terdapat jejas pada thorak dan klien biasanya tampak merasa nyeri pada tempat trauma dan terjadi pembengkakan lokal disertai sesak napas, insomnia, pasien nampak pucat, dan terlihat cemas, gelisah, Pasien biasanya mengalami kelemahan aktivitas dalam bergerak. – Riwayat Kesehatan Dahulu Perlu di kaji apakah klien pernah mengalami trauma dada sebelumnya. – Riwayat Kesehatan Keluarga Mengkaji ada atau tidaknya keluarga mengalami penyakit seperti yang dialami klien. Pemeriksaan Fisik • Rambut : biasanya rambut hitam, dan tumbuh subur • Mata : biasanya simetris kiri dan kanan, konjungtiva pucat, respon pupil baik • Hidung : biasanya simetris kiri dan kanan, dan tidak terdapat polip • Mulut : biasanya tidak ada perdarahan. • Telinga : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran • Dada Inspeksi : biasanya frekuensi napas tidak normal, dada terdapat jejas Palpasi : biasanya premitus tidak sama kiri dan kanan Perkusi : biasanya redup Auskultasi : biasanya peningkatan jalan napas • Jantung Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan Palpasi : biasanya ictus tidak teraba Perkusi : biasanya pekak Auskultasi : biasanya irama jantung melemah apabila trauma menembus jantung • Abdomen Inspeksi : biasanya bentuk perut tidak membuncit Auskultasi : biasanya bising usus ada Palpasi : biasanya hepar tidak teraba, tidak ada nyeri tekan Perkusi : biasanya tympani • Ekstremitas Ekstremitas atas : biasanya tangan simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, terpasang infus, rentang gerak terbatas, turgor kulit menurun Ekstremitas bawah : biasanya gerakan terbatas, simetris kiri dan kanan • Kesadaran : biasanya dari kompos mentis kooperatif sampai koma Pola Kebiasaan Sehari – hari • Aktivitas / istirahat Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat. • Sirkulasi Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantung gallops • Integritas ego Tanda : ketakutan atau gelisah. • Makanan dan cairan Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan. • Nyeri/ketidaknyamanan Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau regangan, tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher,bahu dan abdomen. Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, mengkerutkan wajah. • Pernapasan Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma, penyakit paru kronis, inflamasi,/infeksi paru, penyakit interstitial menyebar, keganasan. Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun atau tak ada ; fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ; gerakkkan dada tidak sama ; kulit pucat, sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan ; mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif. • Keamanan Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan. • Penyuluhan/pembelajaran Gejala : riwayat faktor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah intratorakal/biopsy paru PEMERIKSAAN FISIK Sistem Pernapasan : – Sesak napas – Nyeri, batuk-batuk – Terdapat retraksi klavikula/dada – Pengambangan paru tidak simetris – Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain – Pada perkusi ditemukan Adanya suara sonor/hipersonor/timpani, hematotraks (redup) – Pada asukultasi suara nafas menurun, bising napas yang berkurang/menghilang – Pekak dengan batas seperti garis miring/tidak jelas – Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat – Gerakan dada tidak sama waktu bernapas Sistem Kardiovaskuler : – Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk – Takhikardia, lemah – Pucat, Hb turun /normal – Hipotensi Sistem Persyarafan : Tidak ada kelainan Sistem Perkemihan : Tidak ada kelainan Sistem Pencernaan : Tidak ada kelainan Sistem Muskuloskeletal – Integumen – Kemampuan sendi terbatas – Ada luka bekas tusukan benda tajam – Terdapat kelemahan – Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan. Sistem Endokrine : – Terjadi peningkatan metabolisme – Kelemahan. Sistem Sosial / Interaksi : Tidak ada hambatan. Spiritual : Ansietas, gelisah, bingung, pingsan DIAGNOSA KEPERAWATAN a) Nyeri Berhubungan Dengan Adanya Trauma. b) Intoleransi Aktivitas Berhubungan Dengan Adanya Nyeri. c) Resiko Perubahan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Penurunan Masukan. d) Resiko Tinggi Kekurangan Volume Cairan Tubuh Berhubungan Dengan Tidak Adekuatnya Masukan Makanan Dan Cairan. e) Ansietas Atau Ketakutan Berhubungan Dengan Penyakit Yang Dideritanya. f) Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan Penurunan Ekpirasi Paru. KESIMPULAN Trauma dada / Thorax adalah suatu kondisi dimana terjadinya benturan baik tumpul maupun tajam pada dada atau dinding thorax, yang menyebabkan abnormalitas (bentuk) pada rangka thorax. SARAN Dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya dengan gangguan sistem pernafasan trauma dada hendaknya mengetahui terlebih dahulu gambaran keadaan pasien dan rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk penanganan yang lebih.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis