Vous êtes sur la page 1sur 24

ASKEP BRONKOPNEUMONIA

KELOMPOK XIII
NAMA :
1. INDAH FITRIA LESTARI P07120217060
2. MUHAMMAD IRFAN SIDIK P07120217070
PENGERTIAN BRONKOPNEUMONIA

Brokopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai pada bronkus


yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh
bakteri,
virus, jamur dan benda asing sehingga kemampuan menyerap oksigen
menjadi
kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja
dan bisa
mengakibatkan kematian. Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3
yaitu
pneumonia lobaris,pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan
pneumonia
Interstitialis (bronkiolitis).
Epidemiologi Bronkopneumonia Disease

Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di
Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi
pada anak di bawah umur 2 tahun.
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam
bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang
sudah maju. Dari data SEAMIC Health Statistic 2001 influenza dan
pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di
Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand dan
nomor 3 di Vietnam. Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab
kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran
napas
akut termasuk pneumonia dan influenza.
Etiologi Bronkopneumonia Disease
Timbulnya bronkopneumonia adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur dan protozoa.
Bronkopneumonia juga dapat berasal dari aspirasi makanan, cairan, muntah atau
inhalasi kimia, merokok dan gas. Bakteri penyebab bronkopneumonia meliputi :
Bakteri gram positif Streptococcus pneumonia (biasanya disertai influenza dan
meningkat pada penderita PPOM dan penggunaan alkohol).
1) Staphylococcus (kuman masuk melalui darah atau aspirasi, sering menyebabkan
infeksi nasokomial).
2) Bakteri gram negatif
3) Haemaphilius influenza (dapat menjadi penyebab pada anak-anak dan
menyebabkan gangguan jalan nafas kronis).
4) Pseudomonas aerogmosa (berasal dari infeksi luka, luka bakar, trakeostomi, dan
infeksi saluran kemih).
5) Klebseila pneumonia (insiden pada penderita alkoholis).
6) Bakteri anaerob (masuk melalui aspirasi oleh karena gangguan kesadaran,
gangguan menelan).
7) Bakteri atipikal (insiden mengingat pada usia lanjut, perokok dan penyakit kronis).
Tanda dan Gejala Bronkopneumonia Disease

1) Takipnea (nafas cepat)


2) Saat bernapas terdengar suara ronki
3) Batuk produktif
4) Menggigil dan demam
5) Sianosis area sirkumoral
6) Gerakan dada tidak simetris
7) Anoreksia
8) Malaise
9) Gelisah
10) Fatique
11) Frekuensi BAB bertambah / harinya
Patofisiologi Bronkopneumonia Disease

Proses terjadinya bronkopneumonia dimulai dari berhasilnya kuman


pathogen
masuk ke cairan mukus dalam jalan nafas. Kuman tersebut berkembang biak
Di saluran nafas atau sampai di paru-paru. Bila mekanisme pertahanan seperti
sistem transport mukosilia tidak adekuat, maka kuman berkembang biak
Secara cepat sehingga terjadi peradangan di saluran nafas atas, sebagai respon
peradangan akan terjadi hipersekresi mukus dan merangsang batuk.
Mikroorganisme berpindah karena adanya gaya tarik bumi dan alveoli
menebal. Pengisian cairan alveoli akan melindungi mikroorganisme dari
fagosit dan membantu penyebaran organisme ke alveoli lain. Keadaan ini
menyebabkan infeksi meluas, aliran darah di paru sebagian meningkat yang
diikuti peradangan vaskular dan penurunan darah kapiler .
LANJUTAN

Edema karena inflamasi akan mengeraskan paru dan akan


mengurangi kapasitas paru, penurunan produksi cairan surfaktan
lebih lanjut, menurunkan compliance dan menimbulkan
atelektasis serta kolaps alveoli. Sebagai tambahan proses
bronkopneumonia menyebabkan gangguan ventilasi okulasi
partial pada bronkhi dan alveoli, menurunkan tekanan oksigen
arteri, akibatnya darah vena yang menuju atrium kiri banyak yang
tidak mengandung oksigen sehingga terjadi hipoksemia arteri.
Komplikasi dan Prognosis Bronkopneumonia
Disease
Komplikasi :
1) Otitis media
2) Bronkiektase
3) Abses paru
4) Empiema
Prognosis :
Prognosis dari penyakit bronkopneumonia yaitu dapat sembuh
total, mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi
didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi
protein dan datang terlambat untuk pengobatan. Interaksi sinergis
antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi berat
dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan
peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya
malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan
tubuh terhadap infeksi. Kedua-duanya bekerja sinergis, maka
malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif
yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi
dan malnutrisi apabila berdiri sendiri.
Penatalaksanaan

Ada dua penatalaksanaan nya yaitu Terapi dan Tindakan medis


 Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji
resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan
waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan
pengobatan polifarmasi maka yang biasanya diberikan:
 Penisilin 50.000 U/kgBB/hari,ditambah dengan kloramfenikol 50-
70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai
spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai
bebas demam 4-5 hari.
 Pemberian oksigen dan cairan intravena, biasanya diperlukan
campuran glukose 5% dan Nacl 0.9% dalam perbandingan 3:1
ditambah larutan KCL 10 mEq/500 ml/botol infus.
 Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik
akibat kurang makan dapat diberikan koreksi sesuai denagn hasil
analisa gas darah arteri.
 Pasien bronkopnemonia ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.
Pencegahan Bronkopneumonia Disease

1) Mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat


menyebabkan terjadinya bronkopneumonia
2) Menghindari kontak dengan penderita penyakit
bronkopneumonia
3) Meningkatkan sistem imun terhadap berbagai penyakit
saluran nafas seperti:
 pola hidup sehat dengan cara makan makanan yang
bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat
yang cukup, serta rajin berolahraga
 melakukan vaksinasi seperti: Vaksinasi Pneumokokus,
Vaksinasi H. Influenza, Vaksinasi Varisela yang
dianjurkan pada anak utamanya anak dengan daya
tahan tubuh yang rendah, vaksin influenza yang
diberikan pada anak sebelum anak sakit.
Pemeriksaan Penunjang
1) Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan
status pulmoner
2) Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner
yang berhubungan dengan oksigenasi
3) Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
4) Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5) Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6) Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut
Ngastiyah; 1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit
meningkat mencapai 15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan
terdapat albuminuria ringan dan pada analisa gas darah tepi
menunjukkan asidosis metabolic dengan atau beberapa lobus
7) Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki
keadaan
8) Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9) Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab
seperti virus
Konsep DasarAsuhan Keperawatan

1. Pengkajian
1. Idenitas klien
1) Nama :
2) Umur :
3) Suku/bangsa :
4) Agama :
5) Pendidikan :
6) Alamat :
7) Lingkungan tempat tinggal :
8) Sumber air minum :
9) Pembuangan sampah :
10) Sumber air kotor :
2. Keluhan utama
Sebagian besar keluhan utama bronkopneumonia adalah sesak nafas. Sesak
nafas yang muncul akibat dari adanya eksudat yang menyebabkan sumbatan
pada lumen bronkus.
3. Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
b) Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
Bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak
sampai 39-40 derajat C dan kadang disertai kejang karena demam yang
tinggi
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Anak dengan bronkopneumonia sebelumnya pernah menderita penyakit
infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun
e) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat anggota keluarga menderita penyakit paru-paru atau penyakit
infeksi saluran pernafasan yang dapat menularkan kepada anggotanya,
keadaan ini dapat memberikan petunjuk kemungkinan penyakit tersebut
diuraikan.
4. Riwayat Kehamilan
Penyakit bronkopneumoni tidak dipengaruhi oleh adanya gangguan
atau kelainan pada kehamilan/persalinan.

5. Riwayat Tumbuh Kembang


1) Perkembangan
2) Anak merasa sedih karena tidak dapat berkumpul bersama teman
sebayanya
3) Anak memilik keinginan untuk sembuh
4) Anak merasa bosan karena tidak dapat terlalu banyak beraktivitas
5) Pertumbuhan
6) BB anak menurun ½ kg setelah 3 hari dirawat
7) TB anak 98 cm
6. Riwayat Imunisasi

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk


mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau
bawah karena sistem pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat
untuk melawan infeksi sekunder. Imunisasi yang diperlukan,
diantaranya; BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak.

7. Riwayat psikososial spiritual

Riwayat psikososial merupakan respon anak terhadap


penyakit dan dampak dari hospitalisasi sesuai dengan tahap
perkembangannya yaitu takut dan menangis bila didekati oleh
orang yang tidak dikenal.

8. Pemeriksaan umum

Kesadaran compos mentis sampai koma, keadaan umum


lemah dan gelisah, suhu tubuh 39-400C, nadi cepat dan lemah,
respirasi cepat dan dangkal, BB sesuai dengan umur.
9. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bentuk kepala,warna rambut,distribusi rambut,ada lesi atau tidak,hygiene,ada hematoma atau
tidak
2. Mata
Sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh),kaji reflek cahaya,konjungtiva anemis atau
Tidak,pergerakan bola mata
3. Telinga
Simetris atau tidak,kebersihan,tes pendengaran
4. Hidung
Ada polip atau tidak,nyeri tekan,kebersihan,pernafasan cuping hidung,fungsi penciuman
5. Mulut
Warna bibir,mukosa bibir lembab atau tidak,mukosa bibir kering (meningkatnya suhu tubuh),
reflek mengisap,reflek menelan
6. Dada
Paru – paru
a) Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan dangkal, penggunaan otot bantu
napas
b) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Suara paru ronchi
Jantung
a) Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
b) Perkusi : Suara jantung terdengar redup
c) Auskultasi : Nada S1 S2 dan lub dup
Abdomen
a) Inspeksi : bentuk, lesi
b) Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri lepas, turgor kulit <3 detik
c) Perkusi : Suara abdomen timpani
d) Auskultasi :Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
Ekstremitas
a) pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
b) kelelahan (malaise)
c) kelemahan
d) CRT <2 detik dan keluhan
Genetalia dan anus
a) kelengkap (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora, labia mayora, klitoris)
b) fungsi BAB
c) fungsi BAK
Pemeriksaan Penunjang

1) Foto polos : ditemukan adanya infeksi di paru dan status pulmoner


2) Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3) Hitung darah lengkap dan hitung jenis: ditemukan adanya proses inflamasi
4) Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5) Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6) Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut
Ngastiyah; 1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat
mencapai 15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat albuminuria
ringan dan pada analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolic dengan
atau beberapa lobus
7) Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas
dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan
8) Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9) Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus
11. Keadaan Umum
Suhu,Nadi,TD,RR
12. Pola Fungsi Kesehatan
a) Mengenai pola fungsi kesehatan anak dengan penyakit bronkopneumonia meliputi:
b) Aktivitas/istirahatnya yang menimbulkan gejala fatigue dan insomnia, dengan tanda letargi
dan penurunan toleransi terhadap aktivitas.
c) Sirkulasinya yang menimbulkan gejala riwayat gagal jantung kronis, dengan tanda takikardi
dan penampilan keperanan atau pucat.
d) Integritas ego anak dengan bronkopneumonia akan menerima banyak stressor sehingga
menimbulkan maslah finansialnya.
e) Nyeri / Kenyamanan ditandai dengan sakit kepala, nyeri dada meningkat dan batuk myalgia,
atralgia.
f) Anak akan timbul gejala kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM dan ditandai
dengan distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk dan
penampilan malnutrusi.
g) Anak merasakan sakit kepala pada bagian frontal yang ditandai dengan adanya perubahan
mental.
h) Anak merasakan nyeri pada bagian dada secara meningkat, batuk myalgia dan atralgia.
i) Pernafasan pada anak dengan bronkopneumonia akan dangkal menyebabkan pucat atau
sianosis bibir/kuku dan menggunakan bantuan otot aksesori, karena adanya sputum dan pada
perkusi ditemukan pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural dengan bunyi
nafas menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas berkeringat, menggigil
berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubeda / varisela.
Diagnosa
1. Bersihan jalan napas tidak efektif d peningkatan produksi sputum
2. Pola nafas tidak efektifd hiperventilasi
3. Gangguan pertukaran gas d perubahan membran alveolar kapiler
4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi
berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi
Evaluasi
1) Pasien mampu:
2) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah, tidak ada pursed lips)
3) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
4) Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafas
5) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
6) Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
7) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
8) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
9) Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi