Vous êtes sur la page 1sur 21

Incidence of and risk

factors for incisional hernia


after abdominal surgery
Pembimbing Klinik :
dr. Tri Marthoni, Sp.B Di presentasikan oleh :
Arina Husna
30101306884
Latar
Belakang

2
Incisional hernia (IH) adalah salah satu komplikasi pasca operasi
yang paling umum setelah operasi perut.

Dalam laporan sebelumnya  tingkat insiden IH bervariasi dari nol


hingga 33 persen

Penelitian observasional prospektif  80-95 persen pasien dengan


IH mengembangkan komplikasi ini dalam waktu 6 bulan hingga 3 tahun
setelah operasi pertama.
Incisional hernia (IH) adalah salah satu komplikasi pasca operasi
yang paling umum setelah operasi perut.
Berbagai faktor risiko :
• Jenis kelamin (pria dan wanita)
• Usia
• Komorbiditas (diabetes mellitus dan penyakit paru obstruktif
kronik)
• Riwayat merokok, penggunaan steroid secara sistemik
• Indeks massa tubuh (BMI) tinggi
• Riwayat laparotomi
• Operasi laparoskopi
• Metode dan bahan untuk penutupan abdomen
Penelitian observasional prospektif ini
• Tipe sayatan bertujuan  mengevaluasi tingkat IH setelah
• Infeksi luka insisi operasi perut dan untuk menilai dampak faktor
perioperatif pada risiko IH.
Metode
Penelitian

5
Pasien yang menjalani operasi perut antara November 2009 dan
Februari 2011 di Nagoya University Hospital dan 19 rumah sakit afiliate
terdaftar.
Kriteria inklusi:
• usia di atas 20 tahun
• operasi intra-abdomen
• tidak ada sayatan selain di perut atau perineum
• tidak ada implan buatan
Kriteria Eksklusi :
• Pasien yang menjalani laparotomi atau operasi bypass pencernaan
untuk penyakit ganas yang tidak dapat dioperasi
• operasi bypass lambung
• Pasien yang menjalani operasi ulang karena dehisensi luka lengkap
dari semua lapisan dalam 30 hari operasi
• pasien tanpa IH yang meninggal atau mangkir dalam 180 hari operasi
Data dicatat oleh ahli bedah yang bertanggung jawab atas pengumpulan data di
setiap rumah sakit.
melibatkan organ atau
Pada Discharge purulen; ruang selain dari sayatan 
organisme; tanda atau drainase purulen,
gejala infeksi, termasuk organisme yang diisolasi
rasa sakit / nyeri, Terjadi dalam 30 hari dari cairan atau jaringan
pembengkakan lokal, pasca operasi yang diperoleh secara
kemerahan / panas dan luka aseptik di organ / ruang,
terbuka; abses.
9
Diagnosis dan tindak lanjut hernia insisional
1 2

Setelah operasi, pasien di follow-up setiap hari Setelah pulang dari rumah sakit  pasien menjalani
selama tinggal di rumah sakit  data perioperatif pemeriksaan fisik oleh dokter bedah setiap 3 bulan
dicatat dalam database. untuk menilai keberadaan IH.

Semua pasien dipantau selama lebih dari 180 hari CT scan dan USG digunakan ketika diperlukan.
setelah operasi.

10
Analisis
statistik

11
Analisis statistik

1 2

• Tes χ2  Perbedaan antara 3800 pasien perlu dikumpulkan untuk


variabel penelitian dengan asumsi bahwa 10
• Metode Kaplan-Meier  persen pasien berkembang menjadi
Memperkirakan resiko SSI.
• Tes log rank  Membandingkan
faktor resiko P<0,050  significant
• Regresi Cox retropektif
Menghitung HR (Rasio Hazard) Analisis data  SPSS versi 21
dengan CI (Interval Kepercayaan)
95%

12
Hasil
Penelitian

13
Hasil Penelitian
Antara November 2009 dan Februari 2011, 4305 pasien berturut-turut didaftar.
Sekitar 378 pasien tidak dapat diikuti hingga 180 hari.
• Kematian (147 pasien)
• Alasan yang tidak diketahui (142)
• Operasi ulang untuk alasan yang tidak terkait dengan IH (89).
Dari 17 pasien dengan luka dehiscence total, tiga mengalami penutupan luka primer.
Sebanyak 3927 pasien dengan data lengkap kemudian dianalisis.
Analisis Univariat
Analisis Multivariat
Analisis Multivariat
Analisis Multivariat
Diskusi

19
Sekitar 4000 pasien yang diteliti untuk IH setelah operasi perut.
Tingkat kejadian IH adalah 5,2 dan 10,3 persen setelah 12 dan 24 bulan
masing-masing.
Untuk bedah perut secara umum, Insisi garis tengah paling sering
digunakan, karena memungkinkan akses mudah ke rongga perut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang dioperasi dengan insisi
garis tengah memiliki insiden IH yang lebih tinggi daripada mereka yang
memiliki sayatan non-garis tengah.
DI-SSI memiliki hubungan yang kuat dengan IH. SI-SSI menginduksi
metabolisme kolagen yang abnormal, menghambat dan menunda proses
penyembuhan luka fasia, terutama pada fase proliferatif. DI-SSI dapat
secara langsung merusak proses penyembuhan luka awal pada fasia
dengan menginduksi Luka dehiscence untuk mengalirkan nanah dengan
melemahnya luka yang sembuh.
TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi