Vous êtes sur la page 1sur 41

Infeksi TORCH

dr.Sarita, Sp.A
TORCH
• T=toxoplasmosis
• O=other (syphilis)
• R=rubella
• C=cytomegalovirus (CMV)
• H=herpes simplex (HSV)
TORCH

Faktor yang dicurigai menderita TORCH


• Bayi berat lahir rendah
• Trombositopenia
• Timbul ruam
• riwayat kehamilan ibu yang terinfeksi
TORCH
Diagnosis
• riwayat kehamilan
• pemeriksaan pada bayi
• pemeriksaan laboratorium
Screening
• Studi retrospektif dari 75/182 bayi dengan IUGR
yang diskrining untuk infeksi TORCH  1/75 dengan
temuan klinis, 11/75 dengan temuan lab yang
abnormal
• Semua pasien yang diperiksa:
TORCH TORCH, kultur CMV urin,
• Kerja diagnostik sesuai riwayat
Toxoplasmosis
• Disebabkan oleh protozoa - Toxoplasma gondii
• infeksi melalui  Penelanan kista (daging, produk
kebun),Kontak dengan oocyst dalam tinja
• Prevalensi infeksi yang jauh lebih tinggi di negara-
negara Eropa (yaitu Prancis, Yunani)
• Infeksi akut biasanya tanpa gejala
• 1/3 risiko infeksi janin dengan infeksi maternal primer
pada kehamilan
• Tingkat infeksi lebih tinggi dengan infeksi di trimester
ke-3
• Kematian janin lebih tinggi dengan infeksi pada
trimester pertama

Manifestasi klinis
• Sebagian besar (70-90%) tidak menunjukkan
gejala saat lahir
• Triad klasik gejala Chorioretinitis,
Hydrocephalus, Kalsifikasi intrakranial
• Gejala lain termasuk demam, ruam, mikrosefali,
kejang, ikterus, trombositopenia, limfadenopati
• Awalnya bayi asimptomatik masih berisiko tinggi
mengembangkan kelainan, terutama
chorioretinitis.
Chorioretinitis pada toxoplasmosis
kongenital
Diagnosis
• Tes IgG maternal menunjukkan infeksi
sebelumnya.
• Dapat diisolasi dalam kultur dari
plasenta, tali pusat, serum bayi
• Tes PCR pada WBC, CSF, plasenta
• Serologi baru lahir dengan IgM / IgG
Screening Toxoplasma
• Tes prenatal dengan sensitivitas
bervariasi tidak berguna untuk skrining
• Skrining neonatal dengan tes IgM
dilaksanakan di beberapa daerah
• Mengidentifikasi bayi asimptomatik
yang terinfeksi yang mungkin mendapat
manfaat dari terapi
Prevention and Treatment
• Perawatan untuk ibu hamil yang didiagnosis dengan tokso akut 
Spiramycin setiap hari dan Antibiotik macrolid  Penelitian kecil telah
menunjukkan ini mengurangi kemungkinan penularan bawaan (hingga
50%)
• Jika bayi didiagnosis prenatal, terapi ibu 
Spiramisin, pirimetamin (anti-malaria, penghambatan reduktase
dihidrofolat), dan sulfadiazin (antibiotik sulfa), Leucovorin dengan
pirimetamin
• Bayi simtomatik  Pyrimethamine (dengan leucovorin rescue) dan
sulfadiazine  selama 12 bulan total
• Bayi asimptomatik  Diberikan terapi yang sama
• Peningkatan hasil neurologis dan perkembangan ditunjukkan
(dibandingkan dengan pasien yang tidak diobati atau mereka yang
dirawat hanya selama satu bulan
Syphilis
• Treponema pallidum (spirochete)
• Transmitted via sexual contact
• Transmisi melalui plasenta pada usia
kehamilan 6 minggu
• Infeksi lebih mudah ditransmisikan melalui Ibu
dengan infeksi primer dan sekunder daripada
laten.
• Sejak tahun 1990 terjadi penurunan infeksi
sifilis
• tahun 2002, hanya 11.2 kasus/100,000 kelahiran
From MMWR –
Aug 2004
From MMWR –
Aug 2004
Congenital Syphilis
• 2/3 dari bayi yang lahir tidak mengalami
gejala.
• Gejala klinis timbul awal atau lambat.
• 3 mayor klasifikasi:
• Efek fetal
• Efek dini
• Efek lambat
Masnifestasi klinis
• Fetal:
• Stillbirth
• Kematian neonatal
• Hydrops fetalis
• 25% kematian intrauterine
• Kematian perinatal 25-30% jika tidak
diobati
Manifestasi klinis
• Kongenital dini ( 5 minggu pertama):
• Cutaneous lesions (palms/soles)
• Jaundice
• Anemia
• Snuffles
• Periostitis and metaphysial dystrophy
• Funisitis (umbilical cord vasculitis)
Periostitis pada neonatal
syphilis
Clinical Manifestations
• Congenital lambat:
• Frontal bossing
• Maxilla pendek
• Arkus palatal yang tinggi
• Gigi Hutchinson
• Tuli nervus 8
• Saddle nose
• fissure perioral
Hutchinson teeth
Diagnosing Syphilis
(tidak pada neonatal)
• Tes serologi
• RPR/VDRL: nontreponemal test
• Sensitive tetapi tidak specific
• kuantitatif
• MHA-TP/FTA-ABS: specific treponemal test
• untuk tes konfirmasi
• kualitatif, sekali positif tetap positif
• RPR/VDRL diperikasa pada awal kehamilan
and saat lahir
Definisi Sifilis untuk Sifilis
Kongenital
• T. pallidum ditemukan di lesi kulit,plasenta,
tali pusat
• diagnosis :
• Pemeriksaan fisis
• Cairan LCS (positive VDRL)
• Osteitis
• Funisitis
• RPR/VDRL >4 x ibu
• Antibodi igM (+)
Diagnosing Congenital Syphilis

• IgG timbul pada antibodi ibu  bayi


tidak terinfeksi
Treatment
• Penicillin G adalah obat pilihan untuk semua infeksi
sifilis
• Perawatan ibu selama kehamilan sangat efektif
(secara keseluruhan 98% berhasil)
• terapi bayi baru lahir jika:
• Mereka memenuhi kriteria diagnostik CDC
• Ibu dirawat <4 minggu sebelum melahirkan
• Titer ibu tidak menunjukkan respons yang memadai
(kurang dari 4 kali lipat penurunan)
Rubella
• Virus RNA untai tunggal
• Penyakit yang bisa dicegah vaksinasi
 Tidak lagi dianggap sebagai endemik
di AS.
• Penyakit ringan, sembuh sendiri
• Infeksi pada awal kehamilan memiliki
probabilitas yang lebih tinggi pada bayi
yang terkena
Reported rubella and CRS: United States, 1966-2004

Meissner, H. C.American
Copyright ©2006 et al. Pediatrics
Academy of 2006;117:933-935
Pediatrics
Manifestasi klinis
• Gangguan pendengaran sensorineural
(50-75%)
• Katarak dan glaukoma (20-50%)
• Malformasi jantung (20-50%)
• Neurologis (10-20%)
• Manifestasi lain  retardasi
pertumbuhan, penyakit tulang,
trombositopenia, lesi “blueberry muffin”
“Blueberry muffin” spots
extramedullary hematopoesis
Diagnosis
• IgG maternal dapat mewakili imunisasi atau
infeksi sebelumnya
• Dapat mengisolasi virus dari sekresi hidung
Lebih jarang dari tenggorokan, darah,
urin,LCS
• Tes serologis  IgM infeksi pascanatal atau
kongenital baru-baru ini
• Meningkatnya titer IgG bulanan menunjukkan
infeksi kongenital
• Diagnosis setelah usia 1 tahun sulit
ditetapkan
Treatment
• Preventif  imunisasi
• Edukasi orangtua
Cytomegalovirus (CMV)
• Infeksi virus kongenital paling umum  40.000
bayi per tahun di AS
• Penyakit ringan, sembuh sendiri
• Penularan dapat terjadi dengan infeksi primer atau
reaktivasi virus
• 40% risiko penularan di infeksi primer
• Studi menunjukkan peningkatan risiko penularan
di kemudian hari pada kehamilan
Manifestasi klinis
• 90% tidak bergejala saat lahir
Hingga 15% mengembangkan gejala
kemudian, terutama gangguan pendengaran
sensorineural
• Infeksi simtomatik
- SGA, HSM, petechiae, jaundice,
chorioretinitis, kalsifikasi periventrikular, defisit
neurologis
- > 80% mengembangkan komplikasi jangka
panjang
- Gangguan pendengaran, gangguan
penglihatan, keterlambatan perkembangan
Ventriculomegaly and
calcifications of
congenital CMV
Diagnosis
• IgG maternal hanya menunjukkan infeksi di
masa lalu
• Isolasi virus dari air seni atau air liur di 3
minggu pertama kehidupan  dapat
mewakili infeksi pasca-persalinan
• Viral load dan salinan DNA dapat dinilai
dengan PCR  Kurang berguna untuk
diagnosis, tetapi membantu dalam mengikuti
aktivitas virus pada pasien
• Serologi tidak membantu mengingat tingginya
antibodi dalam populasi
terapi
• Ganciclovir x6wks pada bayi simtomatik
• Terapi saat ini tidak dianjurkan pada bayi
tanpa gejala karena efek samping
• Area penelitian aktif untuk memasukkan
penggunaan valgancyclovir dalam terapi.
Herpes Simplex (HSV)
• HSV1 atau HSV2
• Terutama ditularkan melalui saluran
kelamin ibu yang terinfeksi
• Alasan untuk Sectio Caesarian sebelum
ketuban pecah
• Infeksi primer dengan risiko penularan
lebih besar daripada reaktivasi.
Manifestasi klinis
• Sebagian besar asimtomatik saat lahir
• 3 pola  frekuensi yang sama dengan gejala
antara kelahiran dan 4 minggu:
- Kulit, mata, mulut (SEM)
- Penyakit CNS
- Penyakit diseminata (paling awal)
• Manifestasi awal sangat tidak spesifik.
Kongenital HSV
Diagnosis
• kultur lesi ibu jika ada saat persalinan
• kultur pada bayi  Lesi kulit, oro / nasofaring,
mata, urine, darah, rektum / feses, CSF
• CSF PCR
• Serologi tidak membantu mengingat
prevalensi tinggi antibodi HSV dalam
populasi
Treatment
• Dosis tinggi acyclovir 60mg / kg / hari
membagi q8hrs
- X21days untuk disebarluaskan, penyakit
CNS
- X14days untuk SEM
• okular membutuhkan terapi topikal juga
terimakasih

Vous aimerez peut-être aussi