0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
20 vues7 pages
Dokumen tersebut membahas lima azas yang diatur dalam UUD 1945 yaitu Pancasila, Kekeluargaan, Kedaulatan Rakyat, Pembagian Kekuasaan, dan Negara Hukum. Pancasila mencakup lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Sel
Dokumen tersebut membahas lima azas yang diatur dalam UUD 1945 yaitu Pancasila, Kekeluargaan, Kedaulatan Rakyat, Pembagian Kekuasaan, dan Negara Hukum. Pancasila mencakup lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Sel
Dokumen tersebut membahas lima azas yang diatur dalam UUD 1945 yaitu Pancasila, Kekeluargaan, Kedaulatan Rakyat, Pembagian Kekuasaan, dan Negara Hukum. Pancasila mencakup lima sila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Sel
AZAS YANG DIANUT DALAM UUD 1945 1. Azas Pancasila Pancasila sebagai azas bagi Hukum Tata Negara Indonesia dapat dilihat sebagai berikut : A. Azas Ketuhanan Yang Maha Esa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa:” …… maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa……. “ (e.b dari penyusun). Ketentuan ini menjadi dasar bagi Pemerintah dan alat perlengkapan negara lainnya dalam mengatur soal beragama bagi penduduk Indonesia, jadi bukan hanya warganegara Indonesia saja, tetapi juga termasuk bukan warganegara Indonesia. B. Azas Prikemanusiaan Selain Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga pasal 34 adalah perwujudan azas Prikemanusiaan dalam hukum positif Indonesia. Dari segi legislatif dapat dilihat dari lahirnya Undang-Undang Perburuhan yang menghilangkan prinsip penghisapan manusia oleh manusia. Dalam bidang eksekutif terlihat pada Departemen Sosial yang juga berusaha untuk menanggulangi masalah yang banyak kaitannya dengan prikemanusiaan. C. Azas Kebangsaan Azas kebangsaan ini terlihat dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Relisasinya dalam tindakan bangsa Indonesia, mewujudkan maksud pasal 33, bahwa bumi dan air dikuasai oleh Negara dan diusahakan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan rakyat. D. Azas Kedaulatan Rakyat Azas ini menghendaki agar setiap tindakan dari Pemerintah harus berdasarkan kemauan rakyat dan pada akhirnya semua tindakan pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya. E. Azas Keadilan Sosial Dalam bidang legislatif pelaksanaan dari azas ini terdapat dalam rangka mewujudkan Undang- Undang tentang jaminan social. Dalam bidang yudikatif setiap keputusan hakim senantiasa berpedoman kepada keadilan social. 2. Azas Kekeluargaan Dalam pelaksaanaan azas kekeluargaan semangat kekeluargaan dapat diketahui pada hal-hal seperti : Cara pengambilan keputusan yang dilakukan pada lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan lembaga-lembaga lainnya. Hubungan kerja sama antara Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam rangka membuat Undang- Undang dan khususnya dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Cara pengambilan keputusan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga negara itu bersumber pada sila ke-4 dari Pancasila yang dapat dilihat pada Pembukan UUD 1945 yaitu “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Cara pengambilan keputusan itu disebut dengan Musyawarah untuk Mufakat. 3. Azas Kedaulatan Rakyat Undang-Undang Dasar 1945 menganut azas kedaulatan rakyat yang seluruhnya dilaksanakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (pasal 1 ayat (2)). Rumusan tersebut menunjukkan bahwa UUD 1945 menganut azas kedaulatan rakyat dengan perwakilan. Kedaulatan memang di tangan rakyat, akan tetapi pelaksanaannya diserahkan pada wakil-wakil rakyat yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4. Azas Pembagian Kekuasaan A. Arti Pembagian Kekuasaan Pembagian kekuasaan berbeda dengan pemisahan kekuasaan. Pembagian kekuasaan berarti bahwa kekuasaan itu memang dibagi-bagi dalam beberapa bagian, tetapi tidak dipisahkan. Pemisahan Kekuasaan berarti bahwa kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik mengenai orangnya maupun mengenai fungsinya. B. Beberapa teori tentang pemisahan/pembagian kekuasaan Teori Montesquieu Legislatif : Kekuasaan untuk membuat Undang-Undang Eksekutif : Kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang Yudikatif : Kekuasaan untuk mengadili Teori John Locke : Legislatif : Kekuasaan untuk membuat Undang-Undang Eksekutif : Kekuasaan untuk melaksanakan Undang-Undang Federatif : Kekuasaan mengenai perang dan damai, membuat perserikatan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan di luar negeri. 5. Azas Negara Hukum Negara Hukum ialah negara nyang berdiri di atas hukum yang minjamin keadilan kepada warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi tercapainya kebahagiaan itu perlu diajarkan rasa Susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu mencerminkan keadilkan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya