Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH:
Annisa Fitri Shaza Nabella (17710026)
PEMBIMBING:
dr. Widiati Rahayu, Sp.P
• Di Indonesia, pasien asma mencapai 4,5 persen per mil, angka kejadian
terbesar usia 15-44 tahun (Rizki et al., 2015).
DEFINISI
ASMA
merupakan penyakit heterogen biasanya ditandai dengan
inflamasi jalan nafas kronik . Hal ini ditentukan oleh riwayat
gejala saluran pernapasan seperti wheezing, dispneu, dada
terasa berat, dan batuk yang bervariasi diantara waktu dan
intensitas, adanya hambatan jalan nafas ekspirasi yang
bervariasi. (GINA, 2018).
1. LINGKUNGAN Asap
Rokok
2. JALAN NAFAS Spasme inhalasi asap
Perokok pasif
Sekresi yang tertahan
Sekresi di bronkus
3. FISIOLOGI Inhalasi
Penyakit paru obstruktif kronik
Rohman, 2015
5
FAKTOR RISIKO
Faktor Lingkungan
Mempengaruhi berkembangnya Mencetuskan eksaserbasi dan
Faktor Pejamu
asma pada individu dengan atau`menyebabkan gejala-gejala
predisposisi asma asma menetap
Prediposisi genetik • Alergen di dalam ruangan Alergen di dalam dan di luar
Atopi • Alergen di luar ruangan ruangan
Hiperesponsif jalan • Bahan di lingkungan kerja Polusi udara di dalam dan di
napas • Asap rokok luar ruangan
Jenis kelamin • Polusi udara Infeksi pernapasan
Ras/ etnik • Infeksi pernapasan Exercise dan hiperventilasi
• Infeksi parasit Perubahan cuaca
• Status sosioekonomi Sulfur dioksida
• Besar keluarga Makanan, aditif
• Diet dan obat Ekspresi emosi yang
• Obesitas berlebihan
Asap rokok
Iritan
PDPI, 2011
6
KLASIFIKASI
Fenotipe Asma
ASMA ALERGIKA
ASMA NON-ALERGIKA
GINA, 2018
PATOFISIOLOGI
INFLAMASI AKUT
• Reaksi Asma Tipe Cepat
• Reaksi Fase Lambat
ASMA INFLAMASI
KRONIK
AIRWAY
REMODELING
PDPI, 2011
PATOFISIOLOGI
Faktor Predisposisi
(alergen, stress, Reaksi antigen dan antibodi
perubahan cuaca,
dan lain-lain)
Sel mast,
makrofag, dll
GINA, 2018
11
DIAGNOSIS
ANAMNESIS • Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau
tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada
dan berdahak, dada seperti diikat (chest tightness)
• Gejala timbul/memburuk terutama malam/dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator.
• Gejala semakin berat pada musim tertentu
• Riwayat keluarga eksim, keluarga ada riwayat asma
(atopi)
• Riwayat alergi / atopi
• Perkembangan penyakit dan pengobatan
•
GINA, 2018
Klasifikasi Derajat Berat Asma Pada Penderita Dalam Pengobatan
PDPI, 2011
ACT (Asthma Control Test)
GINA, 2018
PENATALAKSANAAN
Terapi Non-farmakologis
Terapi Farmakologis
Terapi Lainnya
GINA, 2018
19
Terapi Non-farmakologis
GINA, 2018
21
Obat controller asma
Obat reliever asma
Terapi Pemeliharaan Asma Awal
GINA, 2018
24
Terapi Lainnya
1. Imunoterapi alergen
2. Vaksinasi
3. Termoplasti bronkial
4. Vitamin D
GINA, 2018
25
Eksaserbasi Asma
Derajat eksaserbasi asma
GINA, 2018
• Penatalaksanaan Eksaserbasi Asma di Primary Care
• Penatalaksanaan Eksaserbasi Asma Di Intensive
Care Unit
• Penatalaksanaan Asma di Rumah Sakit
• Algoritme penatalaksanaan asma di rumah
GINA, 2018
PDPI, 2011
KOMPLIKASI
1. Pneumotoraks
2. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis
3. Atelektasis
4. Aspergilosis bronkopulmoner alergik
5. Gagal napas
6. Bronkitis
7. Fraktur iga
Sundaru dan
Sukamto, 2014
DAFTAR PUSTAKA
• Ducharme, F.M., Tse, S.M., Chauhan, B. 2014. Diagnosis, Management, and Prognosis of Preschool Wheeze. The Lancet
383(9928): 1593–1604.
• Global Initiative for Asthma (GINA). 2018. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. Hal. 14, 43-44.
• Imaniar, E. 2015. Asma Bronkial pada Anak. J Agromed Unila 2(4): 360-364.
• Kementerian Kesehatan RI (KEMENKES RI). 2014. Infodatin: 1 Mei-Hari Asma Sedunia, “You Can Control Your
Asthma”. Pusat Data dan Informasi Kementerian RI.
• Laksana, M.A., Berawi, K.N. 2015. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita
Asma Bronkial. Majority 4(9): 64-68.
• Nugraha, I.B.A., Suryana, K. 2016. Peranan Antibodi Anti-Imunoglobulin E dalam Tatalaksana Asma Bronkial. CDK-243
43(8): 620-624.
• Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2011. Asma: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
• Rizki, M.I. et al. 2015. Tanaman dengan Aktivitas Anti-Asma. Jurnal Pharmascience 3(1): 1-11.
• Rohman, D. 2015. Efektifitas Latihan Nafas Dalam (Deep Breathing Exercise) terhadap Peningkatan APE pada pasien
Asma. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal. 17-19.
• Runtuwene, I.K.T., Wahani, A.M.I, Pateda, V. 2016. Prevalensi dan Faktor-Faktor Risiko yang Menyebabkan Asma pada
Anak di RSU GMIM Bethesda Tomohon Periode Agustus 2011-Juli 2016. Jurnal e-Clinic (eCI) 4(2): 1-4.
• Sundaru, H., Sukamto. 2014. Asma Bronkial. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi VI, Cetakan Pertama.
Editor: Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo, Marcellus Simadibrata K., Bambang Setiyohadi, Ari Fahrial Syam.
Jakarta: Interna Publishing. Halaman 478-482.
• Wardhani, D. P. dan Uyainah, A. 2014. Asma. Dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ke-4, Cetakan I, Jilid II. Editor:
Chris Tanto, Frans Liwang, Sonia Hanifati, Eka Adip Pradipta. Jakarta: Media Aesculapius. Halaman 805-809.
TERIMA
KASIH