Vous êtes sur la page 1sur 20

Irene Mentari

112017071
 Placentaaccreta terjadi jika semua atau
sebagian plasenta menempel secara tidak
normal di bagian miometrium.

3 grade dari penempelan plasenta meliputi :


 Accreta:korion vili lebih menempel pada bagian
miometrium dibandingkan desidua basalis
 Increta:korion vili masuk sampai kedalam
miometrium
 Precreta:korion vili menembus lebih kedalam
miometrium hingga ke peritonium
 Kebanyakan pasien yg sudah memiliki riwayat
sebelumnya dengan kelainan penempelan
plasenta sekitar 81,6% plasenta accreta
,11,8% plasenta increta dan 6,6% plasenta
prekreta.
 Plasentaakreta menjadi masalah disaat
persalinan yang dmana plasenta tidak
terlepas sempurna dari uterus dan terjadi:

 Perdarahan yang masif


 Dapat terjadinya DIC
 Adult respiratory distress syndrome
 Tidak seimbangnya elektrolit
 Perkiraan darah yang hilang disaat persalinan
yang disertai plasenta akreta sekitar 3000-
5000ml,yang dmana sekitar 90% pasien
dengan plasenta akreta membutuhkan
transfusi darah

 Kematian maternal dengan plasenta akreta


sudah dilaporkan sekitar 7%.
 Kejadian plasenta akreta meningkat akibat
SC
 1982-2002 terjadi dari 1 didalam 533
kehamilan
 1970 terjadi dari 1 didalam 4,027 kehamilan.
 1980 terjadi dari 1 didalam 2,510 kehamilan.
 Wanitadengan faktor resiko besar dari
plasenta akreta yaitu terjadinya luka
dibagian miometrium akibat SC

 Salahsatu study mengatakan kemunculan


plasenta previa merupakan faktor resiko
plasenta akreta sekitar 3%,11%,40%,61% dan
67%.
 Diagnosaplasenta akreta biasanya
didapatkan dari pemeriksaan USG dan MRI
 USG dengan kecurigaan plasenta akreta :

 Penipisan miometrium pada plasenta


 Teerdapat clear space pada plasenta
 Turbulent blood flow di lacunae dari doppler USG
 Pada kehamilan 15-20 minggu prediksi USG untuk
plasenta akreta mempunyai sensitifitas sekitar
79% dan hasil prediksi positif sampai 92%
 Secara keseluruhan grayscale USG
mendiagnosa plasenta akreta dengan tingkat
sensitifitas sekitar 77-87%,spesitifitas 96%-
98% dengan prediksi positif sekitar 65-93%.
 Penggunaan power doppler,color doppler,dan
3D imaging tidak mempengaruhi peningkatan
secara signifikan dari grayscale
Banyak kontroversial dalam menggunakan
gadolinium based contrast untuk mendiagnosa
plasenta akreta,dengan menggunakan
gadolinium contrast dapat melihat permukaan
plasenta dengan miometrium dan perbedaan
antara heterogen signal vascular dengan
plasenta dari maternal blood vessel.
 Untuk meningkatkan keselamatan pasien
,penting pada persalinan dibantu oleh tim
obstetric yang sudah berpengalaman
 Dikarenakan bisa menyebabkan perdarahan
yang masif ,diharuskan memperhatikan kadar
maternal hemoglobin
 Banyak dari pasien dengan plasenta akreta
dilakukan emergency persalinan premature
akibat perdarahan yang mendadak.
 Pada umumnya direkomendasikan
penatalaksaan pada plasenta akreta
direncanakan pretrem caesar histerektomi
walaupun ini bukan penatalaksanaan lini
pertama untuk wanita yang masih ingin
mempunyai keturunan
 Subtotal histerektomi dapat dilakukan tetapi
disaat terjadi perdarahan yang terus-
menerus dari serviks dibutuhkan histerektomi
total
 Kurangnya bukti dalam penggunaan balon
kateter untuk mengurangi kehilangan darah
dan meningkatkan hasil operasi ,tetapi di
dalam beberapa situasi balon kateter msh
dapat dipergunakan tergantung keadaan.
 Data yang ada dianggap tidak sah untuk
efisiensi balon kateter karena beberapa
investigasi melaporkan dapat mengurangi
perdarahan,ada juga yang melaporkan tidak
ada manfaat dan bahkan meningkatkan
terjadinya komplikasi
 Folat antagonist methotrexate telah
dijadikan terapi tambahan untuk plasenta
akreta. Beberapa orang berpendapat setelah
persalinan, trofoblast sudah tidak membelah
sehingga methotrexate menjadi tidak efektif.
 Dokumen lain melaporkan kegagalan terapi
dengan methotrexate dan tidak ada data
yang membuktikan penggunaan methotrexate
untuk management postpartum dari plasenta
akreta.
 Setelahpengkajian ulang dari faktor resiko
plasenta akreta ,kemungkinan untuk
terjadinya kelainan plasenta harus
diperhatikan karena dapat terjadinya
perdarahan yg lebih buruk dan meningkatkan
faktor resiko untuk kematian maternal
 Wanitadengan faktor resiko yang besar
plasenta akreta ialah wanita dengan adanya
luka pada miometrium akibat caesar

 Grayscale
USG mempunyai sensitifitas sekitar
77-87% dan spesitifitas 96-98% untuk
mendiagnosa plasenta akreta
 Jika ada kecurigaan dengan adanya kelainan
plasenta dirumah sakit kecil dengan kurangannya
bank darah atau kurangnya spesialisasi harus
memindahkan pasien ke perinatal care
 Pasien pre operasi harus diberitahukan tentang
tindakan histerektomi,resiko perdarahan,dan
kematian maternal
 Walaupun tujuannya dengan persalinan normal
akan tetapi persalinan darurat harus
dipersiapkan terhadap semua pasien,termasuk
pada penanganan perdarahan pada maternal
 Waktu untuk persalinan tergantung dengan
keadaan pasien meliputi maternal dan
neonatal dengan pasien perencanaan
persalinan di 34 minggu dengan tidak adanya
amniosintesis
 Umumnya,penanganan yang
direkomendasikan untuk plasenta akreta
yaitu dengan perencanaan prematur caesar
histerektomi.

Vous aimerez peut-être aussi