Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PADA TRAUMA
NEUROLOGI
DEWI NURVIANA
Pengertian
BREATHING
BLOOD
BRAIN
BLADDER
BOWEL
BONE
Cedera Medula Spinalis
Keadaan patologis akut pada medula
spinalis yang diakibatkan terputusnya
komunikasi sensori dan motorik dengan
susunan saraf pusat dan saraf perifer.
Beberapa istilah yang berhubungan dengan cedera medulla spinalis
seperti :
Quadriplegia adalah keadaan paralisis/kelumpuhan pada semua
ekstremitas dan terjadi akibat trauma pada segmen torakal I (TI) ke
atas. Kerusakan pada level ini akan merusak fungsi system saraf
otonom khususnya saraf simpatis misalnya adanya gangguan
pernapasan.
Komplit Quadriplegia adalah gambaran dari hilangnya fungsi medulla
karena kerusakan di atas segmen Cervikal 6 (C6).
Inkomplit Quadriplegia adalah hilangnya fungsi neurologic karena
kerusakan dibawah segmen cervical 6 (C6).
Respiratori Quadriplegia (pentaplagia) adalah kerusakan yang terjadi
pada cervical bagian atas (C1 – C4) sehingga terjadi gangguan
pernapasan.
Paraplegia adalah paralisis ekstremitas bagian bawah, terjadi akibat
kerusakan pada segmen torakal 2 (T2) ke bawah.
Cedera medulla spinalis dapat diklasifikasikan :
Komosio medulla spinalis adalah suatu keadaan dimana
fungsi medulla spinalis hilang sementara tanpa disertai
gejala sisa atau sembuh secara sempurna. Kerusakan
pada komosio medulla spinalis dapat berupa edema,
perdarahan verivaskuler kecil-kecil dan infark pada sekitar
pembuluh darah.
Kompresi medulla spinalis berhubungan dengan cedera
vertebra akibat dari tekanan pada medulla spinalis.
Kontusio adalah kondisi dimana terjadi kerusakan pada
vertebra ligament dengan terjadinya perdarahan, edema,
perubahan neuron dan reaksi peradangan.
Laserasi medulla spinalis merupakan kondisi yang berat
karena terjadi kerusakan medulla spinalis. Biasanya
disebabkan karena dislokasi, luka tembak. Hilangnya
fungsi medulla spinalis umumnya bersifat permanen.
Pengkajian
System pernapasan
Gangguan pernapasan, menurunnya vital
kapasitas, menggunakan otot-otot
pernapasan tambahan.
System kardiovaskular
Bradikardia, disritmia, hipotensi.
System neurologi
Nilai GCS karena 20% cedera medulla
spinalis disertai cedera kepala.
Fungsi motorik
Kehilangan sebagian atau seluruh gerakan motorik dibawah garis
kerusakan, adanya quadriplegia, paraplegia.
Reflex tendon
Adanya spinal shock seperti hilangnya reflex dibawah garis
kerusakan, post spinal shock seperti adanya hiperefleksia (pada
gangguan upper motor neuron/UMN) dan flaccid pada gangguan
lower motor neuron/LMN.
Fungsi sensorik
Hilangnya sensasi sebagian atau seluruh bagian dibawah garis
kerusakan.
Fungsi otonom
Hilangnya tonus ,kerusakan termoregulator.
Autonomic hiperefleksia (kerusakan pada T6 ke atas)
Adanya nyeri kepala, peningkatan tekanan darah, bradikardia,
hidung tersumbat, cemas dan gangguan penglihatan.
System gastrointestinal
Pengosongan lambung yang lama, ileus paralitik, tidak ada bising
usus, feses keras atau inkontinensia.
System urinaria
Retensi urine, inkontinensia
System musculoskeletal
Atropi otot, kontraktur, menurunya gerak sendi (ROM)
Kulit
Adanya kemerahan pada daerah yang tertekan (tanda awal
dekubitus)
Fungsi seksual
Impoten. Gangguan ereksi, ejakulasi, menstruasi tidak teratur
Psikososial
Reaksi pasien dan keluarga, masalah keuangan, hubungan dengan
masyarakat.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
• Perubahan /gangguan perfusi jaringan
• pola napas tidak efektif
• Bersihan jalan napas tidak efektif
• Perubahan Persepsi sensori
• Kerusakan mobilitas fisik
• Risiko tinggi terhadap infeksi
• Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
• Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan
kebutuhan pengobatan
• Gangguan integritas kulit
• Gangguan eliminasi urine
• Gangguan eliminasi bowel
• Gangguan konsep diri
INTERVENSI KEP
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji frekuensi napas
• Pertahankan jalan napas paten
• Kaji pupil
• Monitoring TTV
PRIORITAS KEPERAWATAN
Memaksimalkan perfusi/fungsi serebral.
Mencegah atau meminimalkan
komplikasi.
Mengoptimalkan fungsi
otak/mengembalikan pada keadaan
sebelum terjadi trauma.
Menyokong proses koping dan pemulihan
keluarga.
Memberikan informasi mengenai
proses/prognosis penyakit, rencana
tindakan dan sumber daya yang ada .