Vous êtes sur la page 1sur 15

Sindrom Koroner Akut

ABDUL FIKRI
IWAN MAULANA
RAHMAT SAPUTRA JM
Pengertian Sindrom Koroner Akut

Sindrom koroner akut adalah sekumpulan keluhan gejala dan


tanda klinis yang sesuai dengan iskemia miokard akut.
Sindrom koroner akut merupakan suatu spektrum dalam
perjalanan penderita penyakit jantung koroner
(aterosklerosis koroner) dapat berupa: angina pektoris
tidak stabil, infark miokard dengan non-ST elevasi, infark
miokard dengan ST elevasi atau kematian jantung
mendadak.
Manifestasi Klinis
Nyari dada yang menjalar ke bahu adalah salah satu
manifestasi klinis.
Dengan kriteria :
1. Qualitas nyari
 Rasa tertekan/tertindih
 Rasa tidak nyamanan/kesusahan/kegelisahan
 Rasa seperti kesempitan
 Rasa berat
2. Lokasi
Nyeri angina pektoris biasanya pasien tidak mengetahui
letak sumber nyeri (diffuse), dan biasanya letak nyeri
berlokasi di retrosternal, atau di perikardium kiri. Tetapi
nyeri bisa menjalar ke dada, punggung, leher, rahang
bawah atau perut bagian atas. Rasa nyeri biasanya tidak
lebih dari 10 menit.
3. Gejala yang menyertai
 Takikardi
 Diaphoresis
 Rasa mual

Faktor Pencetus Angina


 A. Tekanan emosi
 B. Aktiviti fisikal yang memerlukan bekalan darah yang
lebih ke jantung
 C. Kesejukan atau kepanasan badan yang melampau
 D. Makan terlalu banyak sehingga menyebabkan lebih
banyak darah menuju ke perut bagi membantu
penghadaman
 E. Alkohol
Tabel: Perbedaan antara Unstabel Angina, NSTEMI
& STEMI

Unstable NSTMI STEMI(Myocard


Angina (Myocardial ial infarction)
infarction)
Tipe Gejala Cresendo, istirahat, Rasa tertekan yang Rasa tertekan yang
lama dan nyeri lama dan nyeri
atau onset baru dada dada
Serum Biomarker No iya iya

EGC ST depresi atau ST depresi atau ST-elevasi


gelombang T gelombang T (gelombang Q
invasi invasi later)
Penatalaksanaan

1. Prehospital
 Nilai dan berikan bantuan ABC
 Berikan oksigen, aspirin, nitrogliserin dan morfin jika diperlukan
 Pemeriksaan EKG 12 sadapan dan interpretasi
 Melakukan ceklis terapi fibronolitik
 Menyiapkan pemberitahuan sebelum sampai ke IGD (untuk petugas
ambulans/sebelum sampai rumah sakit
2. Pemberian oksigen dan obat-obatan
Oksigen
 Oksigen diberikan pada semua pasien yang dalam evaluasi SKA.terapi
oksigen mampu mengurangi ST levasi pada infark anterior. Berdasarkan
consensus, dianjurkan memberikan oksigen dalam 6 jam pertama terapi,
pemberian lebih dari 6 jam tidak bermanfaat kecuali pada keadaan1 :
 Pasien dengan nyeri ddada menetap atau berulang atau hemodinamik yang
tidak stabil
 Pasien dengan tanda bendungan paru
 Pasien dengan saturasi oksigen < 90%
3. Ruang gawat darurat
 Segera berikan oksigen 4L/mnt kanul nasal, pertahankan
saturasi O2> 90%
 Berikan aspirin 160-325 mg
 Nitrogliserin sublingual atau semprot atau IV
 Morfin IV jika nyeri dada tidak berkurang
 Monitoring tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
 Pasang jalur IV
 Kaji EKG 12 sadapan
 Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
 Lakukan ceklis terapi fibrinolisis da lihat kontraindikasi
 Lakukan pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan
evaluasi system pembekuan darah
 Foto toraks
4. Penilaian dan tata laksana segera di ruang
IGD
 Segera setelah sampai IGD, untuk pasien yang
dicurigai SKA segera dilakukan evaluasi
 EKG 12 sadapan merupakan informasi penting
dalam keputusan tata laksana pasien dengan nyeri
dada iskemik dan untuk identifikasi SKA STEMI
 Target evaluasi harus difokuskan pada nyeri dada,
tanda dan gejala gagal jantung, riwayat sakit
jantung, factor risiko SKA san gambaran riwayat
untuk pemberian trombolisis
 Untuk pasien SKA STEMI, tujuan reperfusi adalah
pemberian terapi fibrinolisis dalam 30 menit
setelah 30 menit sampai IGD atau PCI dalam 90
5. Penilaian pasien < 10 menit
 Penilaian pasien dalam 10 menit pertama yaitu :
 Cek tanda vital dan evaluasi saturasi oksigen
 Pasang jalur IV
 Kaji EKG 12 sadapan
 Lakukan anamnesa dan pemeriksan fisik
 Ceklis fibrinolitik atau kontrainsikasi
 Pemeriksaan enzim jantung, elektrolit, dan pembekuan
darah
 Pemeriksaan sinar X (<30 menit setalah pasien sampai
IGD). Jangan sampai memperlambat terapi fibrinolisis
untuk SKASTEMI.
Tatalaksana Sebelum di rumah sakit

Berdasarkan triase dari pasien dengan kemungkinan


SKA, langkah yang diambil
pada prinsipnya sebagai berikut :
a. Jika riwayat dan anamnesa curiga adanya
 Berikan asetil salisilat (ASA) 300 mg dikunyah
 Berikan nitrat sublingual
 Rekam EKG 12 sadapan atau kirim ke fasilitas
yang memungkinkan
 Jika mungkin periksa petanda biokimia
b. Jika EKG dan petanda biokimia curiga adanya SKA
 Kirim pasien ke fasilitas kesehatan terdekat
dimana terapi defenitif dapat diberikan
c. Jika EKG dan petanda biokimia tidak pasti akan
SKA
Pasien risiko rendah : dapat dirujuk ke fasilitas
rawat jalan
Pasien risiko tinggi : pasien harus dirawat
Yang harus diperhatikan :
1. Masalah Irama
Tentukan apakah frekuensi cepat atau lambat,
Bradi-takikardia dapat segera diketahui dengan meraba
nadi dan melihat monitor EKG.
2. Masalah Volume
Berikan cairan infus, transfusi darah, atasi penyebab, dan
gunakan vasopresor.
Ada dua macam masalah volume yakni:
1. Hipovolumia absolute
Kekurangan volume sikulasi akibat hilangnya cairan tubuh
misalnya perdarahan, muntah, diare, poliuri, penguapan
berlebihan, atau dehidrasi.
2. Hipovolumia relatif
Volume sirkulasi berkurang relatif, tidak ada kehilangan
cairan namun kapasitas vaskular meningkat sehingga
terjadi hipovolumia (
3. Masalah Pompa
 Bagaimana tekanan darah, Penyebab gagal
pompa harus segera dikenali agar upanya
pengobatan yang tepat, cepat, dan pada saat yang
kritis dapat diberikan.
Pemeriksaan Radiology

EKG (elektrokardiogram)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal
yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung.
Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau
ahli medis untuk menentukan kondisi jantung
dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-hal
seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia,
infark miokard, pembesaran atrium,
hipertrofi ventrikular, dll.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi