Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Metabolisme
• Membantu aktivasi vitamin D dan mengunakan vitamin D
• Membantu tubuh mengeluarkan zat sisa
• Menyerap medikasi
• Menyimpan lemak
• Berperan dalam regulasi cardiac output dan tekanan darah
Sensasi
• Merasakan adanya sensai : dingin, panas, nyeri,
tekanan dan sentuhan
• Menyalurkan sensai sosial dan seksual
• Membantu keintiman secara fisik
Penyebab kerusakan kulit :
Imobilitas : rendahnya aktifitas (duduk dan
berbaring terlalu lama, paralisis)
Nutrisi tidak adekuat (kurus, ketidakcukupan
protein)
Tingkat hidrasi (kelebihan dan kekurangan volum
cairan)
Kelembapan lingkungan (urin, feses)
Kerusakan mental
Penambahan usia
Kerusakan imun (SLE, AIDS)
Cancer atau neoplasma
LUKA
Pengertian
• Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada
kulit
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa
membran dan tulang atau organ tubuh lain (Kozier,
2010).
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
• Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
• Respon stres simpatis
• Perdarahan dan pembekuan darah
• Kontaminasi bakteri
JENIS – JENIS LUKA
Berdasarkan tingkat kontaminasi
• Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi,
tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) Luka bersih
biasanya menghasilkan luka yang tertutup. Kemungkinan
terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
• Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi),
merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi,
pencernaan, genital atau perkemihan dalam kondisi terkontrol,
kontaminasi tidak selalu terjadi, kemungkinan timbulnya infeksi
luka adalah 3% - 11%.
• Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka
terbuka, fresh, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan
kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari
saluran cerna;. Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
• Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), yaitu
terdapatnya mikroorganisme pada luka.
Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka
• Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) :
yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
• Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari
dermis. Merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis
seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
• Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit
keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada
lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot.
Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam
dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya.
• Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai
lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya
destruksi/kerusakan yang luas.
Berdasarkan waktu penyembuhan luka
LUKA TUSUK
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
LUKA VASKULARISASI
RESPON
Vasokontriksi pembulih Menghentikan perdarahan &
darah mengurangi pajanan
mikroorganisme
10 – 30 menit
Trombosit menghasilkan Vasodilatasi
serotonin
Keadaan Luka
• Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan
dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka
dapat gagal untuk menyatu.
Obat
• Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin),
heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi
penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama
dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi
luka.
Steroid : akan menurunkan mekanisme
peradangan normal tubuh terhadap cedera
Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
Antibiotika : efektif diberikan segera sebelum
pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi
yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat
koagulasi intravaskular. Antibiotik yang lama :
resistensi
AKU PUNYA KOMPETENSI MERAWAT
LUKA
AKU PUNYA ILMUNYA JUGA LHO..
Menetapkan
Evaluasi masalah
( Dx Kep)
Melakukan Membuat
tindakan perencanaan
PENGKAJIAN
LUKA
FAKTOR FISIK
1. Klasifikasi
1. Usia PSIKOLOGIS
2. Lokasi/Posisi
2. Penyakit 1. Cemas dan takut
3. M = Measure
penyerta 2. Body Image
4. E = Exudate
3. Nutrisi 3. Depresi
5. A = Appearance
4. Infeksi 4. Motivasi
6. S = Suffering
5. Obat -
7. U = Undermining
obatan
8. R = Re-evaluate
9. E = Edge
LOKASI/ POSISI
• Merupakan bagian penting yang harus dikaji
• Lokasi bisa menjadi faktor resiko masalah penyembuhan
atau estetika
Contoh : pada area terkontaminasi (sakrum), pada area
pergerakan, pada area penekanan, pada area wajah, dll
MEASURE
• Pengukuran luka digunakan untuk melihat perkembangan
luka
• Pada luka terbuka (2 dimensi ) : panjang x lebar
• Pada luka berongga (3 dimensi ) : panjang x lebar x dalam
• Luka acut diukur pada setiap ganti balutan
• Luka kronik diukur setiap 2 - 4 minggu sekali
• Mengukur luka seperti berhadapan dengan jam
• Panjang diukur arah jam 12 – jam 6 ( dari arah
kepala ke kaki)
• Lebar Luka : Arah jam 9 – jam 3
• Jika luka tidak beraturan dapat digunakan
plastik transparan, atau asetat sheet ( kain
strimin), yang ditandai menggunakan spidol
• Kedalaman luka ( luka berongga, sinus,
undermining : menggunakan bantuan aplikator,
sonde atau kateter/baby feeding tube steril
Wound Measurement
Technique
www.woundcarenurses.org
www.woundcarenurses.org
Sinus Tract Undermining
Catatan : Pengukuran kedalaman luka jika dasar luka
terdapat jaringan nekrosis/slough harus dibersihkan
terlebih dahulu
EKSUDAT
• Hal yang harus dicatat : jenis, jumlah, warna, konsistensi dan
bau.
Jumlah eksudat :
• Kuantitatif dalam ukuran ml/cc
• Kualitatif :
o minimal : jika balutan bertahan dalam 1 minggu
o Sedang : jika balutan bertahan 2 – 3 hari
o Banyak : jika balutan harus diganti setiap hari
Bau luka : sangat subjektif, bisa menjadi indikator
infeksi atau peningkatan jaringan nekrotik
Skala TELER ( Browne, 2004)
5: tidak ada bau
4: bau tercium setelah balutan dibuka
3: bau tercium saat membuka balutan
2: bau tercium dari jarak 1 lengan pasien
1: bau tercium di dalam ruangan tempat pasien tinggal
0: bau tercium saat memasuki rumah/ klinik tempay pasien
dirawat
APPEARANCE (Penampilan luka)
Penampilan luka dapat digunakan untuk melihat adanya
proses penyembuhan luka atau komplikasi
Penampilan luka dapat dilihat dari dasar luka :
Nekrotik, infeksi, slough, granulasi atau epitelisasi
Pada satu kondisi luka dapat ditemukan beberapa
penampilan
NUTRISI
• Berbagai komponen nutrisi (makro & mikro nutrien) diperlukan
pada penyembuhan luka
• Mal nutrisi akan menghambat penyembuhan luka
• Obesitas menghambat sirkulasi komponen nutrisi ke area luka
PENYAKIT PENYERTA
• Gangguan vaskuler ( PAD, Hipertensi, CHF, anemia)
• Diabetes Melitus
Obat – Obatan
• Steroid :menghambat proses inflamasi
• Antibiotik : penggunaan jangka panjang akan
menyebabkan resistensi
INFEKSI
• Pengkajian meliputi infeksi sistemik & infeksi lokal
• Infeksi menghambat penyembuhan dengan
memeperpanjang fase inflamasi, meningkatkan
metabolisme & meningkatkan katabolisme.
• Resiko infeksi lebih besar jika luka mengandung jaringan
nekrotik, terdapat benda asing dan suplai darah serta
pertahanan jaringan terhambat (Perry dan Potter, 2009).
PSIKOSOSIAL & SPIRITUAL
• Gangguan psikologis (cemas, takut, stress) dialami pada
pasien dengan luka terutama luka kronik
Migrasi granulosit,
makrofag terhambat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(NANDA 2012 – 2014)
1. Resiko Infeksi (meluas) b.d. tidak adekuatnya pertahanan
primer & sekunder, kerusakan jaringan, peningkatan
paparan dengan patogen
2. Kerusakan integritas jaringan b.d. perubahan sirkulasi,
gangguan mobilitas fisik, faktor mekanik, faktor nutrisi,
infeksi jaringan
3. Nyeri Akut/kronik b.d kerusakan jaringan, kerusakan
jaringan kronik
4. Kecemasan
5. Tidak efektifnya koping mekanisme
RENCANA KEPERAWATAN
( Nursing Intervention Classification)
1. Wound control : wound care, wound irrigation,
pressure management
2. Infection control , infection protection
3. Metabolic control : nutrition support, Fluid monitoring
& electrolyte management,
4. Physical comfort promotions : Pain management,
Progresive Muscle Relaxation
5. Coping Assistance : Coping Enhancement, Body
image Enhancement,Spiritual support
WOUND CONTROL
Pasien nyaman
Penyembuhan
luka tercapai
Contoh
25 – Nov 20 – Nov
04 – Nov
DAFTAR PUSTAKA
Carthy & Bell, 2010, The assessment and treatment of wound pain at
dressing change, British Journal of Nursing, 2010), Vol 19, No 11
Dealey. C, 2005, The care of wound a guide for nurses, University of
Birmingham, Blackwell Publishing
Dososaputro , 2012, Comparative Study of Simple Swab Technique, Z-
strokes and Levine in Burn Wound Infection Diagnosis, Department
of Plastic econstructive and Esthetic Surgery Airlangga University,
Dr. Soetomo General Hospital ,Surabaya, Indonesia
Engeland and Graham (2011), Psychoneuroimmunological aspects of
wound healing and the role of pain, Wounds UK Ltd,87-144
Gartlan et al, 2010, An audit of the adequacy of acute wound care
documentation of surgical inpatients, Journal of Clinical Nursing, 19,
2207–2214
Nurachmah. E, Kristianto, H ,Gayatri, 2010, Aspek kenyamanan pasien
luka kronik ditinjau dari TGFβ 1 dan kadar kolesterol, Makara
kesehatanVol15(2)
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr. Wb