Vous êtes sur la page 1sur 41

ASI, Teknik Menyusui, Trend Issue

Masalah ASI, Metode MAL, Teknik


Hoffman dan Pijat Oksitosin

Liliek Pratiwi, M.KM


ASI
Suatu emulsi lemak, larutan protein, laktosa,
dan garam2 organik yg dihasilkan oleh kelenjar
mamae
Mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan,anti alergi, anti
inflamasi
Kandungan ASI
1) Kolostrum (kuning kental, protein tinggi)
Keluar sekitar 2,3 hari hari pasca partus
Immunoglobulin, laktoferin, ion2 (Na,
Ca,K,Zn,Fe) dan vitamin (A,E,K,D)
2) Karbohidrat
Laktosa : karbihdrat primer dalam ASI
3) Protein
 Asam amino ASI sesuai dgn kemampuan
metabolisme bayi baru lahir
Kandungan ASI
4) Taurin
Berperan dalam proses maturasi otak (zat putih telur
dalam ASI)
5) Lemak
Lemak ASI lebih mudah dicerna dibanding susu sapi.
6) Kolostrum
Antibodi vital dan nutrisi padat dalam volume kcil,
sesuai utk makanan awal bayi.
Menyusui dini menurunkan kadar bilirubin
Kolostrum scr bertahap berubah jd ASI antara hari
ketiga dan kelima masa nifas
7) Mineral dan VItamin
Kandungan ASI
7) ASI
Refleks pada bayi:
a) Rooting Refleks: refleks mencari putting ibu
b) Sucking refleks : refleks menghisap
c) Swallowing refleks: refleks menelan
Proses Laktasi
1) Laktogenesis (permulaan produksi susu)
Dimulai pada tahap akhir kehamilan
Laktogen plasenta  stimulasi sel2 alveolar
2) Produksi susu
 Faktor yg mempengaruhi jumlah dan kualitas
susu= nutrisi maternal dan masukan cairan
Proses Laktasi
3) Ejeksi Susu/refleks ejeksi/let down refleks
Isapan bayi  kelenjar hipofisis posterior
sekresi oksitosin sel2 alveoli berkontraksi
sistem duktus ASI
Faktor yg Mempengaruhi Produksi ASI
1) Faktor Bayi
 Kondisi kesehatan bayi seperti:
kurangnya kemampuan bayi untuk bisa
menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat
struktur mulut dan rahang yang kurang baik,
bibir sumbing, metabolisme atau pencernaan
bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI.
Faktor yg Mempengaruhi Produksi ASI
2) Faktor Fisik Ibu
adanya kelainan endokrin ibu, dan jaringan
payudara hipoplastik, usia ibu, ibuibu yang
usianya lebih muda atau kurang dari 35 tahun
lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan
dengan ibu-ibu yang usianya lebih tua.
Produksi ASI juga dipengaruhi oleh nutrisi ibu
dan asupan cairan ibu. Ibu yang menyusui
membutuhkan 300 – 500 kalori tambahan
selama masa menyusui.
Faktor yg Mempengaruhi Produksi ASI
3) Faktor Psikologis IBU
 Ibu yang berada dalam keadaan stress, kacau,
marah dan sedih, kurangnya dukungan dan
perhatian keluarga serta pasangan kepada ibu
dapat mempengaruhi kurangnya produksi ASI.
Ibu juga khawatir bahwa ASInya tidak
mencukupi untuk kebutuhan bayinya
menyebabkan adanya perubahan maternal
attainment.
4) Faktor Sosial dan Budaya
Adanya mitos serta persepsi yang salah
mengenai ASI dan media yang memasarkan susu
formula, serta kurangnya dukungan masyarakat
menjadi hal-hal yang dapat mempengaruhi ibu
dalam menyusui.
ASI merupakan Alat Kontrasepsi ALami
• Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Kontrasepsi yg mengandalkan ASI eksklusif
MAL dapat dipakai bila:
a) Menyusui secara penuh, lebih efektif bila
pemberian >8x sehari
b) Belum haid
c) Umur bayi kurang dari 6 bulan
d) Efektif sampai 6 bulan
e) Cara kerja metode ini dgn penekanan ovulasi
Trend dan Issue Masalah ASI
1) Kurang atau salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu
sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI
sehingga cepat menambah susu formula bila
merasa bahwa ASI kurang.
Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya
encer dan sering, sehingga dikatakan bayi
menderita diare dan seringkali petugas kesehatan
menyuruh menghentikan menyusui.
Trend dan Issue Masalah ASI
 Karena payudara berukuran kecil dianggap
kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara
tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau
kurang karena ukuran ditentukan oleh banyaknya
lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil
ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan
produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila
manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik
dan benar.
Trend dan Issue Masalah ASI
2) Putting susu datar atau terbenam
dapat diusahakan mengeluarkan putting susu
datar atau terbenam dengan :
1. Teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan
2 x sehari.
2. Dibantu dengan pompa ASI
Teknik atau gerakan Hoffman
1) Letakkan jempol dan telunjuk di antara
putting (saling berhadapan)
2) Tekan kedua jari tsb sambil menarik putting
keluar
3) Pindah posisi kedua jari mengikuti putaran
arah jam, lakukan hal yg sama
4) Ulangi sebanyak 5 kali sehari
Teknik atau gerakan Hoffman
Trend dan Issue Masalah ASI
3) Masalah menyusui pada masa nifas dini
 Puting susu nyeri, Umumnya ibu akan merasa
nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit
ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi
mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan
nyeri akan segera hilang.
Trend dan Issue Masalah ASI
 Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani
dengan benar akan menjadi lecet.Putting susu
lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui
salah, tapi dapat pula disebabkan oleh rush
(candidates) atau dermatitis.
Trend dan Issue Masalah ASI
Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara
sering terasa penuh dan nyeri disebabkan
bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan
dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah
banyak, penyebab bengkak :
1. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
2. Produksi ASI berlebihan
3. Terlambat menyusui
4. Pengeluaran ASI yang jarang
5. Waktu menyusui yang terbatas
Trend dan Issue Masalah ASI
 Perbedaan payudara penuh dengan payudara
bengkak adalah :
• Payudara penuh : rasa berat pada payudara,
panas dan keras.Bila diperiksa ASI keluar, dan
tidak ada demam.
• Payudara bengkak : payudara oedema, sakit,
puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak
merah, dan bila diperiksa/ diisap ASI tidak keluar.
Badan biasanya demam setelah 24 jam
Trend dan Issue Masalah ASI
Mastitis adalah peradangan pada payudara.
Payudara menjadi merah, bengkak kadangkala
diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh
meningkat.Di dalam terasa ada masa padat, dan
diluarnya kulit menjadi merah. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI diisap/ dikeluarkan atau
pengisapan yang tak efektif. Dapat juga karena
kebiasaan menekan payudara dengan jari atau
karena tekanan baju/bra.
Trend dan Issue Masalah ASI
 Masalah menyusui pada masa nifas lanjut
a. Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannyaASI tidak benar-benar kurang, tanda-tanda
yang “mungkin saja” ASI benar-benar kurang antara lain:
1. Bayi tidak puas setiap setelah menyusu, sering sekali
menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga
kadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya
berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
2. Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
3. Payudara tidak membesar selama kehamilan, atau ASI tidak
datang, pasca lahir
4. BB bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram perbulan
5. Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan
urin pekat, bau dan warna kuning.
Trend
Trend dan Issue
Issue Masalah ASI
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Amstrong dkk (2002) dalam Roesli (2008)
membuktikan bahwa kegemukan jauh lebih
tinggi pada anak-anak yang diberi susu
formula.
 Kries (1999) dalam Roesli (2008)
menambahkan bahwa kejadian obesitas
mencapai 4,5%-40% lebih tinggi pada anak
yang tidak pernah diberikan ASI.
Pijat Oksitosin
 salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin
adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang (vertebrae) sampai tulang costae
kelimakeenam dan merupakan usaha untuk
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin
setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani,
2006; Yohmi & Roesli, 2009).
Pijat Oksitosin
Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi
dua refleks pada ibu:
1) Refleks Prolaktin (Refleks
pembentukan/produksi ASI)
Isapan bayi
Sel kelenjar
laveoli
Hipofise anterior sehingga
mensekresi ASI
Hormon prolaktin ke dalam aliran darah
Note: smakin sering bayi menghisapproduksi ASI
meningkat (teori mekanisme supply & demand)
Pijat Oksitosin
2) Refleks Oksitosin (Refleks pembentukan atau
produksi ASI)
Isapan bayi

Sel kelenjar
Hipofise posterior alveoli lalu ke
duktus dan ASI
keluar
Hormon Oksitosin

Memacu sel2 myoepithel yg mengelilingi alveoli


dan duktus utk berkontraksi
Pijat Oksitosin
• Refleks oksitosin lebih rumit dibanding
refleks prolaktin
• Pikiran, perasaan dan sensasi seorang ibu
akan sangat mempengaruhi refleks ini.
• Perasaan ibu dapat meningkatkan dan juga
menghambat pengeluaran oksitosin.
Pijat Oksitosin
• Persiapan ibu sebelum dilakukan pijat oksitosin :
1) Bangkitkan rasa percaya diri ibu (menjaga
privacy)
2) Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan
baik tentang bayinya
• Alat –alat yang digunakan :
• 1) 2 buah handuk besar bersih
• 2) Air hangat dan air dingin dalam baskom
• 3) 2 buah Waslap atau sapu tangan dari handuk
Pijat Oksitosin
• 4) Minyak kelapa atau baby oil pada tempatnya
• Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin
sebagai berikut:
a. Melepaskan baju ibu bagian atas
b. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu
memeluk bantal atau bisa juga dengan posisi duduk
c. Memasang handuk
d. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak
atau baby oil
Pijat Oksitosin
e. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu
dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan
ibu jari menunjuk ke depan
f. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang
membentuk gerakangerakan melingkar kecil-kecil
dengan kedua ibu jarinya
g. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang
belakang ke arah bawah, dari leher ke arah tulang
belikat, selama 2-3 menit
h. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
i. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air
hangat dan dingin secara bergantian.
Pijat Oksitosin
Perbedaan Susu Sapi dan ASI
- ASI mengandung konsentrasi rendah besi,
tetapi besi dalam ASI lebih diabsorbsi dgn baik
oleh bayi.
- Protein major pada ASI (lactalbumin) lebih
mudah dicerna daripada protein major pada
susu sapi (kasein)
- Karbohidrat,lemak,dan vitamin A pada ASI
lebih tinggi daripada susu sapi
- ASI jarang menyebabkan konstipasi
Makanan pendamping ASI
•  makanan tambahan yang diberikan kepada
bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai bayi
berusia 24 bulan
•  selain makanan pendamping ASI, ASI-pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak
sampai usia 24 bulan, peranan makanan
pendamping ASI sama sekali bukan untuk
menggantikan ASI melainkan hanya untuk
melengkapi ASI jadi dalam hal ini makanan
pendamping ASI
Syarat-syarat makanan pendamping
ASI.
1) Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang
tinggi.
2) Memiliki nilai suplementasi yang baik serta
mengandung vitamin dan mineral yang cocok.
3) Dapat diterima oleh alat pencernaan yang
baik.
4) Harga relatif murah.
5) Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-
bahan yang tersedia secara lokal, tidak
mengandung pengawet
Alasan MP-ASI Diberikan Pada Usia ≥ 6
Bulan
1) ASI adalah salah satu makanan dan minuman
yang dibutuhkan oleh bayi sampai berumur 6 bulan
2) Menunda makanan padat sampai bayi berumur
6 bulan dapat menghindarkan dari berbagai risiko
penyakit
3) Menunda pemberian makanan padat
memberikan kesempatan pada sistem pencernaan
bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
Alasan MP-ASI Diberikan Pada Usia ≥ 6
Bulan
• 4) Menunda pemberian makanan padat
memberikan kesempatan pada bayi agar sistem
yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat
dapat berkembang dengan baik
• 5) Menunda pemberian makanan padat
mengurangi risiko alergi makanan
• 6) Menunda pemberian makanan padat
membantu melindungi bayi dari anemia karena
kekurangan zat besi
Sumber rujukan
• Budiyanto, Asti, A.D., Yuwono, P. (2015). Hubungan Ketersediaan Fasilitas Penunjang Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Diakses 19 Januari 2018,
https://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/article/98.
• Cadwell, K. (2011). Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC
• Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika
• Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif Buku Saku Bidan.
• Jakarta: EGC.
• Roesli, U. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
• Wiji, R.N. (2013). ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
• Bobak, M. Irene. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edsi 4. Alih Bahasa : Maria A.Wijayarini. Jakarta : ECG.
• Rosidah, R. (2004). Pemberian Makanan Tambahan. Jakarta : EGC.
• Lely, L S. (2005). Resiko Pemberian MPASI Terlalu Dini. Jakarta : We R Mommies Together We Care.
• Kusumaningrum Yohana, I. (2008). “Hubungan antara Pengetahuan Ibu dan Faktor-Faktor
• Sosial Ekonomi Orangtua dengan Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI pada
• Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Kemuning Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang”.
• http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=10704, diakses 8 Marett2018.
• TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi