Vous êtes sur la page 1sur 25

Kelompok 1

MOH. RIFALDI G 701 14 104


SYARIF MOH. RAFDI G 701 15 137
NURAZIZA G 701 15 155
FIRA PARAMITA MAURANI G 701 15 149
PINGKAN KETSIA TODING G 701 15 064
SELVIANUR ASWADI G 701 15 157
RAHMI G 701 15 239
SHINTA DEWI G 701 15 254
NUR INAYANA FATUR RAHMAN G 701 16 101
CHRISTIN AGNES M. D. G 701 16 041
ALIFAH M. SYAMSUDDIN G 701 16 136
NANDISKA MALADJILI G 701 16 106
B DEFINISI
P A
ETIOLOGI
O H
K A
PATOFISIOLOGI
O S
K A MANIFESTASI KLINIK
N
TERAPI PENGOBATAN
Definisi
 Tuberculosis paru adalah suatu penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycrobacterium
Tuberculosis.Sebagian bersar kuman
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya (Depkes,
2008).
 Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu dari
10 penyakit infeksi yang menjadi masalah
kesehatan utama di dunia (WHO, 2017).
Etiologi
 Tuberkulosis merupakan infeksi
yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang
dapat menyerang pada berbagai
organ tubuh mulai dari paru dan
organ di luar paruseperti kulit,
tulang, persendian, selaput otak,
usus serta ginjal yang sering disebut
dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra,2012).
Patofisiologi
 Menurut Somantri (2008),
infeksi diawali karena
seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri menyebar melalui jalan
napas menuju alveoli lalu
berkembang biak dan terlihat
bertumpuk. Perkembangan
Mycobacterium tuberculosis
juga dapat menjangkau sampai
ke area lain dari paru (lobus
atas).
 Basil juga menyebar melalui sistem
limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks
serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya sistem
kekebalan tubuh memberikan
respons dengan melakukan reaksi
inflamasi.

 Neutrofil dan makrofag melakukan


aksi fagositosis (menelan bakteri),
sementara limfosit spesifik-
tuberkulosis menghancurkan
(melisiskan) basil dan jaringan
normal. Infeksi awal biasanya
timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah terpapar bakteri.
 TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Mtb), penyebaran bakteri
tersebut melalui udara yang mengandung
suatu gelembung cairan (droplet nuclei)
yang didapat dari penderita aktif TB.
Partikel tersebut berukuran 1-5 µm
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata dan
dapat bertahan di udara selama beberapa
jam.
 Saat droplet terhirup melalui
mulut atau saluran hidung
selanjutnya saluran pernapasan
atas dan masuk ke bronkus
kemudian menuju alveolus.
Bakteri Mtb menyerang paru-
paru bagian atas dimana
terdapat aliran udara yang baik
karena bakteri Mtb merupakan
organisme aerobik obligat
sehingga membutuhkan
oksigen untuk tumbuh.
Manifestasi Klinik
Manifestasi Klinis Menurut Wong (2008) tanda
dan gejala tuberkulosis adalah:

a. Demam
b. Malaise
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e.Batuk ada atau tidak (berkembang secara
perlahan selama berminggu – minggu sampai
berbulan – bulan)
f. Peningkatan frekuensi pernapasan
g. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar,
pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten
j. Manifestasi gejala yang umum: pucat,
anemia, kelemahan, dan penurunan
berat badan.
Terapi Pengobatan
DEFINISI OAT

TAHAP PENGOBATAN

DAFTAR OAT

PENGOBATAN TB PADA KEADAAN


KHUSUS

TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Terapi Pengobatan
 Menurut buku “Basic Pharmacology &
Drug Notes” bahwa Obat Anti
Tuberkulosis (OAT) adalah komponen
penting dalam pengobatan Tuberkulosis.
Pengobatan Tuberkulosis merupakan
salah satu upaya efisien untuk mencegah
penyebaran lebih lanjut dari kuman TB.
Pengobatan yang adekuat harus
memenuhi prinsip:

1. Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan OAT


yang tepat mengandung minimal 4 macam obat
untuk mencegah resistensi.
2. Diberikan dalam dosis yang tepat.
3. Dikonsumsi secara teratur.
4. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang
cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap lanjutan
untuk mencegah kekambuhan.
Tahapan pengobatan TB
Tahap Awal
• Pengobatan diberikan setiap hari. Terapi tahap ini
bertujuan menurunkan jumlah kuman yang ada dalam
tubuh pasien dan meminimalisisr pengaruh dari
sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resisten
sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus
diberikan selama 2 bulan.

Tahap Lanjutan
• Pengobatan tahap lanjutan merupakan tahap yang
penting untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih
ada dalam tubuh khususnya kuman persisten sehingga
pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
Daftar OAT
Jenis Sifat Efek Samping

Isoniazid Bakterisidal Neuropati perifer, psikos toksik, gangguan


fungsi hati, kejang
Rifampicin Bakterisidal Flu syndrome, gangguan GI, urine berwarna
merah, gangguan fungsi hati, demam, ruam
kulit, sesak napas, anemia hemolitik
Pyrazinamide Bakterisidal Gangguan GI, gangguan fungsi hati, Gout
Arthritis
Streptomycin Bakterisidal Nyeri di tempat suntikan, gangguan
keseimbangan dan pendengaran, syok
anafilaksis, anemia, agranulositosis,
trombositopenia
Ethambutol Bakteriostatik Gangguan penglihatan, buta warna, neuritis
perifer
Pengobatan Tb Pada Keadaan Khusus

Kehamilan
Kehamilan

Ibu
PasienDM
Pasien DM
Menyusui
menyusui

Pengobatan
TB
Gangguan Pengguna
Pengguna
Ginjal Kontrasepsi
Kontrasepsi

Gangguan
Gangguan
Hati
Hati
Pengobatan TB pada Kehamilan
 Hampir semua OAT aman untuk kehamilan,
kecuali golongan aminoglikosida seperti
streptomycin karena dapat menimbulkan
ototoksik pada bayi (permanenr ototoxic) dan
dapat menembus barier plasenta.
 Pemberian piridoksin 50 mg/hr dianjurkan
pada ibu hamil, sedangkan pemberian vit. K
10 mg/hr dianjurkan apabila Rifampicin
digunakan pada trimester 3 kehamilan
menjelang persalinan.
Pengobatan TB pada Ibu Menyusui
 Ibu menyusui yang menderita TB harus
mendapat paduan OAT secara adekuat.
Pemberian OAT yang tepat merupakan cara
terbaik untuk mencegah penularan kuman
TB kepada bayinya
 Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan
 Pengobatan pencegahan dengan INH
diberikan kepada bayi tersebut sesuai
dengan berat badannya.
Pengobatan TB pada Pengguna
Kontrasepsi
 Rifampicin berinteraksi dengan kontrasepsi
hormonal sehingga dapat menurunkan
efektivitas kontrasepsi tersebut.
 Seorang pasien TB sebaiknya
menggunakan kontrasepsi non-hormonal.
Pengobatan TB pada Gangguan
Hati
 Hepatitis akut : pemberian OAT pada
pasien TB dengan hepatitis akut dan atau
klinis ikterik ditunda sampai hepatitis
akutnya mengalami penyembuhan.
 Hepatitis kronis : lakukan pemeriksaan
fungsi hati sebelum mulai pengobatan.
 Semakin berat atau tidak stabil penyakit
hati yang diderita pasien TB, harus
menggunakan semakin sedikit OAT yang
hepatotoksik.
Pengobatan TB pada Gangguan
Ginjal
 H dan R dieksresi melalui empedu sehingga
tidak perlu dilakukan perubahan dosis.
 Dosis Z dan E harus disesuaikan karena
dieksresi melalui ginjal
 Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
atau gagal ginjal, perlu diberikan tambahan
Piridoksin (Vit. B6) untuk mencegah terjadinya
neuropati perifer.
 Hindari penggunaan Streptomycin dan apabila
harus diberikan, dosis yang digunakan: 15
mg/kgBB, 2 atau 3x/minggu dengan
maksimum dosis 1 guntuk setiap kali
pemberian dan kadar dalam darah harus
selalu dipantau.
Pengobatan TB pada Pasien DM
 Apabila kadar gula tidak terkontrol, maka lama
pengobatan dapat dilanjutkan sampai 9 bulan.
 Hati-hati efek samping dengan penggunaan
Ethambutol karena pasien DM sering
mengalami komplikasi kelainan pada mata.
 Pengunaan Rifampicin perlu diperhatikan
karena akan mengurangi efektivitas sulfonilurea
sehingga dosisnya perlu ditingkatkan
 Perlu pengawasan sesudah pengobatan selesai
untuk mendeteksi dini bila terjadi kekambuhan
Terapi Non-Farmakologi
 Mengkonsumsi makanan bergizi seperti
buah, sayur, dan ikan laut.
 Tinggal dilingkungan sehat
 Olahraga secara rutin misal jogging atau
senam
 Mengurangi makanan bernatrium dan
kafein
Thank you for ATTENTION

Vous aimerez peut-être aussi