Vous êtes sur la page 1sur 50

ABSORBSI DAN ADSORBSI

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Ahmad Fauzan (21115083)
Ambar Saras Wati (21115044)
Ellysa Loviani (21115056)
Muhamad Agus Sulaiman (21114111)
Nani Sofroh (21115081)
ABSORBSI

Absorbsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti
dengan pelarutan. Atau proses penyerapan suatu zat oleh zat lain.

JENIS-JENIS ABSORBSI

 Absorbsi Fisika
 Absorbsi Kimia
ABSORBSI FISIKA

Absorbsi fisika merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan


penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena
adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase
cair. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air, metanol,
propilen, dan karbonat
ABSORBSI KIMIA

Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan


penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi kimia ini
adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH. K2CO3, dan
sebagainya.
ABSORBEN

 Pengertian Absorben

Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan


diabsorbsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Absorben sering disebut juga sebagai cairan pencuci.
Persyaratan absorben :

• Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar


mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
• Selektif
• Memiliki tekanan uap yang rendah
• Tidak korosif.
• Mempunyai viskositas yang rendah
• Stabil secara termis.
• Murah
Sifat-sifat Absorben

 Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap
komponen yang hendak ditransfer (solute).
 Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi hilangnya
absorben bersama gas.
 Absorben juga harus murah, karena hilangnya sejumlah absorben tidak
terhindarkan.
 Absorben harus bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
 Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi
 Memiliki titik beku rendah
APLIKASI ABSORBSI

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna


dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.

 Proses Pembuatan Formalin


Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas
dapat dihasilkan melalui proses absorbsi
 Proses Pembuatan Asam Nitrat

Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO2). Proses pembuatan asam


nitrat tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam
kolom absorbsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO
menjadi NO2 dan reaksi absorbsi NO2 oleh air menjadi asam nitrat.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUHI
PADA PROSES ABSORBSI

 Laju alir air. Semakin besar penyerapan semakin baik.


 Komposisi dalam aliran air
 Suhu operasi. Semakin rendah suhu operasi, penyerapan semakin baik.
 Tekanan operasi. Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin
baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk
hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih buruk.
 Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.
ADSORBSI

Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair
dimana bahan yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.

JENIS-JENIS ADSORBSI

Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu :

Adsorpsi Fisika
Adsorpsi Kimia
Adsorpsi Fisika

Interaksi yang terjadi antara adsorben dan adsorbat adalah gaya Van der
Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan
media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka
substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media.

Contoh: Adsorpsi oleh karbon aktif.


 Adsorpsi Kimia

Adsorpsi kimia terjadi ketika terbentuknya ikatan antara senyawa terlarut


dalam larutan dengan molekul dalam media. Adsorpsi kimia terjadi
diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke
permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan
hidrogen.
PENGERTIAN ADSORBEN
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam suatu
proses Adsorpsi.

Jenis-jenis Adsorben

 Adsorben Polar
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah silica gel, alumina aktif, dan zeloit.

 Adsorben non-Polar
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorbsen dan karbon aktif.
Beberapa jenis adsorben yang biasa digunakan yaitu :

 karbon aktif/arang aktif/norit

Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%


karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan
pemanasan pada suhu tinggi.

 Bentonite
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit
dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral.
Sifat bentonit sebagai adsorben adalah :

• mempunyai surface area yang besar (fisika)


• Bersifat asam yang padat (kimia)
• Bersifat penukar-ion (kimia)
• Bersifat katalis (kimia)

 Zeolite
Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan sekelompok
mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara umum mineral
zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali tanah.
SIFAT-SIFAT ADSORBEN

• Harus memiliki luas permukaan besar internal.


• Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar untuk
mengakui molekul untuk teradsorpsi.
• Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi.
• Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang
kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus.
• Harus adsorben mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal
dan getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industri.
APLIKASI ADSORBSI
• Pemutihan gula tebu
Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan
melalaui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula
akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang putih bersih.
• Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit
membentuk sistem koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.
• Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis
membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid). Koloid ini dapat
mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam air.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORBSI

• Waktu Kontak
• Karakteristik Adsorben
• Luas Permukaan
• Kelarutan Adsorbat
• Ukuran Molekul Adsorbat
• pH
• Temperatur
PRINSIP KERJA ABSORBSI

 KOLOM ABSORBSI

Kolom absorbsi adalah suatu kolom atau


tabung tempat terjadinya proses
pengabsorbsi penyerapan/penggumpalan)
dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung
tersebut.
MODEL ATAU JENIS KOLOM

 MENARA SEMBUR
 MENARA GELEMBUNG
 MENARA PELAT
MENARA PAKING
APLIKASI ABSORBSI

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna


dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.

 Proses Pembuatan Formalin


 Proses Pembuatan Asam Nitrat
Contoh soal absorbsi
Gas (95%-mol udara dan 5%-mol benzen) ingin dibersihkan dari benzen
dengan cara absorpsi oleh minyak (99,75%-berat minyak dan 0,25%-
berat benzen) di dalam suatu kolom packing. Operasi absorpsi
dilaksanakan secara isotermal pada 35ºC dan tekanan 1 atm. Laju udara
gas adalah 0,75 m3/s (STP) dan kolom absorpsi dirancang dengan laju
superfisial gas sebesar 1 kg/m2.s. Minyak yang digunakan sebagai
penyerap memiliki berat molekul(Mr) 250 g/mol dan laju aliran minyak
tersebut adalah 1,25 kali laju minimumnya. Dalam operasi ini, 90%-mol
benzen dalam gas ingin diserap oleh minyak.
Nb: Komposisi kesetimbangan benzen dalam udara dan minyak dianggap
mengikuti hukum Henry dengan menggunakan konstanta Henry(H)
sebesar 90 mmHg/fraksi mol.
Pi (tekanan parsialzat) = Hi . xi (fraksi mol zat)
Pertanyaan :
a. Tentukan luas penampang kolom
b. Tentukan tinggi kolom packing bila harga konstanta perpindahan
massa keseluruhan atas dasar fasa uap (Kya = 2,68 . 10-3 kmol/m3.s)
c. Tentukan harga HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) kolom
absorpsi tersebut
a. Luas Penampang Kolom
Laju udara yang dibersihkan adalah 0,75 m3/s pada keadaan STP (1atm,
0ºC), sedangkan operasi absorpsi dilaksanakan pada tekanan 1 atm dan
temperatur 35ºC. Karena itu perlu penyesuaian volume dengan
menggunakan Hukum Guy-Lussac:
Sehingga didapat laju udara yang dibersihkan pada keadaan absorpsi =
0,8461 m3/s. Kemudian laju molar gas total (G) dicari dengan Hukum
Gas Ideal:
Laju molar gas total (G) = 0,0335 kmol/s. Laju molar gas inert (G’) dapat
dicari dengan mengalikan fraksi gas inert (udara) dengan laju molar gas
total:

Kolom dirancang untuk menahan laju superfisial gas sebesar 1 kg/m2.s maka
laju molar superfisial (Gs) dan laju molar gas inert superfisial (G’s) dapat
dicari:
Luas penampang kolom absorpsi:
 Tinggi Kolom Packing
Di dalam perhitungan absorpsi digunakan perbandingan mol, bukan fraksi
mol. Misalkan di dalam suatu wadah terdapat zat cair A dan B,
perbandingan mol A (XA) adalah A/B, sedangkan fraksi mol A (xA) adalah
A/(A+B). Karena di dalam gas terdapat 5%-mol benzen maka
perbandingan mol benzen pada gas masukan kolom adalah:

Benzen izin diserap 90% sehingga sisa benzen dalam gas menjadi 0,5%-
mol sehingga perbandingan mol benzen pada gas keluaran kolom adalah:
Perbandingan mol benzen pada aliran minyak masukan kolom adalah:
Perbandingan mol benzen pada aliran minyak keluaran kolom diperoleh
dari kurva kesetimbangan benzen-udara dengan bantuan Hukum Henry.
Dalam kasus ini, diambil beberapa nilai Y secara acak, dari nilai Y ini
dihitung nilai y, x, dan X sehingga kurva X terhadap Y dapat dibuat.
Sehingga didapat data sebagai berikut:
Y y x X

0,06 0,0566 0,4780 0,9157

0,05 0,0476 0,4021 0,6726

0,04 0,0385 0,3248 0,4810

0,03 0,0291 0,2460 0,3262

0,02 0,0196 0,1656 0,1984

0,01 0,0099 0,0836 0,0912

0,0001 0,0001 0,0008 0,0008


Untuk mendapatkan nilai X1, ditarik sebuah garis dari titik (X2,Y2)
sehingga garis tersebut menyinggung kurva kesetimbangan benzen-udara
sampai garis tersebut memotong garis Y = Y1 maka titik potong itu adalah
koordinat (X1,Y1). Dari pembacaan kurva, diketahui bahwa nilai X1 = 0,61
Kemudian nilai slope minimum dicari untuk menentukan slope baru dari
garis operasi absorpsi. Dari data soal diketahui bahwa laju minyak adalah
1,25 kali laju minimumnya sehingga
Buat garis operasi baru dengan menghubungkan titik X1 baru,Y1 dengan
titik X2,Y2.
Dengan garis operasi baru ini, nilai NTU (Number of Transfer Unit) dapat
ditentukan yaitu dengan rumus:

Nilai Yi* didapat dengan cara menarik garis vertikal dari titik Yi (pada
garis operasi baru) ke bawah sampai menyentuh kurva kesetimbangan
benzen-udara, jadi nilai Y pada titik perpotongan pada kurva
kesetimbangan tersebut adalah Yi*
Dalam kasus ini nilai Yi yang diambil meliputi Y1(0,0526) dan
Y2(0,00526) serta beberapa nilai Y yang diambil secara sembarang yaitu
0,5 ; 0,4 ; 0,3 ; 0,2 ; 0,1. Selanjutnya NTU dicari dengan mencari luas area
di bawah kurva 1/(Y-Y*) dengan menggunakan pendekatan luas trapesium:
Sehingga diperoleh:
Y X Y* 1/(Y-Y*) L

0,0526 0,495918 0,040593 83,28372

0,05 0,469388 0,039085 91,62113 0,227376

0,04 0,367347 0,032737 137,6774 1,146493

0,03 0,265306 0,025369 215,9206 1,76799

0,02 0,163265 0,01679 311,5568 2,637387

0,01 0,061224 0,00681 313,512 3,125344

0,00526 0,012857 0,001535 268,4621 1,379279

10,28387
Maka didapat nilai NTU = 10,2839
Nilai HTU (Height of a Transfer Unit) ditentukan dengan rumus:

Tinggi kolom (Z) diperoleh dengan cara:


 Nilai HETP
HETP (Height Equivalent to Theoritical Plate) dapat dicari dengan cara
membagi tinggi kolom (Z) dengan jumlah tahap yang diperlukan (N). Nilai
N didapat dengan cara menarik garis secara kontinu antara kurva
kesetimbangan benzen-udara dengan garis operasi baru dari titik Y = 0.0526
sampai titik Y = 0,00526 yang menyerupai anak tangga
Dari gambar didapat bahwa nilai N = 9 (jumlah daerah bewarna hijau)
sehingga:
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi