Vous êtes sur la page 1sur 82

PENDIDIKAN KESEHATAN

PERTEMUAN I

By.
Subhannur Rahman, S.Kep.,Ners
APA ITU PENDIDIKAN
KESEHATAN ??????
SIAPA SASARAN KITA UNTUK
DIBERIKAN PENDIDIKAN
KESEHATAN ???????
KENAPA PENDIDIKAN
KESEHATAN PERLU DILAKUKAN
OLEH SEORANG PERAWAT ?????
Latar belakang
Pada dasarnya sampai sekarang masalah kesehatan selalu
bermunculan di lingkungan kita

 Pengetahuan individu, keluarga atau masyarakat yang


minim
 Kebiasaan yang salah namun dianggap benar
 Tingkat ekonomi dan status sosial yang tidak setara
 Bentuk pelayanan yang buruk
 Lingkungan
Hakikat Pendidikan Kesehatan
 Salah satu bentuk pemecahan masalah kesehatan dengan
pendekatan pendidikan.
 Suatu bentuk penerangan pendidikan dalam pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
 Suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu,
keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan/perilaku untuk mencapai kesehatan secara
optimal.
lanjutan
 Di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan dan
perkembangan; perubahan ke arah yang lebih baik,
lebih dewasa; lebih matang pada diri individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
 Komponen vital dalam pendidikan kesehatan di komunitas
disebabkan oleh peningkatan, pemeliharan dan perbaikan
kesehatan mengandalkan klien untuk memahami syarat-
syarat pemeliharaan kesehatan.
 Salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga
keperawatan.
 Salah satu peran yang harus dilaksanakan dalam
setiap pemberian asuhan keperawatan.
POSISI PENKES DALAM MENENTUKAN
STATUS KESEHATAN
Blum (1990): empat faktor utama
berpengaruh trhdap status kesehatan

Keturunan, lingkungan, pelayanan, dan perilaku

Genetik fisik & sosial Sbg pemecah masalah kesehatan Perilaku baik = kesehatan (+)

Pelayann buruk = masalah kesehatan Perilaku buruk = kesehatan (-)


Merusakan kesehatan
Manusia. Ketidak setaraan sosial = kemiskinan

masalah kesehatan
PENDIDIKAN KESEHATAN
 Proses yang direncanakan dengan sadar untuk
menciptakan peluang bagi individu-individu untuk
senantiasa belajar memperbaiki kesadaran serta
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan demi
kepentingan kesehatannya.
 Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku seseorang guna meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal.
 Model perencanaan pendidikan kesehatan antara lain
model perencanaan PRECEDE ( predisposing, reinforcing,
and enabling constructs in ecosystem diagnosis and
evaluation)
Lanjutan dari PRECEDE
FAKTOR PREDISPOSISI ( PREDISPOSING FACTOR ) :
 Mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.
 Tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan.
 Sistem nilai yang dianut masyarakat.
 Tingkat pendidikan.
 Tingkat sosial ekonomi.
Contoh : orang hamil tidak boleh disuntik, karena suntikan menyebabkan
anak cacat.
FAKTOR PENDUKUNG ( Enabling Factors ) :
 Ketersediaan sarana dan prasarana.
Contoh : kesediaan air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat
pembuangan tinja, makanan yang bergizi.
 Fasilitas kesehatan bagi masyarakat.
Contoh : Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos
Obat Desa, Dokter, Bidan praktik swasta.

FAKTOR PENGUAT ( Reinforcing factor )


 Faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para
petugas pemerintah petugas kesehatan.
 Termasuk undang-undang, peraturan-peraturan, bai pusat maupun
daerah yang terkait dengan kesehatan.
TUJUH TAHAP KERANGKA KERJA PRECEDE
Kerangka kerja PRECEDE merupakan satu model dalam pengembangan perencanaan
pendidikan kesehatan dengan pendekatan diagnosis perilaku.

Tujuh Tahap tersebut adalah :


1. Mempertimbangkan kualitas hidup dengan mengukur masalah sosial umum yang
menyangkut manusia dalam populasi, baik itu masyarakat maupun individu.
2. Mengidentifikasi masalah spesifik yang ada hubungannya dengan masalah pada tahap
pertama
3. Mengidentifikasi perilaku khusus yang berhubungan dengan masalah kesehatan dari
masalah umum yang terdapat pada tahap kedua
4. Mengidentifikasi factor-factor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
5. Mengambil keputusan factor mana dari tahap keempat yang akan menjadi focus intevensi
setelah mempertimbangkan tingkat potensi dan sumber daya yang tersedia
6. Mengembangkan secara actual dan membuat perencanaan program sesuai dengan
keputusan pada tahap kelima.
7. Melakukan evaluasi yang merupakan bagian terintegrasi dan berkesinambungan dari seluruh
kegiatan kerangka kerja PRECEDE.
Masalah kesehatan disebabkan oleh
perilaku & non-perilaku

DIAGNOSIS PERILAKU

Identifikasi secara sistematis praktik


kesehatan yang memiliki hub.sebab-akibat
dengan masalah kesehatan
Tahapan-tahapan Diagnosis Perilaku
 Mencatat factor resiko suatu masalah kesehatan
untuk membedakan penyebab perilaku dan non-
perilaku
 Menyusun peringkat perilaku menurut prioritas
 Menyusun peringkat perilaku menurut daya
ubahnya
 Memilih perilaku yang menjadi focus intervensi
pendidikan kesehatan
 Mengembangkan daftar perilaku
Mencatat factor resiko suatu masalah
kesehatan untuk membedakan penyebab
perilaku dan non-perilaku
 Faktor Resiko antara lain status social, ekonomi,
biologis, perilaku atau lingkungan yang berasosiasi
dengan atau menyebabkan peningkatan
kerentanan terhadap suatu penyakit atau cedera –
injury.
 Contohnya adalah factor resiko penyakit
hipertensi yang bisa dibedakan penyebab
perilaku dan penyebab nonperilaku.
Lanjutan
 Non perilaku adalah berbagai factor bisa karena
perseorangan ataupun dari factor lingkungan
 Dan akhirnya bisa menimbulkan masalah
kesehatan tetapi tdk dapat dikendalikan oleh
perilaku sasaran
 Antara lain yang bersifat nonperilaku adalah
genetika, umur, jenis kelamin (status biologis),
iklim, tempat kerja dan tempat tinggal (status
lingkungan)
Contoh penyebab perilaku dan nonperilaku
Hipertensi
Faktor Resiko Penyebab perilaku/Nonperilaku
Merokok Perilaku
Kurang gerak Perilaku
Ketegangan Perilaku
Kadar kolesterol darah tinggi Perilaku
Kebiasaan meminum alcohol Perilaku
Penyakit DM Nonperilaku
Obesitas Nonperilaku
Umur Nonperilaku
Riwayat hipertensi dalam keluarga Nonperilaku
Konsumsi lemak tinggi Perilaku
Memeriksakan tekana darah Perilaku
Jenis Kelamin Nonperilaku
Contoh Peringkat Perilaku Menurut
Tingkat Pentingnya dgn hipertensi
PERILAKU TINGKAT DASAR PENENTUAN PERINGKAT
PENTINGNYA PERILAKU
PERILAKU
Merokok PENTING Hub. Sangar kuat, frekuensi tinggi
Tidak berolahraga PENTING Hub. Kuat, frekuensi tinggi
Tidak rileks PENTING Hub. Sedang, frekuensi tinggi
Makan berlebih PENTING Hub. Sedang, frekuensi tinggi
Kebiasaan mnm alcohol PENTING Hub. Sedang, frekuensi tinggi
Memakan mkanan Hub. Sedang, frekuensi tinggi
PENTING
berlemak
Tdk memantau tekanan TIDAK/KURANG Tidak berkaitan dengan rpgram
darah PENTING pencegahan primer
Catatan :
 Faktor resiko yang ada dikolom paling atas yang telah
ditetapkan sebagai penyebab perilaku selanjutnya disusun
menurut prioritas perilaku.
 Disebut penting bila ada data yang menghubungkan
perilaku dan masalah kesehatan serta perilaku itu terjadi
berulang.
 Sebaliknya, suatu perilaku disebut kurang penting bila
hubungan perilaku masalah kesehatan bersifat tidak
langsung dan perilaku tersebut jarang terjadi.
Contoh menyusun perilaku munurut
daya ubahnya dengan hipertensi
PERILAKU TINGKAT PENTINGNYA PERILAKU
Merokok Tidak/kurang dapat berubah
Tidak berolahraga Tidak/kurang dapat berubah
Tidak rileks Tidak/kurang dapat berubah
Makan berlebih Tidak/kurang dapat berubah
Kebiasaan meminum minum alcohol Tidak/kurang dapat berubah
Memakan makanan berlemak Tidak/kurang dapat berubah
Catatan :
 Daya berubah suatu perilaku adalah berapa besar
kemungkinan suatu perilaku dapat berubah.
 Daya berubah suatu perilaku tinggi bila perilaku tersebut
baru tumbuh atau sedang berkembang karena masih
bersifat dangkal terhadap pola budaya atau gaya hidup.
 Sebaliknya, daya berubah suatu perilaku rendah bila
perilaku tersebut telah ada sejak lama, berakar kuat
pada pola budaya atau gaya hidup dan belum berubah
oleh upaya yang pernah dilakukan.
Memilih perilaku yang menjadi focus intervensi
pendidikan kesehatan
PENTING TIDAK/KURANG PENTING

Dapat berubah Sel 1 Sel 3


Tidak ada Tidak ada
Tidak/kurang dapat Sel 2 Sel 4
berubah Merokok Tidak ada
Memakan makanan berlemak
Makan berlebihan
Kurang berolahraga
Tidak rileks

Sel 1 = Perilaku yg mendapat prioritas tinggi untuk di intervensi oleh pendidikan


kesehatan.
Sel 2 = Perilaku prioritas untuk diintervensi olh program pendidikan kesehatan
inovatif (baru, belum pernah dicobakan) dan untuk evaluasi.
Sel 3 = Mendapatkan prioritas rendah untuk di intervensi.
Sel 4 = Tidak memerlukan intervensi pendidikan kesehatan.
Mengembangkan Daftar Perilaku Baru
 Intervensi dilakukan harus berhubungan dengan
pencegahan masalah kesehatan ( contoh dalam
hal ini hipertensi) yang dirumuskan dalam bentuk
kegiatan,
 Seperti menjaga berat badan, berhenti atau tidak
memulai merokok, tidak meminum minuman
keras, berolahraga dan menghindari
stress/ketegangan.
DIAGNOSIS EDUKASIONAL
 Untuk mengubah perilaku agar sesuai dengan kaidah
kesehatan, diperlukan telaah terhadap perilaku focus yang
telah terpilih dalam diagnosis perilaku.
 Terutama mampu mengidentifikasi factor-factor yang
menunjang/menghambat perilaku lama dan baru.
 Sebagai contoh : faktor2 yg menghambat perilaku
merokok salah satunya adalah makanan berlebihan,
kurang olahraga atau tidak rileks. Ini lah yang dimaksud
dengan diagnosis edukasional.
Menurut kerangka PRECEDE (Green,1980)
maka penyebab perilaku tersebut dapat
digolongkan ke dalam tiga factor, yaitu factor
predisposisi, pendukung dan penguat.

Contoh : “mengapa remaja sekarang


suka merokok”.
Lanjutan >….
 Ia tidak tahu bahwa merokok merupakan factor
resiko hipertensi ( factor predisposisi ).
 Mungkin juga karena rokok tersedia dan dapat
terbeli ( factor pendukung )
 Selain itu, mungkin juga karena teman sebayanya
banyak yang merokok dan menganjurkannya untuk
merokok ( factor penguat )
FORMULASI TUJUAN

4W 1 H

What Who When Where How

Pemilihan Metode yang sesuai

PENDIDIKAN KESEHATAN Sesuai dengan kerucut


Edgar Dale
KERUCUT EDGAR DALE
Metode Penkes Untuk Mengubah Perilaku
Kesehatan
 Setelah ditetapkan perilaku yang akan diintervensi, maka
dipilih metode yang sesuai dengan tujuan dan sasaran (
individu, kelompok, masyarakat ) pendidikan kesehatan.
 Metode adalah prosedur penerapan seperangkat petunjuk
untuk menghadapi situasi problematis.
 Metode penkes adalah prosedur penerapan seperangkat
petunjuk untuk menghadapi situasi problematis dalam
bidang kesehatan yang mencakup prosedur (teknik) dan
perangkat (media).
lanjutan

 Pemelihan metode penkes bergantung pada


beberapa factor antara lain : karakteristik
sasaran/partisipan ( jumlah, status sosial
ekonomi, umur, jenis kelamin), waktu dan tempat
yang tersedia, tujuan spesifik yang ingin dicapai
dengan pendidikan kesehatan.
 hasil yang ingin dicapai dalam bentuk perubahan
pengetahuan, sikap atau praktik partisipan.
Mengubah Faktor Predisposisi
 Perlu komunikasi langsung dengan masyarakat atau individu.
 Bisa menggunakan berbagai teknik dan media.
 Contoh : Teks ( leaflet,flyer, flipbook), gambar (poster, flannelgraph), atau
media audio saja ( radio, tape ), media audio visual (TV, film, video tape, film
dalam video compact disc, bioskop).
 Contoh teknik dalam metode penkes : teknik kasus, kuliah, konferensi,
simulasi, nominal group technique, klarifikasi peran, role playing, kelompok
kecil, curah pendapat, seminar, symposium, demonstrasi, pameran,
konsultasi, pelatihan melekat, komunikasi massa.
 Contoh media penkes : leaflet atau pamphlet, booklet, flyer, billboard,
poster, flannelgraph, bulletin board, lembar balik, flashcard. Media elektronik
( radio, TV, internet, telepon, handphone, teleconference), media cetak (
majalah, koran, leaflet, booklet, flyer, billboard, spanduk, poster,
flannelgraph, bulletin board), media lain (surat).
Mengubah faktor pendukung
 Diperlukan pelatihan organisasi kemasyarakatan dan
sasarannya bukan objek yang ingin diubah.
 Teknik yang lebih tepat adalah dengan menggunakan
teknik pendidikan kelompok dan massa ( kuliah,
konferensi, symposium, pemutaran film, serta wawancara
yang disiarkan oleh televise dan sebagainya).
 Media yang lebih tepat adalah dengan partisipan dalam
jumlah banyak (poster, billboard, film dan sebagainya ).
 Namun bukan berarti teknik pendidikan untuk perorangan
tidak dapat dipergunakan.
Mengubah factor penguat
 Teknik yang bisa digunakan adalah teknik pendidikan tidak
langsung dimana sasarannya bukan objek yang ingin
diubah, tapi lingkungannya yang dirubah seperti
lingkungan sosial objek, baik kelompok maupun
perorangan ).
 Seperti pelatihan, supervisi, konsultasi dan umpan balik.
PERTEMUAN KE 2
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI PROSES
BELAJAR
 Proses pendidikan kesehatan merupakan proses belajar yang terdiri dari 3
komponen ( masukan atau input, proses dan hasil atau outputnya)

INPUT PROSES OUTPUT

Subjek belajar
(individu,keluarga,kelompok Hasil belajar (perubahan
& masyarakat) dgn berbagai Proses belajar perilaku sehat)
latar belakang

4 kelompok besar yg
mempengaruhi proses belajar
: factor materi,
lingkungan,instrumental dan
subjek.
lanjutan
 Materiatau hal yang dipelajari, ikut
menentukan proses & hasil belajar.
 Lingkungan : lingkungan fisik ( suhu,
kelembaban udara & kondisi tempat
belajar), lingkungan sosial ( keramaian,
kegaduhan, lalu lintas, pasar )
lanjutan
 Instrumen : perangkat keras ( perlengkapan belajar alat2
peraga) perangkat lunak ( kurikulum dalam pendidikan
formal, pengajar atau fasilitator, serta metode belajar
mengajar). Contoh : belajar pengetahuan dengan metode
ceramah bukan bermain peran atau belajar tindakan atau
keterampilan lebih baik menggunakan metode
demonstrasi atau bermain peran (role play).

 Kondisi individual subjek belajar : kondisi fisiologis


seperti kekurangan gizi, kondisi pancaindra (pendengaran
dan penglihatan), kondisi psikologis ( inteligensi,
pengamatan, daya tangkap, ingatan dan motivasi.
MODEL PENDIDIKAN KESEHATAN
 Model Perilaku Individu = Perilaku Preventif dan Model Promosi Kesehatan.
model ini berfokus pada orientasi pencegahan penyakit yang spesifik.
 Model Pemberdayaan Masyarakat = Berfokus pada proses pemberdayaan
masyarakat mencakup komunikasi, informasi, dan pendidikan kesehatan
(WHO,1994). Di Indonesia sering disebut sebagai Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) yg ditujukan kepada individu, keluarga dan kelompok.
CACATAN :
Strategi KIE itu sendiri mencakup pembelajaran pemecahan masalah,
memperluas jaringan kerja, bernegosiasi dgn pihak yang bersangkutan,
pendekatan utk mempengaruhi orang lain, dan pencarian informasi untuk
meningkatkan derajat kesehatan kliennya.
Kerangka Kerja Dalam Mengembangkan
Pendidikan Kesehatan
TAHAP I. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN STRATEGI
Pertanyaan yang membantu pada tahap ini :
 Siapa sasaran yang akan diberikan penkes ?
 Apa yang telah diketahui oleh sasaran dan dari mana sumbernya ?
 Apa tujuan jangka pendek dan panjang ?
 Strategi evaluasi apa yang akan digunakan nanti ?
 Apa isu kesehatan yang menarik ?

Tindakan perawat antara lain :


 Review data yg berhubungan dgn kesehatan, keluhan, kepustakaan, media
massa dan tokoh masyarakat
 Cari data baru : wawancara, dialog masalah yang dirasakan.
 Identifikasi kesenjangan pengetahuan kesehatan
 Tulis tujuan yg spesifik dan dapat dilakukan
 Kaji sumber-sumber yg tersedia (dana, sarana, manusia )
TAHAP II. MEMILIH SALURAN dan MATERI/MEDIA
• Pilihlah saluran yang efektif dan materi yang relevan dengan kebutuhan
sasaran.
• Saluran yg dapat digunakan yg ada dimasyarakat ( arisan, keagamaan,
sekolah, organisasi masyarakat).
• Materi/media yang digunakan disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
sekitar.
Pertanyaan yang membantu :
 Apakah saluran yang tepat untuk pendidikan ini ?
 Format apa yang akan digunakan ?
 Sumber apa yang tersedia ?

Tindakan keperawatan yg perlu dilakukan :


 Identifikasi pesan dan media yg digunakan
 Gunakan media yg sudah ada atau menggunakan media baru
 Pilihlah saluran dan caranya
TAHAP III. MENGEMBANGKAN MATERI DAN UJI COBA
Materi yg dibuat sebaiknya diuji coba terlebih dahulu (diteliti ulang)
apakah sudah sesuai dengan sasaran dan mendapat respons atau tidak.
Pertanyaan yang membantu :
 Bagaimana cara menyampaikan pesan ?
 Bagaimana reaksi sasaran terhadap materi yang akan disampaikan ?
 Apakah sasaran akan memahami, menerima, dan mengadopsi pesan yg
disampaikan ?
 Apa perubahan yang akan didapat dari pesan ini ?

Tindakan perawat yg perlu dilakukan :


 Kembangkan materi yg relevan dgn sasaran
 Uji terlebih dahulu materi dan media (wawancara, pertanyaan, focus
grup). Hasil uji coba akan membantu apakah meningkatkan
pengetahuan, dapat diterima, dan sesuai dengan individu.
TAHAP IV. IMPLEMENTASI
Tahapan pelaksanaan pendidikan kesehatan.
Pertanyaan yang membantu pada tahap ini :
 Apakah pesan dan program dapat diterima oleh sasaran ?
 Apakah perlu mengubah saluran agar efektif?
 Apakah kekuatan program yang akan dilakukan ini ?
 Apakah perubahan akan meningkatkan efektivitas?

Tindakan perawat yang perlu dilakukan :


 Bekerja dengan organisasi yang ada di komunitas agar efektif
 Pantau dan catat perkembangannya
 Mengevaluasi kegiatan yang dilakukan
TAHAP V. MENGKAJI EFEKTIVITAS
 Mengkaji keefektifan program dan pesan yg telah disampaikan terhadap
perubahan perilaku yang diharapkan.
 Evaluasi hasil hendaknya berorientasi pada kriteria jangka waktu
(panjang/pendek) yang telah ditetapkan.

Pertanyaaan yang membantu :


 Apakah tujuannya tercapai ?
 Apa dampaknya (perubahan dalam mortalitas atau morbiditas) ?
 Bagaimana evaluasi prosesnya (sesuai atau tidak) ?
 Apakah perubahan yang terjadi akibat pendidikan atau factor lain ?

Tindakan Keperawatan yg perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi proses dan


hasil.
TAHAP VI. UMPAN BALIK
 Ini merupakan tanggungjawab perawat terhadap pendidikan yang telah dilakukan.
 Apakah perlu diadakan perubahan terhadap isi pesan.
 Apakah telah sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Pertanyaan yang bisa membantu :
 Apa yang dipelajari ?
 Apakah terjadi perbaikan ?
 Apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
 Apakah tujuan dan sasaran sesuai ?
 Apakah telah terjadi perubahan pada sasaran ?
 apakah metode dan strategi yang digunakan telah sesuai ?
 Apakah ada factor yang menghambat ?

Tindakan keperawatan yg perlu dilakukan :


 Kaji ulang tujuan, sesuaikan dengan kebutuhan
 Modifikasi strategi bila tidak berhasil
 Lakukan kerja sama lintas sector dan program
 Catatan perkembangan dan evaluasi terhadap pendidikan kes. Yg telah dilakukan
 Pertahankan alasan terhadap upaya yang akan dilakukan
PERTEMUAN KE 3
Membuat Rencana Pendidikan Kesehatan
Di Komunitas
Benyamin Bloom (1908), ahli psikologi pendidikan
membagi perilaku ke dalam tiga domain, yaitu
domain kognitif, domain sikap, dan domain
psikomotor.
Domain Kognitif (Pengetahuan)
 Merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu.
 Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentunya tindakan seseorang.
 Tingkat pengetahuan : Tahu (know), Memahami (comprehension), Aplikasi
(application), Analisis (analysis), Sintesis ( synthetis ), Evaluasi ( evaluation ).
 Seselum mengadopsi perilaku seseorang akan terjadi proses yang berurutan
( Rogers, 1974 ) berikut ini :
1. Kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dlm arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).
2. Tertarik, dimana orang mulai tertarik pada stimulus.
3. Evaluasi, orang akan menimbang-nimbang trhdap baik tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya.
4. Mencoba, dimana orang mulai mencoba perilaku baru tersebut.
5. Adopsi, subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
Domain Sikap
 Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus (objek).
 Komponen pokok sikap :
1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak.
 Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan berikut ini :
1. Menerima
2. Merespon
3. Menghargai
4. Bertanggung jawab
Domain Psikomotor (Praktik)

 Persepsi
 Respons terpimpin
 Mekanisme
 Adaptasi
Teknik dan Media Peraga Dalam Metode
Pendidikan Kesehatan
 TEKNIK KASUS = memprsentasikan kasus secara anonym kemudian dibahas.
Kasus didapatkan dari sumber primer. Prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Case Report = kasus dipresentasikan dgn menggunakan alat audio visual.
Selanjutnya sasaran mempelajari sendiri kasus tersebut selama beberapa
menit. Untuk menghindari bias, instruktur menggali informasi dari sasaran.
2. Case analysis = dilakuka 5-10 menit. Sasaran menentukan apa yang menjadi
masalah utama dalam kasus yg telah dipresentasikan dan bagaimana cara
mengatasinya.
3. Case discussion = 20-30 menit sasaran bekerja sendiri. setelah itu sasaran
mengemukakan pendapatnya. Sasaran akan terbagi menjadi bbrapa klompok
opini. Kelompok2 ini kemudian berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Lanjutan
 KULIAH
Metode memberikan informasi, motivasi dan pengaruh terhadap cara berfikir
sasaran mengenai satu topik.

Disini pemberi kuliah menjadi pihak yang lebih tahu dari pada sasaran
kuliah, kuliah dilanjutkan dengan diskusi dan pemberian pekerjaan rumah.

 KONFERENSI
Metode di mana orang belajar dengan cara berbagi informasi, ide, dan
pengalaman.
Konferensi terdiri atas tiga tahap :
1. Pembukaan yg memuat pemaparan tujuan program dan orientasi
mengenai program
2. Program
3. Penutupan : berisi kesimpulan dan evaluasi
Lanjutan Konferensi
 Penentuan biaya yang diperlukan
 Penetapan tujuan konferensi
 Penyusunan agenda konferensi
 Mengundang narasumber
 Menyiapkan dan menyebarkan informasi bagi peserta
 Mengatur pendaftaran dan akomodasi
 Mengatur proses manajerial dan pemantauan
 Mengantisipasi adanya perubahan desain konferensi bila diperlukan
 Mengembangkan prosedur evaluasi dan kelanjutannya ( follow up )
 SIMULASI
Peniruan suatu situasi untuk tujuan pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan klarifikasi nilai dalam suati
konteks individu, organisasi, atau sosial.

Simulasi bisa berupa permainan (role play) dengan


keterbatasan tertentu ( aturan, waktu, sumber daya
tertentu) dengan suatu tujuan akhir yang spesifik.

Prosedur simulasi : perkenalan ( penjelasan cara & tujuan


simulasi), Enactment, memberikan ringkasan mengenai “
review tentang pengalaman bersimulasi, identifikasi
kejadian dalam simulasi yg paling berkesan, menganalisis
kesan yang didapat, membuat generalisasi.
 NOMINAL GROUP TECHNIQUE
Memastikan partisipasi yang merata dari para anggota kelompok dalam suatu
diskusi dengan prosedur terstruktur guna menghindari dominasi oleh
sebagian anggota kelompok.

Teknik paling berguna dlm tahap awal pengkajian kebutuhan (need


assessment) dan perencanaan program. Sasaran berjumlah 8 sampai 10
orang, diperlukan waktu 2 stengah jam per sesi.

 KLARIFIKASI PERAN
Sering kali konflik peran mengganggu situasi kerja. Untuk itu perlu klarifikasi
mengenai peran tersebut dan diperlukan waktu 2-3 jam untuk klarifikasi
setiap peran.

 ROLE PLAYING
Memainkan suatu peran bertujuan untuk mendapatkan pandangan yang lebih
luas terhadap suatu perilaku baru.
Lanjutan Role Playing
Teknik-teknik role playing meliputi :
1. Role Reversal (memerankan peran orang lain atau
bertukar peran)
2. Soliloquy ( actor saat2 tertentu role playing dihentikan,
lalu diwawancarai mengenai perasaan terhadap peran yg
dimainkannya.
3. Doubling
4. Multiple role playing
5. Role rotation
 BOLA SALJU
Dimulai dengan memasang-masangkan sasaran, satu pasangan terdiri
atas dua sasaran.
Masing2 pasangan diberi topik yang sama, kemudian
mendiskusikan topik tersebut.
Lima menit kemudian, dua pasangan ( empat sasaran) digabungkan
dan diminta mendiskusikan hasil yg mereka peroleh dalam diskusi
terdahulu.
Setelah itu, kelompok empat sasaran tersebut bergabung dgn
kelompok empat sasaran yang lain, sehingga membentuk kelompok
yang terdiri atas delapan sasaran,
demikian seterusnya sampai terbentuk dalam satu kelompok
besar.
 KELOMPOK KECIL
Membentuk kelompok2 kecil yang kemudian di berikan
permasalahan. Permasalah bisa sama atau berbeda antar kelompok kecil
tersebut. Setelah itu mendiskusikan masalah tersebut dan membuat
kesimpulan oleh tiap2 kelompok. Kemudian di pada akhirnya dicari
kesimpulan keseluruhannya.
 CURAH PENDAPAT
Pemimpin kelompok memancing sasaran dengan satu masalah dan
kemudian tiap sasaran memberikan jawaban atau tanggapan dalam
curah pendapat (brainstorming).
 SEMINAR
Pertemuan yang dihadiri oleh 5-30 orang sasaran untuk membahas
suatu topik tertentu dibawah pimpinan seorang ahli dan berwenang
dalam bidang dispilin tersebut.
 SIMPOSIUM
Pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yg menyampaikan ceramah
pendek tentang aspek yang berbeda, tetapi berkaitan dengan topik yang
dibahas.
 DEMONSTRASI
Memperlihatkan bagaimana cara menjalankan suatu tindakan, adegan atau
memperlihatkan bagaimana menggunakan suatu prosedur.
 PAMERAN
 KONSULTASI
 PELATIHAN MELEKAT
 KOMUNIKASI MASSA ( menggunakan sasaran dalam jumlah besar)
PERTEMUAN KE 4
MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN
Media pendidikan kesehatan adalah saluran komunikasi yang
dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan.
Media Penkes :
1. Media elektronik = radio, televise, internet, telepon,
handphone, teleconference.
2. Media cetak = majalah, koran, leflet, booklet, flyer,
billboard, spanduk, poster, flannelgraph, bulletin board.
3. Media lain = surat.
Leaflet atau Pamflet
 Berisikan suatu masalah khusus untuk sasaran yang dapat
membaca
 Terdiri dari 200 – 400 kata
 Kadang-kadang berseling dengan gambar
 Ukuran 20 x 20 cm
 Disajikan dalam bentuk terlipat
 Diberikan sasaran kuliah/ceramah
CONTOH LEAFLET
Booklet

 Berbentuk buku kecil yang berisi tulisan atau


gambar atau kedua2nya
 Sasaran adalah masyarakat yg dapat membaca
Contoh Booklet
Flyer
 Berbentuk seperti leaflet, tetapi tidak berlipat
 Biasanya disebarkan melalui udara ( pesawat
udara )
Contoh Flyer
Billboard
 Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 meter
 Berisi tulisan atau gambar
 Ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat dibaca atau dilihat oleh
pemakai jalan
 Tulisan cukup besar agar dapat dibaca oleh pengendara
 Bisa berupa gambar besar yg ditempelkan pada kendaraan umum (bus kota)
Contoh Billboard
Poster
 Pesan dalam bentuk gambar
 Ukuran sekitar 50 x 60 cm
 Tema dalam poster tidak terlalu banyak, sedapat-dapatnya hanya satu
tema dalam satu poster
 Tata letak kata dan warna dalam poster hendaknya menarik
 Kata2 dalam poster tdk lebih dari tujuh kata atau hurufnya dapat
dibaca oleh orang yang lewat dari jarak enam meter
 Poster sesuai untuk tindak lanjut dari pesan yang sudah disampaikan
pada waktu yang lalu.
Contoh Poster
Flannelgraph
 Guntingan2 gambar atau tulisan yang dibelakangnya
diberi kertas amril/ampelas.
 Guntingan2 tersebut kemudian ditempelkan pada papan
berlapis kain flannel atau kain berbulu yang lain.
 Keuntungan dari metode ini adalah dapat mendekat dan
memilih sendiri gambar atau kata yang diinginkan untuk
ditempelkan ditempat yang ia inginkan.
 Bisa digunakan untuk penkes dgn topik yang berbeda
Contoh Flannelgraph
Bulletin Board
 Ukuran 90 x 120 cm
 Dipasang di dinding fasilitas umum (puskesmas, RS, balai
desa, kantor kecamatan )
 Di papan ditempelkan gambar-gambar, leflet, poster atau
media lain yg mengandung informasi penting yg secara
berkala diganti dgn topik2 lain.
Contoh Bulletin Board
Lembar Balik (flipchart)
 Alat peraga yang menyerupai kelender balik bergambar
 Ukuran 50 x 70 cm,
 Ukuran 38 x 50 cm,
 Ukuran 21 x 28 cm ( flipbook ayau flipchart meja )
Contoh : Pesan mengenai pencegahan kebutaan pada anak
Lembar 1 = mata penting bagi anak kita. Lindungilah mata anak.
Lembar 2 = menghalau lalat dari mata anak mencegah kebutaan.
Lembar 3 = cuci muka dgn bersih, terutama daerah di sekitar mata dapat
mencegah kebutaan.
Lembar 4 = makan buah dan sayuran yang berwarna kuning ( tomat, jeruk,
minyak sawit, papaya, wortel) dapat mencegah kebutaan.
Contoh Lembar Balik (flipchart)
Flashcard
 Sejumlah kartu bergambar berukuran 25 x 30 cm
 Gambarnya bias dibuat dengan tangan atau dicetak dri
foto2 dan diberi nomor urut
 Keterangan tentang gambar tercantum di belakang setiap
kartu
 Sasaran kurang lebih berjumlah kurang dari 30 orang.
Contoh Flashcard
Evaluasi Pendidikan Kesehatan
 Evaluasi belajar klien = sebaiknya dilakukan selama proses
dan akhir pembelajaran. Proses evaluasi ini sama seperti
evaluasi terhadap pencapaian tujuan untuk diagnosis
keperawatan lain.
 Evaluasi aspek psikomotor ( sikap )
 Evaluasi mengajar intervensi keperawatan
DIAGRAM EVALUASI PENKES
Input Proses Output Outcomes Impact
1. Teknologi Kegiatan Knowledge Perilaku sehat Status
penyuluhan penyuluhan kesehatan
2. Sarana Attitude
3. Manajemen Practice
4. Metode
Kriteria evaluasi yang dapat diterapka

 Efektivitas = tujuan yang dicapai : tujuan yang direncanakan


Atau = tujuan yg dicapai : target pendidikan kesehatan
 Efisiensi = tujuan yang dicapai : input yang dipergunakan
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi