Vous êtes sur la page 1sur 26

FRAKTUR

dr. Elvie Febriani Dungga, M.Kes


Definisi
Terputusnya
kontinuitas jaringan
tulang yang
umumnya
disebabkan oleh
trauma
Etiologi

• Trauma langsung : benturan, pukulan,


jaringan lunak mengalami kerusakan
• Trauma tidak langsung : jatuh bertumpu
dengan tangan (penekanan), jaringan
lunak utuh
Patofisiologi
 Umumnya fraktur terjadi karena
kegagalan tulang menahan tekanan,
terutama tekanan membengkok,
memutar, dan tarikan
Klasifikasi
 Klasifikasi Etiologis
 Klasifikasi Klinis
 Klasifikasi Radiologis
Klasifikasi Etiologis
 Fraktur Traumatik
Akibat trauma tiba-tiba
 Fraktur Patologis
Terjadi karena kelemahan tulang akibat
adanya kelainan patologi pada tulang
 Fraktur Stress
Akibat trauma yang terus menerus pada
suatu daerah tertentu
Klasifikasi Klinis
 Fraktur Tertutup
Tidak berhubungan dengan dunia luar
 Fraktur Terbuka
Berhubungan dengan dunia luar melalui
luka
 Fraktur Dengan Komplikasi
Disertai komplikasi seperti infeksi
Klasifikasi Radiologis
1. Berdasarkan Lokalisasi
Diafiseal, Metafiseal, Intra-artikuler, dan
Fraktur dengan Dislokasi
2. Berdasarkan Konfigurasi
Fraktur transversal, oblik, spiral, Z,
komunitif, baji, avulsi, depresi, impaksi,
pecah, segmental dan epifisis
3. Berdasarkan Ekstensi
Fraktur total, tidak total, torus, garis rambut
dan greenstick
Diagnosis Fraktur
I. Anamnesis
II. Pemeriksaan Fisik
III. Pemeriksaan Lokal
Anamnesis
 Riwayat trauma
 Riwayat penyakit lain seperti tumor,
infeksi, kelainan kongenital, dll
Pemeriksaan Fisik
Yang harus diperhatikan :
 Syok, anemia, perdarahan

 Kerusakan pada organ lain

 Faktor predisposisi
Pemeriksaan Lokal
 Inspeksi
 Palpasi
 Pergerakan
 Pemeriksaan neurologis
 Pemeriksaan vaskuler
 Pemeriksaan radiologis
Inspeksi
Perhatikan :
 Keadaan umum (KU)

 Ekspresi wajah

 Bandingkan dengan bagian yang sehat

 Perhatikan posisi anggota gerak

 Adanya luka

 Deformitas

 Keadaan vaskularisasi

 Keadaan mental
Palpasi
Perhatikan :
 Lakukan dengan hati-hati

 Nyeri tekan

 Krepitasi

 Pulsasi arteri dan pengisian kapiler

 Lakukan pengukuran panjang tungkai


Pergerakan
 Periksa :
 Pergerakan aktif
 Pergerakan pasif
Manifestasi Klinik
 Nyeri terus menerus dan bertambah berat
sampai fragmen tulang diimobilisasi,
hematoma dan edema
 Deformitas karena adanya pergeseran fragmen
tulang yang patah
 Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat di atas dan
dibawah twmpat fraktur
 Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu
dengan lainnya
 Pembengkakan dan perubahan warna lokal
pada kulit sebagai akibat trauma dan
perdarahan yang mengikuti fraktur
Pemeriksaan Radiologis
 Foto Polos
 Pemeriksaan radiologis lainnya seperti
Tomografi, CT-Scan, MRI, Radioisotop
scanning
Penanganan Fraktur
 Disesuaikan dengan letak terjadinya fraktur
 Reduksi
 Mempertahankan reduksi
Traksi terus menerus, pembebatan dengan
gips, fiksasi internal, dan fiksasi eksternal

Vous aimerez peut-être aussi