Vous êtes sur la page 1sur 22

Referat

Informed Consent

`
Pembimbing:
Dr. Indra Syakti Nasution, Sp.F

DEPARTEMEN FORENSIK RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
ANGGOTA KELOMPOK

Radhiyatul Husna
Adinda Kinanti
Vicra Adhitya
Miranda Alaska
Nadya Aviodita
Esti Yolanda
Theofilus Aswadi
Hana Yuniko Gandasari
Annisa Muthia Haryani
Pendahuluan
Informed Consent
• Telah mendapat penjelasan/
Informed keterangan/informasi

Consent • Persetujuan/memberi izin

informed consent:
persetujuan yang diberikan pasien/keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta risiko yang berkaitan
Informed Consent
Tindakan medis tanpa persetujuan pasien/keluarga:
tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan
KUHP Pasal 351

Persetujuan yang ditandatangani pasien/ keluarganya


tidak membebaskan dokter dari
tuntutan jika melakukan kelalaian
Fungsi Informed Consent
Menghormati harkat dan martabat pasien selaku manusia

Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri

Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien

Menghindari penipuan dan misleading oleh dokter

Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional

Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan

Edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan.


Tujuan Informed Consent

Melindungi pasien terhadap segala


tindakan medis yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasien;

Memberikan perlindungan hukum


kepada dokter terhadap akibat yang
tidak terduga dan bersifat negatif.
Tindakan malpraktek dokter yang setara
dengan kesengajaan
Pasien tidak setuju terhadap tindakan dokter, tetapi
dokter tetap melakukan tindakan tersebut.

Jika dokter dengan sengaja melakukan tindakan


misleading tentang risiko dan akibat dari tindakan medis

Jika dokter dengan sengaja menyembunyikan risiko dan


akibat dari tindakan medis

Informed consent diberikan terhadap prosedur medis yang


berbeda dengan yang dilakukan oleh dokter
Bentuk Persetujuan Informed Consent
Implied Consent
• Dokter menangkap persetujuan pasien dan pasien
menyetujui penjelasan dokter melalui isyarat
Explicit / Express Consent
• Dengan jelas menyatakan persetujuan
• Verbal/written
Verbal consent
• Lisan
Written consent
• Tertulis pada lembar inform consent
Persetujuan Tertulis dibutuhkan saat:
Bila tindakan terapeutik kompleks atau resiko/efek
samping bermakna.

Bila tindakan bukan dalam rangka terapi.

Bila tindakan memiliki dampak bermakna bagi


kedudukan kepegawaian atau kehidupan pribadi
dan sosial pasien.

Bila tindakan adalah bagian dari penelitian


Informasi dalam informed consent
• Temuan klinis
• DX & DD
Diagnosis • Indikasi tindakan
• Prognosis tindakan

• Tujuan tindakan
Prosedur • Tata cara, yang akan dialami pasien

• +/-tindakan
Alternatif • Risiko masing2 tindakan
• Tindakan darurat mengatasi risiko
• Risiko dan komplikasi yang sudah
menjadi pengetahuan umum.
• Risiko dan komplikasi yang sangat jarang
Risiko terjadi atau yang dampaknya sangat
ringan.
• Risiko dan komplikasi yang tidak dapat
dibayangkan sebelumnya.

• Hidup matinya (ad vitam)


Prognosis • Fungsinya (ad functionam)
• Kesembuhan (ad sanationam)
KETENTUAN INFORMED CONSENT
PERMENKES •Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
290 Thn. keluarga terdekat setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
2008 kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien

Informed consent tidak berlaku pada 5 keadaan:


Keadaan darurat medis

Ancaman terhadap kesehatan masyarakat

Pelepasan hak memberikan consent (waiver)

Clinical privilege
Pasien yang tidak kompeten dalam memberikan
consent.
Aspek Hukum Informed Consent
Informed Consent diatur dalam:

•Tiap perbuatan/nasehat yang mungkin


KODEKI melemahkan daya tahan psikis/fisik hanya diberikan
pasal 5 untuk kepentingan & kebaikan pasien, setelah
memperoleh persetujuan pasien.
Aspek Hukum Informed Consent
Informed Consent diatur dalam:

UU No 29 Th 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 45 & Pasal 25 huruf d


dan Permenkes Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang
Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi Pasal 17

• Untuk komunikasi dua arah efektif, baik dokter atau dokter gigi maupun pasien
mempunyai hak untuk didengar dan kewajiban untuk saling member informasi.
• Setelah menerima informasi yang cukup memahami maknanya (well informed),
pasien diharapkan dapat mengambil keputusan bagi dirinya sendiri untuk menyetujui
atau menolak
• Setiap tindakan medic yang akan dilakukan kepada pasien, mensyaratkan persetujuan
dari yang bersangkutan. Dalam kondisi pasien tidak dapat memberikan persetujuan
secara pribadi, maka persetujuan dapat diberikan oleh keluarga yang berwenang
Aspek Hukum Informed Consent
Informed Consent diatur dalam:
a.Dasar hukum a. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
transaksi
persetujuan b. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
tindakan medik c. Permenkes RI Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 tentang penyelenggaraan
b.Kitab Undang- praktik dokter dan dokter gigi
Undang Hukum
d. Permenkes RI No 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan
Perdata:
Medik
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
749a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medik/ Medical Record

f. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1951 tentang Kesehatan Kerja.


g. Surat Keputusan Dirjen Yan Dik No. HK.00.06.6.5.1866 Tahun 1999 tentang
Pedoman Persetujuan Tindakan Medik ditetapkan tanggal 21 April 1999
(selanjutnya disebut Pedoman Pertindik).
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/ DOKTER GIGI

a.Pasal 50 UU RI a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai


No. 29 Tahun dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
2004

b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar


prosedur operasional

c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya

d. Menerima imbalan jasa


HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER/ DOKTER GIGI
a.Pasal 51 UU RI a. Memberikan pelayanan medis
No. 29 Tahun
2004 b. Sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta
kebutuhan medis pasien
c. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan
d. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal dunia
e. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya

f. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu


kedokteran atau kedokteran gigi
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan
Pasal 52 medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3)

Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain

Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

Menolak tindakan medis

Mendapatkan isi rekam medis


HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

Pasal 53 Memberikan informasi yang lengkap dan


jujur tentang masalah kesehatannya

Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter


atau dokter gigi

Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana


pelayanan kesehatan; dan memberikan imbalan
jasa atas pelayanan yang diterima
KESIMPULAN
– Informed Consent dalam profesi kedokteran adalah persetujuan yang diberikan
pasien atau keluarga pasien terhadap pelayanan kesehatan yang akan dijalani oleh
seorang pasien setelah pasien tersebut mendapatkan informasi (penjelasan) yang
lengkap dari dokter yang akan melakukan tindakan tersebut.
– Informed consent dilihat dari aspek hukum bukanlah sebagai perjanjian antara dua
pihak, atau perjanjian yang bersifat khusus, karena dalam pelayanan kesehatan,
dokter tidak bisa menjanjikan sesuatu dalam upaya penyembuhan seseorang, akan
tetapi seorang dokter akan selalu berupaya semaksimal mungkin menurut standar
pelayanan dan keilmuan tertinggi yang dimiliki oleh dokter tersebut dalam upaya
penyembuhan dan penyelamatan nyawa seseorang.
– Karena setiap tindak dalam pelayanan kesehatan mengandung resiko, maka dari itu
informed concent lebih cendrung kearah persetujuan sepihak atas layanan yang
ditawarkan pihak lain.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi