Vous êtes sur la page 1sur 9

AKUNTANSI INFLASI

31115010 – AHMAD PARIDUDIN


31115025 – ARIF HIDAYATULLAH
31115084 – M ZHILAL FIRDAUS
INFLASI

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan


terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :
1. konsumsi masyarakat yang meningkat atau
2. Adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang secara continue. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa dan bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-
mempengaruhi.
Konsep Stable Monetary Unit

Stable Monetary Unit merupakan salah satu prinsip dasar akuntansi yang
menyatakan bahwa kesatuan moneter itu dianggap stabil. Nilai uang yang
ditetapkan dari pos-pos laporan keuangan, misalnya kas, piutang, hutang
atau kewajiban lainnya. Pos ini memiliki angka dan jumlah nilai uangnya yang
tetap itulah yang akan ditagih, dibayar dimasa yang akan datang tanpa ada
perubahan (Harahap,2001).
AKUNTANSI INFLASI

Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode
penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang
lebih relavan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi
nilai semua item yang terdapat dalam laporan keuangan.

Untuk menyusun laporan keuangan pada masa inflasi agar lebih relevan
dapat digunakan beberapa metode, yaitu :
METODE AKUNTANSI INFLASI

 General Price Level


 Current Cost Accounting
 Replacement Cost
 Selling Price
 Expected Value
MODEL AKUNTANSI INFLASI

 Historical Cost Accounting


 Replacement Cost Accounting
 Net Realizable Value Accounting
PERBANDINGAN MODEL AKUNTANSI INFLASI

Dalam menilai dan membandingkan model penilaian akuntansi tersebut, model Present
Value sengaja tidak diikutkan karena beberapa kelemahan sebagai berikut.

 Sukarnya menaksir penerimaan kas di masa yang akan datang.


 Pemilihan tingkat diskonto yang sangat bervariasi
 Alokasi arbitrer dari taksoran arus kas dalam menilai aset
 Alokasi arbitrer dan taksiran arus kas dari masing-masing aktiva secara individual
Dalam menilai dan membandingkan model-model tersebut maka yang menjadi dasar
penilaian adalah.

 Kesalahan yang timbul akibat masalah waktu (timing error). Timing error timbul akibat
perubahan nilai yang terjadi dalam suatu periode tertentu, tetapi dicatat,
diperhitungkan, dan dilaporkan pada periode yang lain.
 Kesalahan akibat alat ukur ( measuring unit errors). Kesalahan akibat alat ukur ini terjadi
apabila laporan keuangan tidak disajikan dengan menggunakan dan
mempertimbangkan tenaga beli dari mata uang tersebut.
 Kesulitan dalam penafsiran (interpretability). Laporan keuangan harus dipahami tanpa
salah pengertian. Dalam menafsirkan laporan keuangan kita harus memahami masalah
pengertian dan penggunaanya. Dengan perkataan lain, agar model akuntansi dapat
dipahami maka kita harus menggunakan rumus :
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi