Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DAN IN VITRO
Semester Ganjil
Tahun Akademik 2018/2019
Ahli farmasi :
Farmasi bahan alam → sumber
bahan obat
Farmakologi → khasiat dan
keamanan (uji pra klinis)
Kimia farmasi → karakteristik
•Tahap IV
Peredaran Obat
Uji in vitro
Uji dengan tidak menggunakan hewan atau
tidak menggunakan hewan secara utuh
wajib dilakukan sebelum uji pra klinik
Uji pra klinik baru dapat dilakukan jika hasil uji
in vitro menunjukkan adanya prospek
mengenai efek farmakologi yang diinginkan
Saat ini bahkan sebelum uji in vitro sudah
mulai dilakukan pula uji in silico (pengamatan
kemungkinan adanya aktivitas bahan uji dg
menggunakan program komputer)
Uji in silico juga dilakukan untuk melengkapi
data hasil uji aktivitas
Uji pra klinis
Uji khasiat pada
hewan percobaan
Uji keamanan
bagaimana
Pengamatan :
profil farmakologi
kematian
Data yang diperoleh : DL50
dosis uji dari 0 sd batas dosis uji tertinggi
berdasarkan prosedur operasional baku uji
toksisitas (PPOM dan WHO) dengan interval
dosis berdasarkan faktor pengali tetap
Uji toksisitas subkronis
Menilai keamanan suatu bahan pada pemberian
berulang
Pengamatan :
Profil farmakologi
Organ (bobot absolut dan relatif, makropatologi dan
histopatologi)
hematologi (blood count, hematokrit, hemoglobin)
Urin (bj, volume, mikroskopik urin)
Biokimia klinis (SGOT, SGPT, bilirubin, kolesterol,
kreatinin)
Kematian
DL50 menjadi dasar penentuan dosis uji
Uji toksisitas kronis
Menilai keamanan suatu bahan pada pemberian dalam
jangka waktu lama atau seumur hidup
Pengamatan :
Profil farmakologi
Organ (bobot absolut dan relatif, makropatologi dan
histopatologi)
hematologi (blood count, hematokrit, hemoglobin)
Urin (bj, volume, mikroskopik urin)
Biokimia klinis (SGOT, SGPT, bilirubin, kolesterol,
kreatinin)
Kematian
Uji toksisitas khusus
uji mutagenik/karsinogenik :
pengamatan terhadap kemungkinan
terjadinya kanker pada penggunaan
suatu bahan
uji teratogenik :
pengamatan terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan pada janin pada
penggunaan suatu bahan
(penggunaan suatu bahan oleh ibu
hamil)
Kewajiban uji teratogenik
Contoh
Talidomid
Pada ♀ hamil menyebabkan
terhentinya perkembangan
anggota badan janin
Misal:
Lahir tanpa tangan dan kaki
Anggota badan terbentuk
sebagian
Bentuk-bentuk tidak
sempurna dari hidung,
mata, telinga
Jantung dan saluran
pencernaan tidak berfungsi
dengan baik
Uji klinis
Acuan dosis :
berdasarkan uji pra
klinis
Menggunakan
manusia
(sukarelawan)
Diamati oleh para ahli
klinis
Uji klinis
Tahap I :
Pada sukarelawan sehat
Tujuan utama :
Menentukan efektivitas obat dalam
mengurangi dan menghilangkan penyakit
Mencari efek samping dan gejala toksik
yang tidak muncul pada uji dengan
hewan atau pada sukarelawan sehat
Uji klinis
Tahap II (lanjutan)
Tambahan data :
Pola absorpsi obat
Eksresi obat
Tahap III
Dokter-dokter praktek swasta
diikutsertakan bersama-sama
dengan ahli klinis berpengalaman
→ untuk menentukan manfaat obat
baru di kalangan dokter swasta
Dapat melibatkan ribuan pasien
Uji klinis
Tahap III (lanjutan) :
Dokter-dokter praktek swasta yang ikut serta
melaporkan penemuan kepada badan penyelidik
Melaporkan informasi dan evaluasi kepada instansi
pemerintah yang berwenang (Badan POM)
Instansi pemerintah yang berwenang mengevaluasi
dan hasilnya disebarkan kepada dokter-dokter
swasta yang ikut dalam penelitian
Jika data tidak menjamin, uji klinis dapat dihentikan
Jika selama 3 tahap uji, obat cukup aman dan terapi
baik
→ dapat dituliskan surat permohonan registrasi obat
kepada Instansi pemerintah yang berwenang
Uji klinis
Tahap III (lanjutan) :