Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Company
LOGO
TUJUAN PELATIHAN
UPAYA
WHO, PENYEBAB MENCEGAH
INDONESIA
2007 KEMATIAN & MENGATASI
BBL
• FAKTOR MATERNAL
• FAKTOR FETAL
• FAKTOR PLASENTA
PENYEBAB ASFIKSIA
IBU JANIN
plasenta
A B C D E
PENYEBAB
• Bayi prematur
• Persalinan sulit
• Kelainan kongenital (sungsang, kembar, distosia bahu, VE )
Bayi • Air ketuban bercampur mekonium
Fisiologi pernapasan bayi baru lahir
• O2 sangat penting
– Sebelum dan sesudah persalinan.
– Dalam rahim O2 dihantarkan melalui mekanisme
difusi melalui plasenta yang berasal dari ibu diberikan
kepada darah janin.
– Sebelum lahir, alveoli paru bayi menguncup dan terisi
oleh cairan . Paru janin tidak tidak berfungsi sebagai
sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan CO2 (
karbon dioksida) sehingga paru tidak perlu diperfusi
atau dialiri darah dalam jumlah besar.
– Setelah lahir, beberapa saat sesudah lahir paru harus
segera terisi oksigen dan pembuluih darah paru harus
berelaksasi untuk memberikan perfusi pada alveoli
dan menyerap oksigen untuk diedarkan ke seluruh
tubuh.
Reaksi bayi pada masa transisi normal
udara
Cairan paru-
paru janin
Napas
Napas kedua selanjutnya
Napas pertama
Patofisiologi
Skor APGAR
Hanya untuk penilaian
bukan tanda untuk memulai resusitasi
- Asfiksia sedang
- Asfiksia berat
Skor APGAR
0 1 2
LABORATORIUM :
• BLOOD GAS ANALYSIS
• HIPOKSIA
• HIPERKAPNEA
• ASIDOSIS METABOLIK
KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI SETELAH
ASFIKSIA BERAT :
LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF
• Asfiksia perinatal dapat terjadi selama
antepartum, intrapartum maupun postpartum
I. Anamnesis :
• Gangguan/kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat, sungsang)
• Lahir tidak bernafas/menangis.
• Air ketuban bercampur mekonium.
• Resusitasi
• Terapi Medikamentosa
– Epinefrin :
Indikasi :
Denyut jantung bayi < 60x/m setelah paling tidak 30
detik dilakukan ventilasi adekuat dan pemijatan dada
belum ada respons dan Asistolik.
Dosis :
0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1:10.000 ( 0,01 mg-
0,03 mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal.
Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Volume ekspander :
Indikasi :
• Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami
hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.
• Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau
syok.
Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah,
dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.
• Jenis cairan :
– Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat)
– Transfusi darah gol.O negatif jika diduga kehilangan darah
banyak.
– Dosis :
– Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat
diulang sampai menunjukkan respon klinis.
Bikarbonat
Indikasi :
• Asidosis metabolik, BBL yang mendapatkan resusitasi. Diberikan
bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
• Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan
hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan analisa gas
darah dan kimiawi.
• Dosis : 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/KgBB (4,2%) atau 1 ml /kgbb
(7,4%)
Cara :
Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak
diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping :
Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari
bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.
SUPORTIF
• Jaga kehangatan,
• Jaga saluran napas agar tetap bersih dan
terbuka.
• Koreksi gangguan metabolik (cairan,
glukosa darah dan elektrolit)
PEMANTAUAN
• Resusitasi
• Pertahankan suhu.
• Cegah komplikasi
TIGA LANGKAH AWAL
RESUSITASI
RESUSITASI
BAYI BARU LAHIR
Company
LOGO
36
Company
LOGO
PERSIAPAN RESUSITASI NEONATUS
PERSIAPAN KELUARGA
• Diskusikan dg kelg terkait dengan
kemungkinan yg terjadi
PERSIAPAN TEMPAT
• Ruangan hangat
• Datar, rata, bersih dan kering
Lanjut...
PERSIAPAN ALAT
• Kain 1 utk mengeringkan bayi
• Kain 2 utk menyelimuti bayi
• Kain 3 utk mengganjal bahu
• Penghisap lendir
• Alat ventilasi
• Tabung dan sungkup
• Jam
• sarung tangan
PERSIAPAN ALAT
PERSIAPAN ALAT
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Faktor ibu
• Pre eklampsia & eklampsia
• Perdarahan abnormal (plasenta previa atau
solusio plasenta)
• Partus lama atau partus macet
• Demam selama persalinan
• Infeksi berat dan Kehamilan post matur
Faktor tali pusat
• Lilitan tali pusat
• Tali pusat pendek
• Simpul tali pusat
• Prolaps tali pusat
Faktor bayi
• Bayi prematur
• Persalinan sulit
• Kelainan kongenital (sungsang, kembar,
distosia bahu, VE )
• Air ketuban bercampur mekonium
• Perilaku Perilaku bayi tergantung pada kondisi /
keadaan umum bayi.
• Usaha napas, frekuensi jantung dan warna kulit
• Nilai Apgar :
• 1 – 3 : Asfiksia berat.
• 4 – 6 : Asfiksia sedang
• 7 – 10 : Tidak asfiksia / asfiksia ringan.
Patoflow :
Ibu Pre eklampsia & eklampsia, Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta), Partus lama atau partus macet, Demam selama
persalinan, Infeksi berat dan Kehamilan post matur.
Tali pusat Lilitan tali pusat, Tali pusat pendek, Simpul tali pusat, Prolaps tali pusat
Bayi Bayi prematur, Persalinan sulit, Kelainan kongenital (sungsang, kembar, distosia bahu, VE, forcep ), Air ketuban bercampur mekonium
Asfiksia
Pola napas tidak adekuat
(bayi tidak bernapas secara spontan & teratur segera setelah lahir)
Hipoksia
Edema otak Kontraktilitas otot Napas cepat Motilitas usus Oliguria/anuria Ggn metabolisme
jantung bilirubin
Apnea
Ggn
Kebutuhan NEC
nutrisi < dari
kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak adekuat berhubungan
dengan kurangnya transfer oksigen dari ibu ke
janin.
Tujuan : Pola napas adekuat
Kriteria evaluasi :
1) Napas spontan.
2) Tidak ada takipnea.
3) Tidak merintih saat ekspirasi.
4) Tidak ada retraksi
5) Tidak ada sianosis
6) Pa O2 75 mm Hg - 100 mm Hg.
Intervensi :