Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Keterangan gambar :
No 9. Penyemprot/ Nozzle
No 10. Katub masuk/ katub buang
No 11. Torak/ Piston
No 12. Silinder
No 13. Batang penggerak/ Batang Torak
No 14. Poros Engkol
PRINSIP KERJA MESIN SOLAR 4 TAK
1. Langkah Isap
• Mulanya torak dalam posisi
puncak (posisi titik-mati puncak),
lalu katup masuk terbuka dan
torak bergerak ke bawah
sehingga udara terhisap ke
dalam.
• Setelah torak berada pada posisi
bawah, maka katup masuk
tertutup kembali, sehingga kini
silinder terisi penuh oleh udara.
PRINSIP KERJA MESIN SOLAR 4 TAK
2. Langkah Kompresi
the diesel engine oils must contain detergent/dispersant, acid-neutralizing (alkaline) and anti-oxidant
additives. Anti-foam additives, pour-point depressants and anti-wear (extreme-pressure) additives for
valve trains are also commonly used. Multigrade oils are occasionally used for small high speed trunk piston
engines and they usually contain polymeric viscosity index improvers, as well as specialised mineral oils or
synthetic oils with an inherently very high VI. High-speed trunk piston engines burn distillate fuels without
exception.
PENGARUH OKSIDASI PADA MESIN SOLAR
Oksidasi dapat terjadi pada pelumas mesin solar akibat adanya kontaminasi antara
pelumas dengan udara, air, bahan bakar, gas buang, dan sebagainya.
Perlu antioksidan!
Spesifikasi Solar 48 dan 51
CJ-4, CI-4, CH-4, CG-4, CF-4, CF-2, CF, CE, CD-11, CD, CC, CB, CA
Qualube, 2015
KESIMPULAN
1. Mesin solar 4 langkah (tak) memiliki 4 langkah piston dalam
sekali langkah kerja yang melibatkan gerakan dan gesekan
berbagai komponen sehingga diperlukan pelumas yang sesuai.
2. Mesin solar 4 langkah (tak) beroperasi pada tekanan tinggi
(hingga 40 bar) dan temperatur yang tinggi (hingga 250 ᵒC)
sehingga membutuhkan pelumas yang memiliki viskositas dan
indeks viskositas yang tinggi.
3. Mesin solar 4 langkah (tak) dengan bahan bakar solar atau B-xx
masih mengandung sulfur yang produk pembakarannya
bersifat korosif sehingga membutuhkan pelumas dengan
alkalinitas tinggi.
4. Mesin solar 4 langkah (tak) memungkinkan adanya kontaminasi
pelumas dengan udara, air, bahan bakar, dan gas buang
sehingga membutuhkan aditif meliputi: antioksidan, antikorosi,
antifoam, antiwear, dispersan, deterjen, dan pour point
depressant.
REFERENSI
https://www.elin.gr/images/stories/pdf/MARINE/elin_Diesel_Engine_oils_series.pdf
http://garageotomotif.com/pengertian-fungsi-komponen-cara-kerja-sistem-pelumasan-mesin-bensin-
dan-diesel-super-lengkap/
http://chyrun.com/sistem-pelumasan-motor-diesel-dan-komponen-pendukungnya/
http://www.dieselduck.info/machine/01%20prime%20movers/diesel_engine/diesel_engine.01.htm#
file:///C:/Users/COMPUTER/Downloads/MEKANISME_MESIN_DIESEL_and_BENSIN.pdf
1. Mengapa viscosity index pelumas mesin solar 4 tak harus tinggi?
Hal ini disebabkan karena mesin solar 4 tak banyak digunakan pada mesin-
mesin dengan pekerjaan berat seperti pada mesin mobil truk dan beberapa
generator listrik. Hal ini menyebabkan rentang suhu operasi mesin solar 4 tak
sangat jauh antara kondisi saat mesin belum berjalan (kondisi ruang) dengan
kondisi saat mesin sudah berjalan stabil (mencapai hingga 400 °C). Oleh sebab
itu pelumas mesin solar 4 tak harus memiliki viscosity index yang tinggi agar
viskositasnya relatif tidak terlalu berubah pada rentang suhu 25-400 °C
sehingga dapat bekerja dengan maksimal.
2. Apa yang menjadi spesifikasi utama pelumas mesin solar 4 tak?
Yang menjadi spesifikasi utama mesin solar 4 tak adalah nilai TBN (Total Base
Number), yakni nilai yang menyatakan alkalinitas (kebasaan) pelumas.
Alkalinitas pelumas mesin solar 4 tak sangat penting dikarenakan adanya
kandungan sulfur (sekitar 0,35%) pada bahan bakar solar yang dapat
menghasilkan produk hasil pembakaran berupa senyawaan asam (misalnya
asam sulfida dan asam sulfat) yang dapat merusak mesin. Alkalinitas pelumas
mesin solar utamanya disebabkan karena kandungan aditif deterjen pada
pelumas. Deterjen overbased pada pelumas mesin solar (senyawa basa) dapat
menetralkan senyawa-senyawa asam sehingga kerusakan mesin dapat
dihindari.
3. Apa kontaminan yang dominan pada pelumas mesin solar 4 tak?
Kontaminan yang utama pada pelumas mesin solar 4 tak adalah senyawa
turunan sulfur hasil pembakaran (misalnya asam sulfat dan asam sulfida) yang
dapat merusak mesin. Selain itu, kontaminan yang umum pada mesin solar 4
tak adalah jelaga yang terbentuk dari hasil pembakaran bahan bakar atau
pelumas yang ikut terbakar di sekitar piston. Kedua jenis kontaminan tersebut
sangat dihindari karena dapat merusak sistem mesin dan pelumasan.
4. Kapan mengetahui pelumas kendaraan mesin solar 4 tak harus diganti?
Mesin solar pada dasarnya terbagi menjadi beberapa tipe berdasarkan beban
kerjanya yang dilihat dari speed rotasinya: high speed, medium speed, dan low
speed diesel engine. Masing-masing tipe mesin solar tentu memiliki kondisi
operasi yang berbeda-beda sehingga spesifikasi pelumasnya tentu akan
berbeda. Sebagai contoh untuk high speed diesel engine tentu suhu operasi
dan beban kerjanya jauh lebih tinggi dibandingkan low speed diesel engine
sehingga nilai indeks viskositasnya juga harus lebih besar serta kandungan
aditif seperti anti wear dan aditif extreme pressure juga lebih banyak.
6. Apakah tekanan pelumas dalam sistem pelumasan mesin solar 4 tak cukup
penting?
Bagian sistem pelumasan mesin solar 4 tak yang memiliki kinerja paling berat
adalah piston. Hal ini dikarenakan pada piston terjadi gesekan sliding dengan
kecepatan tinggi dan beban mekanis yang cukup berat. Selain beban mekanis,
pada piston juga terdapat beban fisika yang disebabkan kondisi operasi
ekstrim (suhu dan tekanan paling tinggi). Tingkat kontaminasi tertinggi juga
terjadi pada piston karena lokasinya yang sangat dekat dengan ruang bakar
(tidak ter-seal sempurna).
8. Bagaimana sistem pelumasan mesin solar 4 tak dapat mengalami
penyumbatan?
Dengan tingginya kandungan sulfur dalam pelumas mesin solar 4 tak, maka
diperlukan aditif deterjen (overbased) yang mampu meningkatkan nilai TBN
(Total Base Number) pelumas agar dapat menetralisir berbagai produk
pembakaran yang bersifat asam turunan senyawa sulfur.