Vous êtes sur la page 1sur 14

STUDI CROSS-SECTIONAL

KELOMPOK 1
NENI TRIANA NPM 1806256364
TERESA NPM 1806256452
NURHAYATI NPM 1706007091
ETI MASIYATI NPM 1706128243
OUTLINE

Pengertian dasar studi cross sectional

Langkah-langkah studi cross sectional

Kelebihan dan kekurangan studi cross


sectional
Pendahuluan

 Dalam penelitian kedokteran dan kesehatan studi cross sectional


merupakan suatu bentuk studi observasional ( Non Eksperimental )
yang paling sering dilakukan
 Studi cross sectional mencakup semua jenis penelitian yang
pengukuran variable-variabelnya dilakukan hanya satu kali,pada
satu saat
 Cross sectional,variable independent atau factor resiko dan
tergantung (efek ) dinilai secara simultan pada satu saat.
 Disebut juga studi prevalens
Pengertian dasar studi cross
sectional
 Cross sectional study merupakan penelitian prevalensi
penyakit dan sekaligus dengan prevalensi penyebab
atau faktor resiko. Tujuan penelitian ini untuk mengamati
hubungan antara faktor resiko dengan akibat yg terjadi
berupa penyakit atau keadaan kesehatan tertentu dalam
waktu yang bersamaan, ditanya masalahnya (akibat)
sekaligus penyebabnya (faktor resikonya). Pengukuran
terhadap variabel pengaruh dan terpengaruh dilakukan
pada titik waktu yang sama.
Langkah- Langkah studi cross
sectional
Penetepan pertanyaan
penelitian dan hipotesis

Identifikasi
Analisis
Variabel

Penetapan
Pengukuran subjek
penelitian
1. Penetapan pertanyaan penelitian
dan hipotesis

• Pertanyaan penelitian yang akan dijawab


harus dikemukakan dengan jelas.
• Dalam studi cross-sectional analitik hendaklah
dikemukakan hubungan antar variabel yang
diteliti.
2. Identifikasi Variabel

 Semua variabel yang diteliti dalam studi


prevalen harus diindentifikasikan dengan
cermat.
3. Penetapan Subjek penelitian

 Menetapkan populasi penelitian


Bergantung kepada tujuan penelitian, maka ditentukan dari
populasi terjangkau mana subyek penelitian yang akan dipilih,
apakah dari rumah sakit / fasilitas kesehatan, atau dari masyarakat
umum.
 Menentukan sampel dan memperkirakan besar sampel
Besar sampel harus diperkirakan dengan formula yang sesuai dan
pemilihan sampel harus dilakukan dengan cara yang benar, agar
dapat mewakili populasi terjangkau.
4. Pengukuran
 Pengukuran faktor risiko
Penetapan faktor risiko dapat dilaksanakan dengan berbagai cara,
tergantung pada sifat faktor risiko.
Dapat digunakan kuesioner, catatan medik, uji laboratorium,
pemeriksaan fisik, atau prosedur pemeriksaan khusus.
 Pengukuran efek (penyakit)
Terdapatnya efek atau penyakit tertentu dapat ditentukan dengan
kuesioner, pemeriksaan fisik, ataupun pemeriksaan khusus, bergantung
kepada karakteristik penyakit yang dipelajari.
Harus ditetapkan kriteria diagnosisnya dengan batasan operasional yang
jelas.
5. Analisis

 Analisis ini dapat berupa suatu uji hipotesis ataupun


analisis untuk memperoleh risiko relative. Hal yang
terakhir inilah yang lebih sering dihitung dalam studi
cross-sectional untuk mengidentifikasi faktor risiko.
Kelebihan penelitian cross sectional

 Keuntungan yang utama dari desain cross-sectional adalah


memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak
hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga
generalisasinya cukup memadai.
 Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat dapat
diperoleh.
 Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang
bersifat lebih konklusif.
 Dapat dipakai untuk meneliti banyak variable sekaligus
 Jarang terancam loss to follow-up ( Drop out )
Kekurangan penelitian cross
sectional
 Hanya kasus prevalens dan/atau yang tidak terkena dampak tertentu yang diteliti
 Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
 Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek yang mempunyai masa sakit yang
panjang dari pada yang mempunyai masa sakit pendek, karena individu yang cepat
meninggal memepunyai kesempatan yang lebih terjaring dalam studi.
 Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang dipelajari
banyak
 Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang, misalnya kanker lambung, karena
pada populasi usia 45-49 tahun diperlukan paling tidak 10.000 subyek untuk
mendapatkan suatu kasus.
 Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens maupun prognosis
 Membutuhkan skema sampling yang terencana baik sehingga dapat memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap orang untuk terpilih
 Masalah non-respons
Kesimpulan
 Studi cross sectional mencakup semua jenis penelitian yang
pengukuran variable-variabelnya dilakukan hanya satu kali,pada satu
saat
 Cross sectional,variable independent atau factor resiko dan
tergantung (efek ) dinilai secara simultan pada satu saat.
 Disebut juga studi prevalens
 Tujuan penelitian ini untuk mengamati hubungan antara faktor
resiko dengan akibat yg terjadi berupa penyakit atau keadaan
kesehatan tertentu dalam waktu yang bersamaan, ditanya
masalahnya (akibat) sekaligus penyebabnya (faktor resikonya).
Pengukuran terhadap variabel pengaruh dan terpengaruh dilakukan
pada titik waktu yang sama.
Daftar Pustaka

 Siswanto BW,Sudigdo Sastro Asmoro,Neneng Siti Maryam ( 2016 )


Edisi 5,Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,Sag

Vous aimerez peut-être aussi