Vous êtes sur la page 1sur 21

AUDIT PERPAJAKAN

Anggota Kelompok :

Aulia Sekarrini S.P (150810301005)


Arsyila Citra Dewi (150810301077)
Fahrizal F.E (150810301088)
Audit Perpajakan merupakan kepentingan fiskus dalam melakukan pemeriksaan terhadap
ketaatan Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya dan memaksimalkan penerimaan
negara dari pajak yang harus diterima.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data , keterangan atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Tujuan Audit Perpajakan adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam hal :

- SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pedahuluan pajak
- SPT rugi
- SPT tidak atau terlambat disampaikan
- melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi pembubaran, atau akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
- menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis mengindikasikan
adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
Sedangkan Tujuan dari Audit Perpajakan adalah untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap pengelolaan kewajiban perpajakan perusahaan, yang meliputi penilaian terhadap hal-hal
berikut :

- Ketepatan kebijakan perpajakan yang ditetapkan perusahaan dan kemampuannya dalam


memberikan panduan untuk pengelolaan kewajiban perpajakan yang efektif dan efisien.
- Kemampuan meminimalkan konsekuensi perpajakan dari transaksi yang terjadi di perusahaan
tersebut.
- Kemampuan perusahaan dalam menaati ketentuan dan peraturan perpajakan.

Audit Perpajakan mencakup penilaian terhadap :

- Kebijakan perpajakan yang ditetapkan perusahaan


- Aplikasi manajemen pajak
- Pelaksanaan menyeluruh terhadap kewajiban perpajakan yang diatur dalam UU dan peraturan
perpajakan lainnya yang secara umum menyangkut pemungutan/pemotongan dan lain-lain .

Audit Internal perpajakan lebih berfungsi sebagai pencegahan terhadap kegagalan perusahaan
dalam mengelola kewajiban perpajakannya yang seharusnya berjalan secara 3E, ekonomis,efisien
dan efektif.
Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak berdasarkan Pasal 4 ayat 3 UU Pajak
Penghasilan :
a. Bantuan, Sumbangan, Hibah
b. Warisan
c. Harta
d. Penggantian atau imbalan
e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
f. Dividen atau bagian laba yang diterima / diperoleh perseroan terbatas
g. Iuran yang diterima dana pensiun
h. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun
i. Bagian laba yang diterima dari perseroan komanditer
j. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura
k. Beasiswa
l. Sisa lebih
m. Bantuan / Santunan
Memaksimalkan Deductible Expenses
Memaksimalkan beban-beban yang diakui dalam perhitungan pajak menyangkut
strategi pengelolaan transaksi dimana setiap beban yang terjadi, bisa diperhitungkan
dalam penentuan besarnya pajak terutang.

Didalam Pasal 6 UU Pajak Penghasilan dituliskan :

a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud
c. Iuran kepada dana pensiun
d. Kerugian karena pengalihan harta
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing
f. Biaya penelitian
g. Biaya magang
h. piutang tak tertagih dengan syarat
Memasukan pemberian Natura dan
Kenikmatan sbg Tunjangan dalam
daftar gaji
Tax Review
Tax review dilakukan untuk menelaah dan menilai bagaimana kemampuan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kewajiban perpajakannya.

Secara garis besar, kewajiban perpajakan untuk Wajib Pajak meliputi :


1. Pemungutan dan pemotongan pajak
2. Penghitungan pajak dengan benar
3. Penyetoran pajak tepat waktu
4. Pelaporan pajak secara lengkap dan tepat waktu
Manfaat WP dari pelaksanaa Tax Review
1. Menghindari Sanksi Perpajakan
2. Menghindari kadaluwarsa masa pengkreditan pajak masukan
3. Menghindari adanya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan karena
baru ditemukan pada saat pemeriksaan
4. Menghindari adanya pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan karena
pajak tersebut tidak dapat dikonfirmasikan.
5. Menghindari kadaluwarsa pengajuan kebertaan pajak
6. Mengusahakan persetujuan pengurangan angsuran PPh Pasal 25
berdasarkan hasil review
7. Mengusahakan Surat Ket Bebas Pajak bila berdasarkan review.
Hak – Hak Wajib Pajak
1. Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
ayat 3 untuk paling lama 2 bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur
Jenderal Pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan pasal 3 ayat 4.
2. WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang
telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan
syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan
(pasal 8 ayat 1).
Kewajiban Wajib Pajak
1. Setiap WP yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif wajib
mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
2. Setiap WP yang dikenai pajak berdasarkan UU pajak pertambahan nilai
1984 wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
3. Setiap WP mengisi surat pemberitahuan dengan benar dan menggunakan
bahasa Indonesia dengan huruf latin dan menandatangani serta
menyampaikan ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak.
4. WP wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan dengan
benar,lengkap,jelas dan menandatangani (pasal 4 ayat 1).
5. WP wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan .
Audit atas PPh Pasal 21

Pasal 21 :
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan,jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri wajib dilakukan oleh :
- Pemberi kerja
- Bendahara pemerintah
- Dana pensiun
- Badan yang membayar honorarium
- Penyelenggara kegiatan
Audit atas PPh Pasal 26

Pasal 26 :
Atas penghasilan tersebut dengan nama atau bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak
luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia.

Wajib Pajak harus menyetor PPh 26 yang dipotong pajak paling


lama tanggal 10 bulan berikutnya dari wkatu pemotongan dan
melaporkannya paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
Audit atas PPh Pasal 22
Pasal 22 :
Menteri Keuangan dapat menetapkan :
- Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang
- Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari WP yang
melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang
lain
- WP badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas
penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Besarnya pungutan yang diterapkan terhadap WP yang tidak memiliki


NPWP lebih tinggi 100% dibandingkan tarif yang diterapkan kepada
WP yang memiliki NPWP.
Audit atas PPh Pasal 23

Pasal 23 :
Atas penghasilan tersebut dengan nama atau bentuk apapun yang
dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau
perwakilan perusahaan dalam negeri atau bentuk usaha tetap,
dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan :
- Sebesar 15% dari jumlah bruto atas : dividen,bunga,royalti dan
hadiah
- Sebesar 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan,
imbalan sehubungan dengan jasa teknik dan jasa – jasa lainnya
yang telah dipotong pajak penghasilan.
Audit atas PPh Pasal 25

Pasal 25 :
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus
dibayar sendiri oleh WP untuk setiap bulan adalah sebesar pajak
penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan :
- Pajak penghasilan yang dipotong sebagaimana seperti di pasal
21 dan pasal 23 serta pajak penghasilan yang dipungut
sebagaimana dalam pasal 22.
- Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
yang boleh dikreditkan dalam pasal 24, yaitu dibagi 12 atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Audit atas Perhitungan Pajak Akhir Tahun
Pasal 28 :
• Bagi WP dalam negeri dan bentuk usaha tetap, pajak yang terutang
dikurangi dengan kredit pajak untuk tahun pajak yang bersangkutan
berupa :
- Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan
- Pemungutan pajak atas penghasilan dari bidang impor
- Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen
- Pajak yang dibayar atas terutang atas penghasilan dari luar negeri
- Pembayaran yang dilakukan oleh WP
- Pemotongan pajak atas penghasilan dalam pasal 26 ayat 5.

• Sanksi administrasi berupa bunga yang berkenaan dengan


pelaksanaan peraturan perundang-undangan tidak boleh di kreditkan
dengan pajak yang terutang.
Pasal 29 :
Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun Pajak ternyata
lebih besar daripada kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat 1, kekurangan pembayaran pajak yang terutang
harus dilunasi sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan . Dasar perhitungan pajak terutang adalah laba yang
diperoleh perusahaan.
Audit atas Kewajiban PPN

Kewajiban WP yang telah ditetapkan sebagai Pengusaha Kena


Pajak (PKP) meliputi pemungutan, penyetoran dan pelaporan
pajak pertambahan nilai atas Penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) yang diserahkan, seperti yang
diatur dalam Pasal 3a dan Pasal 4 UU No 42 Tahun 2009 tentang
PPN.
Pajak Penghasilan

1. Tax Holiday Bagi Industri Pionir


Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 22/23/26

Vous aimerez peut-être aussi