Vous êtes sur la page 1sur 9

ATONIA UTERI

KELOMPOK III
NI WAYAN DEWI ASTUTI
ISTIQAMAH SARDI
DEWI LIA PRATIWI
PADLHIA LAMADA
A. PENGERTIAN ATONIA UTERI

 Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang


menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir. (Sarwono,
2009)
 Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini
(50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi
postpartum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk
mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena
kegagalan mekanisme ini. Perdarahan pospartum secara fisiologis
dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang mengelilingi
pembuluh darah yang memvaskularisasi daerah implantasi plasenta.
Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut miometrium tidak berkontraksi.
B. Penyebab terjadinya atonia uteri

 Lemahnya kontraksi miometrium merupakan akibat dari kelelahan karena

persalinan lama atau persalinan dengan tenaga besar, terutama bila

mendapatkan stimulasi. Hal ini dapat pula terjadi sebagai akibat dari

inhibisi kontraksi yang disebabkan oleh obat-obatan, seperti agen anestesi

terhalogenisasi, nitrat, obat-obat antiinflamasi nonsteroid, magnesium

sulfat, beta-simpatomimetik dan nifedipin.


 Faktor – faktor predisposisi Atonia uteri meliputi
• Regangan rahim yang berlebihan dikarenakan Polihidramnion, kehamilan kembar,
makrosemia atau janin besar
• Persalinan yang lama
• Persalinan yang terlalu cepat atau persalinan spontan
• Persalinan yang diinduksi atau dipercepat dengan oksitosin
• Multiparitas yang sangat tinggi
• Ibu dengan usia yang terlalu muda dan terlalu tua serta keadaan umum ibu yang
jelek, anemis, atau menderita penyakit menahun.
• Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
• Bekas operasi Caesar.
• Pernah abortus (keguguran) sebelumnya. Bila terjadi riwayat persalinan kurang
baik, ibu sebaiknya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri.
• Dapat terjadi akibat melahirkan plasenta dengan memijat dan mendorong uterus
kebawah sementara uterus belum terlepas dari tempat implannya atau uterus
C. Tanda dan gejala atonia uteri

 Perdarahan pervaginam
 Konsistensi rahim lunak
 Gejala ini merupakan gejala terpenting/khas atonia dan yang membedakan atonia
dengan penyebab perdarahan yang lainnya
a. Fundus uteri naik
b. Terdapat tanda-tanda syok
C. Nadi cepat dan lemah (110 kali/ menit atau lebih)
d. Tekanan darah sangat rendah : tekanan sistolik < 90 mmhg
e. Pucat
f. Keriangat/ kulit terasa dingin dan lembap
g. Pernafasan cepat frekuensi 30 kali/ menit atau lebih
h. Gelisah, binggung atau kehilangan kesadaran
i. Urine yang sedikit ( < 30 cc/ jam)
D. Penanganan atonia uteri

 Pemberian oksitosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko

perdarahan pospartum lebih dari 40%, dan juga dapat

mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Manajemen

aktif kala III dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam

persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.


D. Penanganan atonia uteri

 Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta(maksimal 15 detik).


 Bersihkan bekuan darah dan selaput ketuban dari vagina dan lubang servik
 Pastikan bahwa kantung kemih kosong,jika penuh dapat dipalpasi, lakukan
kateterisasi menggunakan teknik aseptic
 Lakukan Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit
 Anjurkan keluarga untuk mulai membantu kompresi bimanual eksternal (KBE).
 Keluarkan tangan perlahan-lahan
 Berikan ergometrin 0,2 mg IM (kontraindikasi hipertensi) atau misopostrol 600-
1000 mcg.
 Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18 dan berikan 500cc ringer laktat +
20 unit oksitosin. Habiskan 500 cc pertama secepat mungkin.
 Ulangi kompresi bimanual internal.
 Rujuk segera Jika uterus tidak berkontaksi selama 1 sampai 2 menit, hal
ini bukan atonia sederhana
 Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI.
 Lanjutkan infus RL +20 IU oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju 500
cc/ jam sehingga menghabiskan 1,5 I infus. Kemudian berikan 125 cc/jam.
Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc yang kedua dengan
kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi